27. kekurangan

3.3K 529 131
                                    

Olympia adalah ajang di mana Romawi dan Yunani, kedua jurusan kebanggaan Akademi Onct menunjukkan kebolehannya di depan masyarakat luar, guna mengenalkan akademi secara lebih mendalam untuk menarik pendaftar. Acara yang bisa dikatakan ritual ini konsep dan segala-galanya diserahkan seutuhnya kepada ketua yang saat itu menjabat.

"Perhatian, semuanya!" seluruh gaduh yang memenuhi ruang serbaguna milik akademi itu seketika lenyap bersamaan dengan terdengarnya satu suara lantang dari pusat ruangan. Sosok tinggi dengan badge berwarna merah terpasang rapi pada seragamnya itu memang dikenal sangat mudah mendapatkan hormat dari seisi sekolah. Satu tangannya terangkat menandakan dia masih belum puas dengan heningnya ruangan. Lebih, dia tidak hanya meminta hening. Dia meminta atensi. "Perhatian!!" teriaknya sekali lagi, tidak peduli pada mikrofon yang sudah disiapkan murid lain khusus untuk hari ini.

Teriakan yang barusan itu membuat hampir semua yang mendengar meneguk ludah. Tak terkecuali orang yang berdiri tak jauh darinya, dia yang mengenakan badge dengan warna berbeda. Badge hijaulah yang dia kenakan. Dalam hati, dia sedikit merasa khawatir apakah perhatian yang sekarang sudah sepenuhnya mereka dapatkan dari seisi ruangan akan berangsur surut begitu dia yang bersuara.

"Terima kasih. Perkenalkan, saya Jupiter dari kelas 2, saat ini menjabat sebagai ketua jurusan Romawi," kata orang itu, lalu dia menoleh ke sebelahnya, pada yang ber-badge hijau. Dia mempersilakan orang itu menyampaikan perkenalan bagiannya.

"...Saya Hera dari kelas 2. Ketua jurusan Yunani."

Jupiter -atau yang akan kita panggil Jeno ini sempat terlihat menunggu Hera, atau Renjun, untuk berkata lebih. Tapi yang dilihat hanya menganggukkan kepala sekali tanda dia memintanya melanjutkan saja. Jeno pun balas menurut, "Hari ini, kalian semua berkumpul atas instruksi dari perkumpulan kami, para prefek akademi, dalam rangka penyampaian hasil rapat perdana yang diadakan pada Jumat pekan lalu mengenai Olympia yang akan diadakan sekurang-kurangnya lima bulan lagi," jelas Jeno dengan suaranya yang tetap sama lantang. "Rapat itu dihadiri oleh seluruh prefek dan ketua kelas ­serta seorang perwakilan kelas baik dari jurusan Romawi maupun Yunani. Sekarang, saya dan Hera selaku ketua dari pengurus inti Olympia yang ditunjuk langsung oleh kepala sekolah, akan memaparkan hasil rapat."

Renjun menelan ludah bersamaan dengan kakinya melangkah mendekat ke mikrofon. Ya, Jeno memang tidak membutuhkan mikrofon, tapi dia berbeda. Dan tidak akan ada yang menyalahkannya untuk itu karena di sana, Jeno-lah yang menjadi pengecualian.

"Jadi, pertama-tama," Renjun membuka pemaparannya. Tatapan matanya dia usahakan untuk tidak terlalu memerhatikan bagaimana seisi ruangan mulai saling menoleh kanan dan kiri lantaran bingung kenapa ada dua ketua untuk acara pengenalan akademi. Biasanya, hanya ada satu ketua umum dan orangnya selalu dari Romawi. "Mungkin senior sekalian sudah mengetahui hal ini, bahwa Olympia beberapa tahun terakhir selalu berupa pertandingan persahabatan antarjurusan... dan Olympia selalu berhasil menarik pengunjung dan pendaftar yang jumlahnya sama sekali tidak sedikit. Akan tetapi, Olympia tahun ini, berdasarkan permintaan khusus dari kepala sekolah, bukan lagi berupa pertandingan, melainkan pertunjukan."

Belum. Belum ada kehebohan yang menyalak dengan Renjun menghentikan kalimatnya. Dia bisa merasakan tatapan khawatir dari pinggir ruangan, tempat para prefek lainnya berdiri. Tatapan dari Chenle, tepatnya. Dia juga terlihat tidak yakin dengan reaksi yang mungkin akan mereka dapatkan jika Renjun sudah melanjutkan.

"Maka dari itu, kami panitia sudah berunding tentang konsep apa yang akan Olympia tahun ini bawakan. Yunani...." Dia tarik napas dalam. "...Yunani akan menampilkan tunggang serasi, sementara Romawi akan membawakan drama. Kita akan bertukar ranah."

Penuh. Penuh! Suara protes antara tidak setuju dan tidak mengerti bercampur jadi satu memenuhi ruangan yang saat ini menampung seluruh murid akademi. Yunani tunggang serasi? Romawi drama? Bertukar ranah? Apa-apaan? Apa yang prefek-prefek ini sebenarnya pikirkan saat mendiskusikan keberlangsungan Olympia, acara yang merupakan keistimewaan akademi dari tahun ke tahun? "Yang benar saja...!! Kerja yang benar, prefek!!"

Akademi Onct ¦¦ Noren, Markmin, SungleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang