10 ♥️

9.3K 423 3
                                    

"ngapain?" Tanya Griel yang masih bingung 'apa yang akan dia lakukan?' pikir nya.

Tanpa menjawab pertanyaan Griel, Gibran pun menancap kan dan menyalakan nya alat tersebut.
(Maaf author lupa nama alat nya)

"Kamu beri dia asi saya akan mengeringkan rambut mu"ucap Gibran naik keranjang lalu menghadap ke arah punggung Griel dengan alat pengering rambut yang sudah menyala.

Griel tak menjawab ia pun melihat kearah Gion dan tanpa merasa malu Griel pun mengeluarkan benda kenyal putih miliki nya yang diinginkan oleh putranya.

Gibran yang melihat itu wajah dan telinga nya jadi memerah bersamaan dengan itu ia pun menelan ludah nya sendiri.

"Shitt... bodoh nya aku malah ingin mengeringkan rambutnya, dan Tanpa malu dia memperlihatkan benda itu pada ku? Dasar Griel pengoda tapi aku tidak akan tergoda dengan itu" batin Gibran yang wajah dan telinga nya masih memerah tapi tangan nya tetap bergerak untuk mengeringkan rambut Griel.

Griel pun mendongak, dapat ia lihat wajah suaminya dengan jelas.

Gibran yang melihat istri nya melihat dirinya pun mengangkat satu alis isyarat bertanya 'apa?'

"Mau?"tanya Griel membuat Gibran bingung 'apa maksudnya' batinnya.

Melihat kebingungan Gibran membuat Griel terkekeh dan ia melirik mata Gibran lalu kearah Gion yang sedang mengisap ASI nya da melirik lagi ke Gibran.

Gibran membulat kan matanya, ia tak sebodoh itu ia mengerti maksud dari lirikan mata Griel.

Gibran segera mematikan alat pengering rambut lalu berkata "jangan menggoda saya, karena saya tak akan mempan dengan godaan mu itu" setelah mengucapkan itu ia pun beranjak dari ranjang dan melangkah pergi dari kamar Griel dengan wajah dan telinga memerah.

Griel yang melihat wajah dan telinga memerah Gibran hanya terkekeh "xixixi sayang lihat Dady kamu itu sangat lucu kalau malu" ucap Griel pada sang anak.

Meskipun kini putra nya menutup mata tapi ia masih menghisap ASI nya.

Kamar Gibran...

Brakk..
Suara pintu yang di banting keras
"Shiitt...dasar wanita penggoda, membuat pikiran ku  di penuhi oleh wanita itu" teriak frustasi Gibran.

"Huff oke tenang Gibran, sekarang mandi terus kerja, maka aku tidak akan memikirkan nya lagi" lanjut nya untuk menenangkan kan dirinya

              Ruang Makan
Kini Griel dan Gian sedang duduk di kursi menunggu sang pemimpi keluarga, siapa lagi kalau bukan Gibran.

"Mom, Dady mana sih? Gian laper nih" ucap Gian dengan wajah lesu sambil mengusap perut kecil nya.

"Yaudah Gian makan dulu aja" jawab Griel sambil mengusap kepala anaknya.

"Ngakk, Gian mau makan sama Dady and Mom, Udah lama Gian nggak pernah makan bareng sama Dady" ujar nya lagi.

"Kalau gitu Mom jemput dulu Dady yah?" Ucap Griel yang diangguki oleh Gian.

Bi Ijah yang mendengar bahwa nyonya akan menjemput tuanya ia pun mengajukan diri

"Nyonya saya saja yang memanggil tuan"Ucap sopan bi Ijah

"Ngak usah bi, udah bibi jaga ajah Gian"ujar sopan Griel tanpa menunggu balasan dari bi Ijah Griel pun melangkah menuju ke kamar Gibran.

Baru saja selesai menaiki lantai 2 Griel berpapasan dengan Leon  yang akan menuruni tangga entah dari mana ia.

"Mau kemana nyonya Gibran?" Sapa nya sambil tersenyum.

"Hahaha jangan panggil aku seperti itu, panggil saja Griel  dokter Leon"ucap Griel tersenyum ramah membuat Leon agak terkejut tapi dengan cepat ia pun sadar kembali dan menerima pakta bahwa wanita di hadapan nya itu sedang amnesia.

"Ohh baiklah, kalau begitu mau kemana Griel"

"Aku mau ke kamarnya Gibran mengajak nya untuk makan malam bersama soalnya Gian sudah lapar aku suruh dia makan duluan tapi dia tidak mau kata nya ingin makan bersama Dady nya"

"Ohh, kalau begitu biar aku saja yang mengajak nya, kan ku pastikan dia datang"

"Apa tidak merepotkan mu?"

"Tidak, tidak sama sekali"

"Baiklah kalau begitu aku minta tolong pada mu dan sekalian kita makan bersama juga"

"Baiklah"

Setelah percakapan selesai Griel turun kebawah lagi, sedang kan Leon ia pergi untuk mengajak Gibran makan malam.

transmigration to mother in novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang