Hukuman Pertama

3.1K 305 21
                                    

Wang Yibo bukanlah orang sembarangan. Ia baru saja kembali setelah menyelesaikan S1-nya di Oxford University, London dengan gemilang, di usia yang begitu muda.

Ia harusnya mulai belajar menerapkan ilmunya di bidang manajemen bisnis. Menggantikan posisi kakeknya di perusahaan sebagai direktur utama.
Aish, sayang sekali. Wang yang sudah tak memiliki orang tua ini, justru terjebak pada fantasinya tentang sosok Na Kyum di dunia nyata. Membuatnya memilih menjadi dosen di sebuah kampus yang tidak bisa dikategorikan bagus.

Meja makan panjang berisi banyak makanan mewah, menjadi pemandangan yang langka. Sebab kedatangan Wang Yibo ruang makan ini sedikit hidup.

Biasanya Tuan Wang Qiren hanya makan seorang diri. Malam ini di ruangan itu, selain keberadaan cucu kesayangannya. Kedatangan puteri bungsu dan suaminya ikut serta meramaikan suasana.

Tidak juga sih, tidak ada keramaian di meja makan. Kecuali dentingan garpu dan pisau yang beradu dengan piring.

"Bagaimana tadi sore?" Irene membuka percakapan. Ia bertanya pada suaminya yang sedang makan dengan tenang.

"Hei, aku bicara padamu, Joon!"

Joonmyeon tidak menoleh, ia menghentikan kunyahannya, dan dengan suara tegas namun lembut, ia berkata, "Tidak baik bicara sambil makan."

"Ish, kau tidak seru!" Irene mencibirkan wajahnya pada Joonmyeon.

Wang Yibo tersenyum kecil melihat interaksi keduanya. Irene tidak puas dengan reaksi Joon, jadi ia mulai tergelitik untuk bertanya pada Yibo perihal mahasiswa baru yang sudah mencuri ciumannya.

"Dia manis tidak? Aku sangat berharap dia seorang perempuan."

Qiren meletakkan gelas yang sudah hampir mencapai bibirnya.

"Siapa yang sedang kalian bicarakan?"
Irene menoleh, mata Qiren menatapnya tajam. Irene malah melirik Yibo yang terlihat santai.

"Di-dia ...." Irene tidak tahu harus menjawab apa. Kakeknya ini tentu tak akan menerima jika cucu kesayangannya bucin gila pada pemuda biasa.

Lidah Irene mendadak kelu, itu digunakan oleh Joonmyeon untuk mengalihkan pembicaraan.

"Sayang, tolong ambilkan minum untukku!"

Namun, itu tak berhasil. Setelah Irene lepas dari pertanyaan Qiren. Kini giliran Yibo yang dituding pertanyaan yang sama. Dengan santai, tanpa beban Yibo menjawab, "Dia calon menantu di rumah ini."

Joonmyeon tersedak minuman, dan Qiren menjatuhkan sendoknya ke lantai.

.
.

Ini pertama kali Xiao Zhan tidur di ranjang di kamar asramanya. Bersama ketiga temannya yang tak henti menertawakan Zhan beserta hukuman yang ia dapat.

Mereka menyebut itu hukuman yang sangat konyol dan tidak manusiawi. Dekan Joonmyeon benar-benar membuat Zhan seperti seorang pelayan bagi Dosen Wang yang agung.

"Kau harus tidur lebih awal malam ini, sebab besok banyak tugas menunggumu!" komentar Jimin yang disambut ledakan tawa dari Chanyeol dan Baekhyun.

"Oh iya, aku ada ide bagus untuk membalas dosen Wang itu!" Chanyeol tiba-tiba berbicara dengan wajah serius.

"Tidak lagi, Chan. Rencanamu lebih sering gagal dan kita yang malah kena batunya," gerutu Jimin.

"Jangan langsung menilai seperti itu, kenapa tak dengarkan dulu apa kata Chan?" ucap Baekhyun membela kekasihnya.

Akhirnya mereka bertiga saling adu pendapat layaknya debat calon pejabat, tanpa melibatkan Zhan di dalamnya. Zhan sudah tak peduli apa yang mereka bicarakan. Malam ini, ia hanya butuh ketenangan. Mematikan daya ponsel, lalu berbaring terlentang.

My Lecturer, My Sex Partner (Tamat Di Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang