delapan belas

2.6K 312 82
                                    

Delapan belas

.
.
.

.
.
.


Jimin tidak mengerti harus bagaimana, Jungkook adik bungsunya sedang tidak baik-baik saja, dia memerlukan donor ginjal sementara Jimin tidak dapat menolongnya, ginjal mereka tidak cocok. Begitu pula dengan Ayah dan Ibu mereka, tak satupun diantara mereka yang memiliki kecocokan. Sementara sang kakek tidak dalam kondisi untuk menjadi pendonor. Harapan satu-satunya adalah Taehyung.

Namun semenjak hari itu hingga detik ini enam hari berlalu, Jimin sama sekali tidak melihat wujud adik tengahnya itu. Kemana dia??

Semenjak hari itu juga Ayah dan Ibu jadi sering berdebat. Seperti sekarang keduanya sedang berdebat di lorong rumah sakit di depan ruang rawat Jungkook. Beruntung lantai ruangan mereka khusus VVIP yang hanya sedikit orang yang lewat.

Jimin tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang mereka debatkan namun dengan pasti keduanya sempat menyebut nama Taehyung dengan nada marah. Mungkin ini karena Taehyung? Tapi kemana anak itu sekarang??

Jimin jengah, ia mengambil ponselnya yang ia simpan dalam saku lalu menghubungi nomer adik tengahnya yang sudah nyaris seminggu tidak aktif.

Tuuutttt...

Sambungannya terhubung, membuat Jimin langsung berdiri menunggu sepemilik ponsel mengangkat telepon darinya.

"Ha-"

"Yak!!! Kau dimana sialan??!!!" Terpengaruhi emosi Jimin tanpa sadar membentak tidak memberi kesempatan Taehyung untuk menyapa

"Aku di rumah s--"

"Datang ke rumah sakit sekarang. Aku tunggu di kantin rumah sakit!!"





Anak tengan

Yoongi memasuki sebuah ruangan dengan menenteng tas hitam berisikan beberapa makanan dan buah untuk Taehyung dan Baekhyun. Ketika memasuki ruangan betapa terkejutnya ia melihat Taehyung yang berusaha turun dari ranjang dengan mata basah dan Baekhyun yang mencegahnya untuk turun.

"Ada apa ini???"

"Kak Yoongi!" Baekhyun memanggil berharap Yoongi membantunya untuk menahan Taehyung. Tentu saja Yoongi yang peka dengan segera meletakan tas belanjaan ya di atas sofa ruangan itu, lalu dengan mudahnya mengangkat tubuh lemah Taehyung kedalam gendongannya. Dengan begitu pemuda yang masih berstatus pasien itu tidak dapat kabur, kakinya mengambang di atas lantai karena Yoongi menggendongnya, ingin berontak tenaganya sudah habis terkuras saat ditahan Baekhyun tadi.

"Ada apa denganmu??" Yoongi bertanya cemas, apa lagi ketika ia menyadari infus di tangan anak ini telah dilepas secara paksa, meninggalkan luka gores yang mengalirkan darah segar si punggung tangannya.

"Baeky, panggil kan suster" Baekhyun yang awalnya sempat mematung heran akan sifat Taehyung langsung tersadar dan bergegas menekan Nurs call yang terletak disebelah ranjang.

"Mau bertemu dengan kak Jimin" kata Taehyung

"Untuk apa?"

"Kak Jimin yang meminta"

"Ada perlu apa Jimin dengan mu? Seharusnya dia yang datang kesini bukan sebaliknya" ujar Yoongi.

"Aku tidak tau, tapi kak Jimin seperti marah aku takut dia akan membenciku lagi. Jadi aku harus datang kak"

Yoongi menghela nafas disaat bersamaan seorang perawat masuk bersama Baekhyun. Perawat itu dengan cekatan memasangkan kembali infus di tangan Taehyung, kini bukan lagi tangan kiri tapi di tangan kanan, karena tangan kiri Taehyung sedang terluka akibat ulah ceroboh anak itu.

Anak TengahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang