04

9.6K 466 2
                                    

Masih di kamar Gian....

"Huhhh... mulai sekarang Gian panggil nya mommy yah? maafkan momi yah? Mungkin dulu Mommy hilaf, Gian mau kan maaf kan mommy?" Ucap Griel dengan wajah memelas.

"Ngakk, Mom gak salah sehalusnya Gian waktu itu ngelti suasana hati Mom"ucap nya sambil mengubah duduk nya untuk bisa menghadap ke beradaan Griel.

"Enggak itu bukan salah Gian itu salah Mom, maaf yah? maaf" sambil meneteskan air mata nya.

"No Mom,jangan nangis, Gian maafin ko" sambil mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata Mom nya.

"Anjrit anak baik dan segemes Gian disia-sia in, Awas ajah kalau ketemu habis kau Gabriel di tangga ku"

"Makasih yah sayang" setelah ucapan itu keluar dari mulut Griel, ia dan Gian pun berpelukan sampai Gian tertidur di pelukan nya, niat ingin menanyakan mengapa ia menangis ehh Anak nya dah tidur.

Setelah menidurkan dan keluar dari kamar Gian ia pun pergi menuju taman belakang, disana terdapat rumput hijau yang sangat indah siapapun yang melihatnya akan merasa tak tega menginjak nya.

Dan disana juga terdapat satu kursi kira-kira muat lah untuk dua orang dewasa, dan terdapat 2 pohon entah pohon apa tapi pohon itu Sama-sama besar dan berdaun lebat dan hijau.

Griel pun duduk di kursi taman sambil menutup mata menghirup udara segar dan sunyi terasa nyaman baginya.

            Di Negara C

Diruangan yang berdominasi warna hitam putih terdapat seorang pria yang terlihat muda gagah, rahang yang tegas ahhh pokonya bak seperti dewa Yunani.

Ia adalah Gibran zaxander, yang saat ini sedang duduk di kursi hitam miliknya dengan kedua tangan yang di satukan.

"Permisi tuan" ucap seorang lelaki Yang menjabat sebagai sekretaris plus sahabat dari SMP, bernama Dion.

"Sudah ku bilang jangan formal ketika kita sedang berdua, Ada apa?" Ucap Gibran melirik Dion dengan wajah andalannya dingin plus cuek.

"Aku dapat kabar dari massion mu, bahwa nyonya Gabriel, istri kamu sudah sadar dan dia amesia, ini surat dari dokter nya"ucap Dion sambil memberikan notebook nya.

"Aku sedikit ragu, tapi bagaimana pun dia jatuh dari lantai 2 kelantai 1"gumamnya sambil melihat notebook.

"Bagaimana dengan putra bungsu ku?" Tanya nya pada Dion.

"Kata sekretaris Rose, tuan muda kedua tidak mau minum susu baik itu dari pemberi asi ataupun susu khusus bayi terbaik, dan tuan muda kedua terus menangis dan tubuhnya panas kata dokter tuan muda kedua harus segera diberi asupan dokter pun sudah menyerah, tak ada cara lain lagi Gibran hanya Gabriel satu satunya orang yang bisa membuat tuan muda kedua sembuh" ucap Dion panjang lebar.

"Uhh baiklah, katakan besok kita akan pulang, dan kalau Gabriel tidak mau maka aku akan memaksa nya meskipun harus dengan cara kotor" ucap Gibran dengan tatapan mata tajam.

"Aku mendukungmu bro, kalau begitu aku keluar dulu untuk menyuruh bodyguard menjemput Rose di RS" setelah mengatakan itu ia pun keluar dari ruangan Gibran.

Gibran pun melanjutkan pekerjaannya yaitu melihat dokumen².

Anak kedua Gibran nama nyah Gion dari istri kedua nya yaitu Gabriel, ia berumur hampir 8 bulan, ia kenegara C untuk mencari obat yang bisa  membuat anak nya sehat tapi tak menyangka bahwa obat yang sebenarnya sangat di butuhkan tuan muda kedua adalah asi dari ibu nya Gabriel.

Kenapa tidak dinegara nya? Jawaban nya adalah sudah, ia sudah mencoba pengobati, mencari asi yang diinginkan anak nya tapi anak nya tidak mau malah di muntah kan.

transmigration to mother in novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang