22. halusinasi

3.1K 548 31
                                    

Pekan kedua bagi Haechan membuka matanya di asrama Yunani, dan pekan entah keberapa bagi murid Yunani lainnya melakukan hal yang sama. Ya, Haechan, selamat datang kembali di asrama Yunani! Di kamar yang ditempati tiga prefek Yunani dari kelas 1 dan 2!

“Semakin kulihat,” Haechan bergumam di depan cermin panjang yang dipajang menempel pada dinding dekat pintu lemari bajunya, “Warna hijau badge Yunani memang yang paling cocok untukku. Oh, atau mungkin faktor terpenting di sini sebenarnya adalah karena yang sedang dibahas itu… aku? Karena aku ingat, warna merah menyala badge Romawi juga terlihat sangat menawan padaku.”

Chenle yang duduk di ranjang bawah sambil menata rambut itu berbicara dari balik giginya yang rapat. Sengaja, supaya kakak kelasnya ini tidak terlalu mendengar, “Apakah ini efek samping dari seminggu dia bergumul dengan anak-anak Romawi? Ya, pasti begitu….”

“Aku mendengarmu!”

“Wah, kak Haechan kok pagi-pagi sudah halusinasi! Aku ‘kan tidak bicara apa-apa!” Chenle terus tertawa sementara Haechan melanjutkan agendanya bercermin, yang kebiasaannya ini belum terlihat sekali pun dua minggu kemarin di sana. Sehingga kalau Chenle menyebutnya sebagai ‘efek samping asrama Romawi’ pun sebenarnya lumayan masuk akal.

Disusul pintu kamar mandi yang terbuka, memunculkan Jaemin dengan rambut depannya yang dijepit, makin memperlihatkan kerutan pada keningnya, “Kenapa kalian santai sekali… ini hari senin….” Dia tengok kanan dan kiri, mencari sesuatu, atau mungkin lebih tepatnya seseorang. “Di mana Renjun? Bukannya tadi dia menunggu antrean kamar mandi?”

“Kak Jaemin terlalu lama di dalam, jadi dia langsung ke kamar lain saja sambil membawa seragamnya.”

“…terlalu lama… memang selama apa….”

Haechan tersenyum meledek melihat Jaemin seperti tidak terima dibilang ‘terlalu lama’, “Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Sebelum sarapan, harus dikosongkan dulu, ‘kan? Aku juga tadi begitu!”

“Tidak usah dibahas ya, tolong!”

Lalu mereka tertawa lagi. Ya, semenjak Haechan kembali ke asrama Yunani, mereka semua sadari ternyata memang sebesar itu pengaruh Haechan di sana, di kamar itu. Ingat bagaimana Haechan diklaim Renjun selalu membuat keributan tiap pagi? Salah satunya adalah ketika Haechan tiba-tiba tertawa begitu bangun tidur padahal tidak ada yang bisa ditertawakan? Nah, kali ini, Haechan memilih untuk membuat ribut dengan sangat sengaja mengundang tawa dari Chenle dan Jaemin. Terkhususnya adalah Jaemin yang sebelumnya sempat menghilang dari asrama, yang ternyata dia pergi menginap ke rumah temannya yang dekat dari gerbang masuk akademi tanpa bilang-bilang pada siapapun terlebih dahulu.

Dan mungkin kalian bisa bayangkan sesenang apa Chenle saat ini karena sekali lagi, selama seminggu ke depan Haechan akan terus membuat ramai kamarnya ini setelah kemarin-kemarin Haechan harus ‘diculik’ para prefek Romawi yang kata Haechan sebenarnya tidak ikhlas membiarkan dia kembali ke Yunani, yang sebenarnya tidak satupun dari mereka percaya.

“Walaupun mereka semua bersedih aku harus pergi,” cerita Haechan malam sebelumnya, saat Renjun memintanya memberikan kesan terkait bagaimana rasanya menjadi anak Romawi selama seminggu. “Tapi aku yakin, kamu, Jaemin, lalu juga Chenle tentu saja, semua dari kalian teman-temanku di Yunani pasti juga sangat merindukanku! Sedikit kasihan pada prefek-prefek Romawi itu yang kalau sedang di asrama lebih terlihat seperti pelawak, tapi aku tetap lebih memilih pulang ke Yunani! Yeeey!”

Uh… pelawak. Renjun dan Jaemin langsung saling tatap, tidak begitu mengerti di bagian mana yang kira-kira bisa disebut pelawak dari para prefek Romawi yang dikenal angkuh, terutama Lee Jeno si Jupiter. Terlebih lagi, Chenle tertawa keras seperti yang sangat menyetujui benar adanya omongan Haechan.

Akademi Onct ¦¦ Noren, Markmin, SungleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang