00:05

173 7 0
                                    

Pada akhirnya, Zura kembali berterima kasih kepada wanita yang telah mengantarkannya sampai di depan pintu kamar yang tertutup itu. Setelah kepergiannya, gadis itu dilanda kebingungan. Apakah dia harus masuk saat ini juga atau-

"Sayang? Kamu udah lama?"

Zura menoleh ke kanan dan kiri cepat, mencari seseorang yang dipanggil dengan sebutan kesayangan itu. Celakanya, ia tidak menemukan orang lain selain dia. Armand mendatanginya dengan sebuah senyuman yang baru ia lihat selama tiga tahun di UBJ ini. Saat sudah berhadapan, Zura menyodorkan tugasnya, "Pak, ini su-"

Kalimat Zura terpotong saat Armand tiba-tiba memeluknya erat. Sampai, kertas-kertas di tangannya jatuh berhamburan, melayang dan berserakan di sekitar mereka. Jantung gadis itu seakan berhenti berdetak, begitu juga semestanya. Ia kelewat kaget dengan perlakuan asing lelaki tersebut.

"Sekarang, saya benar-benar membutuhkan bantuan kamu. Tolong bantu saya. Sekali ini saja. Ada Ibu saya di dalam, kamu bersikap seperti pacar saya, mengerti?"

...

"Ini Zura, Bu. Pacar Mas."

Mendengar pernyataan itu, setengah mati Zura berusaha tersenyum dengan tulus. Ia menyadari semua ini salah, tapi dia tidak tega menolak permintaan dari dosennya itu. Terlebih lagi saat melihat keadaan wanita setengah baya di hadapannya, dadanya terasa nyeri. Mendadak teringat dengan mendiang Mamanya sebelum meninggalkannya.

Gadis itu menyalaminya, "Zura, Bu."

Ibu Armand menatap anaknya bingung, "beneran pacar kamu, Mas? Kok cantik sekali. Masih sangat muda lagi."

"Mas enggak setua itu, Bu.'

Wanita itu terkekeh, tangan kering itu meraih tangan Zura yang mulai gemetar tidak karuan. "Tenang saja, Nak. Saya gak suka gigit, jangan takut sama calon mertua. Ya, beginilah keadaan Ibu sekarang." Ucapnya, lembut. Diakhiri senyuman yang sangat-sangat tulus.

Sedangkan Zura, ia semakin dibuat cemas saat mendengar kata 'calon mertua' disebutkan. Meskipun demikian, dia berusaha untuk membalas senyuman tadi.

"Sepertinya, Nak Zura sangat baik."

"Iya, baik sekali."

"Jadi, pernikahannya kapan?"

MARRY ME, MAS DOSEN! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang