"Kau sangat berat!" keluh Yibo di sepanjang koridor menuju ruang kesehatan.
Ruangan itu berada 30 meter dari kelas sastra, bayangkan saja si dosen menggendong tubuh Zhan yang beratnya hampir 70kg menggunakan kedua lengannya.
Xiao Zhan memejamkan mata, berusaha menahan tawa. Tidak sampai hati ia menertawakan Yibo di sepanjang jalan. Ia ingin menikmati moment langka yang selalu ada dalam imajinasinya. Ia sering membayangkan pemain role play Tuan Yoon, menggendongnya dan menidurkannya di atas kasur. Maksudku, membaringkannya.
Kata menidurkan ini, terdengar ambigu.
Ruang kesehatan memiliki pintu kaca dengan tulisan dorong. Di dalam lobi, seorang berpakaian serba putih. Menuntun Yibo menuju salah satu kamar yang tersedia.
Seperti yang dibayangkan Zhan. Yibo dengan lembut, membaringkan Zhan di atas ranjang berbalut sprei motif bunga sakura.
"Loh, ini kan ruang pemulihan khusus perempuan?" Yibo baru sadar, dengan segala atribut yang didominasi motif bunga warna merah muda.
Perawat muda itu tersenyum, menampakkan gummy smile-nya.
"Saya pikir dia perempuan," sahutnya masih dengan senyuman."Terserah padamu, aku hanya ingin dia bangun segera. Ada kelas yang harus dia ikuti!"
Si perawat bertubuh pendek, kulit putih seperti kapur barus ditepuki bedak bayi. Memeriksa tubuh Zhan dengan seksama.
Xiao Zhan mulai khawatir, bagaimana jika perawat ini mengetahui jika ia sedang berakting? Zhan memang meminum kopi di meja kerja dosennya. Di dalamnya memang telah dibubuhi serbuk obat tidur, tapi para mahasiswa itu lupa tentang kafein. Kafein adalah zat pengikat, ia akan mengikat molekul atau zat lain untuk ikut serta dengannya. Itu membuat fungsi zat lain berkurang. Sehingga obat tidur yang Zhan minum menimbulkan gejala yang tidak terlalu kentara.
Seperti halnya kita minum obat sakit kepala dan semacamnya, pasti si dokter memperingatkan untuk tidak minum obat itu bersama kopi atau teh. Sebab keduanya memiliki zat pengikat.
Untuk kentang goreg, ya ... itu juga diberi bubuk obat tidur, tapi tahukah kalian jika Zhan hanya menggigit ujungnya. Kemudian meludahkannya ke lantai sambil berpura-pura berjalan sempoyongan. Dan lagi, sangat tidak masuk akal jika obat tidur bereaksi hanya dalam 10 detik. Ini tidak seperti sinetron indonesia dan drama telenovela. Dimana pemerannya langsung tidur, setelah minum obat bius, yang bahkan minuman itu baru saja sampai di tenggorokannya.
Zhan merasakan berat di kelopak matanya. Meski ada kopi yang mengikat zat, tapi ada sisa obat bius di mulutnya yang ikut tertelan dan bereaksi secara lambat. Ya ... mungkin mereka telah menyiapkan obat tidur yang dosisnya lumayan. Sehingga ... Zhan kini benar-benar terpejam.
Wang Yibo menatap wajah Zhan yang terpejam. Mata lentik yang sangat ia ingat, saat berkedip-kedip oleh gairah saat mereka melakukan sex virtual. Apalagi bibir kecil yang menggoda ini, tahi lalat di bawah bibir yang menegaskan identitasnya.
"Sekeras apapun caramu untuk terlihat jelek, kau tetap tak bisa menyembunyikan keindahan wajahmu. Terutama tahi lalat di bibirmu, itu yang selalu menstimulasiku," bisik Yibo di depan wajah Zhan yang tertidur lelap.
Ia tidak kembali ke kelas, memilih menyerahkan tugasnya pada Seokjin. Ia juga sudah melapor pada Joonmyeon untuk menghukum semua mahasiswa di kelasnya. Mereka tidak sekali dua kali melakukan ini pada dosen mereka. Pantaslah di kelas itu mayoritas sudah berumur, usianya sejajar dengan Yibo. Tapi tidak juga lulus dari universitas.
Wang Yibo meminta kapas pada perawat bernama Min Yoongi. Ia mengambil botol kecil di saku celananya. Miccelar water untuk menghapus make up yang bandel. Pelan-pelan tangan Yibo menyapu wajah Zhan yang terpejam menggunakan kapas yang sudah ia bubuhi cairan pembersih make up.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecturer, My Sex Partner (Tamat Di Pdf)
FanfictionXiao Zhan yang lari dari masa lalunya, pindah ke kampus baru yang tertinggal. Di sana ia malah bertemu pemain role player yang sering melakukan vc sex bersama. Namanya Wang Yibo, yang lebih mengejutkan Yibo adalah dosennya. Apakah cinta akan tumbuh...