Malamnya, konsultasi jurusan Yunani berjalan seperti biasa. Sempat ada kegaduhan dari anak-anak yang memenuhi ruang depan perpustakaan ketika mereka malah menemukan ketiga prefek Romawi di sana dengan tipe wajah yang berbeda-beda ketimbang prefek Yunani yang biasanya akan menyapa dengan tampang ramah walaupun terkesan lelah."Aku dengar soal para prefek bertukar tempat untuk piket konsultasi... jadi itu sungguhan ya, kak... Mars?" tanya salah satu murid Yunani kelas 3 pada yang bertugas menjaga absen kelas 3, Mark Lee. Anak Yunani yang satu itu bisa terlihat sangat jelas memekik pelan ketika dijawab dengan senyuman yang luar biasa hangat dari yang bersangkutan.
"Iya, jadi seminggu sekali kami bakal kelihatan di sekitar sini. Mohon bantuannya ya," katanya. "Oh iya, selama kami di sini, silakan panggil kami dengan gelar Yunani. Kenalkan, aku Ares."
Ah, lucu sekali. Bahkan yang bukan kelas 3 pun jadi ikut masuk antrean karena Mark menawarkan untuk berjabat tangan.
Tapi ya tidak mengherankan sih kalau bahkan ada juga anak kelas 1 yang masuk-masuk ke antrean kelas 3. Toh, banyak juga anak kelas 3 yang tiba-tiba ada di antrean kelas 1.
"Kok namaku tidak ada di absen?" kata salah satu murid pada yang menjaga absen kelas 1, Park Jisung. Sontak Jisung juga dibuat bingung.
"Uh... benarkah? A-aku juga tidak tahu...." Dia terus celingak-celinguk berusaha mendapatkan atensi dari Mark, minta bantuan. Mana dia tahu kalau ternyata ada nama yang tidak lengkap!
"Hehe. Iya, soalnya aku kelas 3. Kamu lucu deh!"
"Hah." Jisung melongo, apalagi ketika anak itu langsung melenggang pergi bersama teman-temannya sambil tertawa-tawa. Jujur, Jisung tidak pernah mengira piket itu bisa seramai ini.
Tapi keramaian itu tidak sedikitpun terlihat dari antrean kelas 2.
"Selanjutnya," kata si penjaga absen kelas 2, Lee Jeno, dengan nada luar biasa datar. Tidak akan ada yang mau berbasa-basi dengannya karena dia sendiri bahkan tidak mau repot-repot bertatap muka -dia terus menerus menundukkan kepala, fokus pada lembaran absen. Jujur saja, dia tidak mengira bakal sepadat ini di Gedung Yunani. Selama dia menjaga piket Romawi, dia hampir selalu bisa menghabiskan lebih dari lima menit untuk bermain hape karena sejarang itu ada yang menggunakan fasilitas konsultasi.
"Selanjutnya. Sebutkan nama dan kelas."
"Huang Renjun."
Untuk pertama kalinya sejak Jeno duduk di sana, dia mengangkat kepalanya. Matanya yang daritadi terlihat mengantuk sekarang terbuka lebar ketika mendapati sosok ketua prefek Yunani di depannya dengan tangan terlipat di dada. Wajahnya... terlihat penuh keluhan.
"Apa? Kenapa melihatku seperti itu? Aku juga mau absen." Renjun mengerutkan alis, berusaha untuk terlihat tidak mengerti kenapa Jeno sekarang malah memelototinya. "Tolong ya, selama di sini, kuminta kamu bersikap ramah walaupun pura-pura. Aku tidak mau dapat laporan murid kelas 2 yang datang konsultasi jadi berkurang karena tidak mau bertatap muka dengan penjaga absennya!"
Jeno terlihat mengusap wajahnya apalagi ketika dia lihat di belakang Renjun ada dua temannya yang sekarang saling menabok satu sama lain dengan tawa tertahan. Hah, Jeno tidak perlu berpikir keras hanya untuk tahu kalau kedua makhluk itu sedang menertawainya.
"Ya, ya. Akan kuusahakan." Dia berkilah sambil membalikkan halamannya ke halaman yang mencantumkan nama Huang Renjun -yang ajaibnya, bisa dia temukan dalam sekali membalik.
"Aku juga mau absen! Na Jaemin!" dia langsung maju ke depan meja absen.
"Oke, oke. Kelas?"
"Wah, kukira kamu sudah tahu kelas kami semua!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Akademi Onct ¦¦ Noren, Markmin, Sungle
Hayran KurguSelamat datang di Akademi Onct, di mana bakat dan gelar sangat menentukan. ~~~ "Sejauh apa yang kamu ketahui soal sekolah ini?" "Bayaran di sini mahal." "...baik. Kurasa kamu tidak tahu banyak soal sekolah ini ya." ~~ Cast: lee haechan, huang renju...