Dosen Tertampan

3.8K 385 36
                                    

Setelah memperkenalkan diri, dosen tampan rupawan yang membuat beberapa mahasiswa berteriak kyaaaaaaa akhirnya berjalan menuju pintu. Tak menghiraukan dosen lain yang tertidur di dalam kelas dengan suara mendengkur.

Wang Yibo berjalan melewati kelas demi kelas, setiap langkahnya penuh perhitungan. Ia dengan sangat jelas, diberitahu oleh Kim Joonmyeon selaku rektor kampus. Bahwa kelas sastra adalah kelas terbobrok di seluruh kampus. Dengan alasan mengikuti gaya para sastrawan yang eksentrik. Mereka bertingkah unik.

Yibo menggelengkan kepala sebelum memasuki ruangannya. Ruang dosen yang ternyata sesempit tempat pembelian karcis.

Yibo melepaskan jasnya dan menyampirkannya di kursi. Ia melepas satu kancing kemejanya dan duduk di kursi yang hanya ada satu di ruangan itu. Ini adalah ruangan terpengap yang pernah ia huni.

Yibo berpikir sejenak, untuk mengurangi pengapnya ruangan sempit ini. Ia berdiri, dan berjalan ke arah jendela. Membuka kunci jendela dengan niat agar udara dari luar bisa masuk, dan mengurangi kepengapan dalam ruangan 3x3 meter ini.

Yibo tanpa sadar sudah mengundang para pria cobekan yang bertingkah sok perempuan. Mereka yang sudah melihat wajah Wang Yibo, tidak akan pernah selamat dari pesonanya.

Terutama, saat dosen itu membuka jendela, juga membuka kancing kemejanya yang membuat dada bidangnya yang eksotis, erotis, fantastis menjadi konsumsi mata-mata lapar, yang tanpa malu melihatnya ramai-ramai di depan kelas mereka.

Zhan yang selalu ingin tahu tidak bisa diam saja di kursinya. Ia mengikuti teman-teman barunya yang berdesakan di depan kelas dengan kepala miring ke arah selatan, tepat di ruangan dosen baru bernama Wang Yibo.

Zhan sungguh ingin tahu apa yang terjadi, tapi ia tidak berani menyibak kerumunan yang padat di depannya. Ia berusaha berjinjit dengan kepala mendongak semaksimal mungkin. Namun, tak bisa melampaui banyak kepala di depannya yang juga mendongak.

Ish. Zhan mendesis.

Tidak sampai 5 detik, kerumunan mahasiswa itu tiba-tiba lenyap. Seolah dihisap oleh sesuatu tak kasat mata. Mereka dengan kompak kembali ke kelas, meninggalkan Zhan sendirian mematung dengan kaki masih berjinjit dan kepala mendongak ke atas.

"Hei, apa yang kau lakukan di luar kelas, saat jam pelajaran berlangsung. Kau pikir siapa dirimu? Ini bukan kampus yang dibangun oleh kakekmu. Jangan bertingkah seenaknya, jika tak ingin mendapat hukuman dari Madam Seokjin, dengan mencuci piring kotor di kantin selama seminggu!!!!"

Yah, teriakan melengking, cepat, tangkas, dengan percikan ludah seperti gerimis di sore hari. Berasal dari seorang pria berparas manis, tampan dan sedikit menyebalkan. Bernama Kim Seokjin. Dengan profesinya sebagai pembina mahasiswa, ia selalu berkeliling untuk melihat keadaan, dan tak segan melempar omelan dari mulut expressnya dibumbui sedikit percikan ludah yang membuat semua mahasiswanya ngeri. Beruntung ludahnya tidak bau, sehingga Zhan hanya nengusapnya dengan punggung tangan. Lalu menunduk untuk meminta maaf.

"Oh, tidak semudah itu, Ferguso!" teriaknya lagi.

"Katakan dulu, kenapa teman-teman berandalanmu itu berdiri di sini seperti antrian bantuan PKH. Apa yang mereka lihat?"

Zhan semakin menunduk, ia meremas ujung sweaternya.

"Hei, malah diam. Jawab!!!" teriakan Seokjin melengking, membuat burung-burung yang numpang bertengger di atap gedung kampus langsung terbang ketakutan.

"Eh, itu Pak ...."

"Ah ih uh. Bicara yang jelas, ah ih uh. Kayak orang lagi nganu. Opppssss!!!"
Seokjin menutup mulutnya sendiri. Keceplosan rupanya.

"Jika tidak menjawab, kau yang akan dihukum menyikat wc ...."

Dengan cepat Zham menjawab, ia tidak bisa membayangkan dirinya menyikat wc di hari pertamanya di kampus baru.

My Lecturer, My Sex Partner (Tamat Di Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang