Part Nc

3.3K 236 26
                                    

Jangan terlalu berharap, dan jangan berimajinasi terlalu tinggi. Itulah mungkin yang harus jadi pertimbangan Zhan dari awal.

Setelah melewati lift hingga ke lantai 12, dan masuk ke kamar super mewah yang dipesan dosennya. Zhan tidak mengalami apa-apa. Maksudnya, tidak sesuatu iya-iya yang terjadi padanya.
Yibo masuk ke kamar, melepas sepatu lalu melompat ke kasur. Tidur miring membelakangi Zhan.

"Mr. Wang, kau menyewa kamar semahal ini hanya untuk tidur?" Zhan mencolek punggung Yibo ragu-ragu, takut jika pertanyaan itu membuat Yibo marah.

"Memang apa lagi jika bukan untuk tidur?" Yibo tidak merubah posisi, masih membelakangi Zhan yang terpapar rasa kecewa. Terlalu berekspetasi tinggi memang tak baik untuk jantungnya.

"Baiklah, saya juga mau tidur."
Zhan menarik selimut putih tebal itu, menyerah. Berusaha memejamkan mata, dan masuk ke gerbang mimpinya.
Tapi Zhan belum bisa terlelap.

Perasaannya tidak tenang, entah apa sebabnya. Ia meremas-remas ujung selimut. Sambil menggigit bibirnya sendiri. Ia sudah memikirkan banyak adegan romantis dan panas yang akan ia lalui malam ini. Namun, yang ia dapat hanyalah suara dengkuran Wang Yibo yang membuat ia kesal, dan merutuk dosen muda itu dengan banyak umpatan dalam hatinya.

Sudah kepalang tanggung. Zhan sudah terbangun. Seperti mesin yang sudah dipanaskan dan siap dipergunakan. Melihat lawan tandingnya terpejam, Zhan berinisiatif untuk bekerja sendiri di kamar mandi. Berkat sebuah link yang dikirim Jimin tentang tutorial  self onani. Zhan pun siap mempraktekkannya malam ini.

Ia berjalan pelan ke kamar mandi, tidak menyalakan lampu agar tidak menarik perhatian Yibo yang sedang tidur. Ia membuka kunci ponselnya, lalu mengklik link yang sudah ia simpan sebelumnya.

Zhan memang sudah sering beronani saat melakukan sex virtual bersama Wang Yibo. Namun, melakukan sendiri ini adalah yang pertama kali dan sedikit sulit baginya. Ia terbiasa dibantu dengan kalimat kotor yang dilempar Yibo, pujian vulgar lengkap dengan suara berat khas Wang yang terus menggeram seolah menikmati permainan Zhan.

Dalam video yang Zhan tonton. Seorang pria berkulit putih menunjukkan miliknya yang tegang dan mengurutnya dari ujung hingga ke pangkal. Mendesah kacau dengan kegilaannya sendiri, tapi Zhan belum bisa ereksi. Tontonan itu tidak membantu. Ia butuh sesuatu yang lebih. Wang Yibo misalnya.

Zhan kini tak lagi berfokus pada tayangan di ponselnya yang ia letakkan di dekat kaca. Ia lebih suka memejamkan mata, dan membiarkan fantasi yang membimbingnya.

Zhan membayangkan wajah Wang Yibo. Matanya yang tadi menatap Zhan dengan lapar. Bibirnya yang merah dan tebal. Kecupannya yang ringan, dan lidahnya yang basah menjelajahi leher dan dadanya. Tangan Yibo dibawa oleh imajinasi Zhan menuju tempat terlarang. Di antara 2 paha Zhan yang tanpa sadar membuka diri.

Zhan membayangkan kepala Yibo berada di antara kedua kakinya. Menyeringai, saat melihat milik Zhan sudah berdiri. Tangan nakal Yibo mengelus paha dalam Zhan dengan gerakan sensual. Meniup-niup rambut pirang Zhan yang keriting dan tebal.

"Ah ...." Zhan melenguh. Meresapi imajinasi, di kala Yibo membuka paha Zhan untuk melihat kerutan di bawah bola kembarnya.

"Butuh bantuan di sini?" Yibo menunjuk kerutan merah muda, yang mekar hanya karena ucapan nakal pemuda Wang itu.

"I-iya." Zhan memohon dengan pasrah. Membiarkan jari telunjuk Yibo berusaha melewati lubangnya.

"Oh ...." Zhan mendesah. Rasanya ini seperti imajinasi yang nyata. Lubang Zhan terasa gatal sekali ingin dipenuhi. Maka ia membayangkan dua jari Yibo masuk ke dalam lubangnya.

Memutar-mutar di sana.
Ia pun mendesah lagi, dengan kalimat yang lebih panjang.

"Ah ... Mr. Yoon!!"
Zhan diperdaya imajinasinya sendiri.

My Lecturer, My Sex Partner (Tamat Di Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang