Hai... haiiiiii... ketemu lagi sama Luna si Imut sejagad raya alam semesta... hihihihi terusin ya.
Author Pov
Pagi itu Luna tidak ada kuliah, jam kosong kaya gini biasanya ia manfaatkan untuk mencari Mimi, karena sampai hari ini pun ia masih belum menyerah untuk mencari Mimi, pacarnya yang sombong itu. Kembali Luna melangkah menuju gedung Teknik Arsitek, dia masih setia mencari teman-teman Mimi untuk di introgasi satu-persatu, namun nihil, nggak ada seorang pun yang tau atau mau memberikan info. Semua informasi sama. Mimi tiba-tiba tidak masuk kuliah dan menghilang begitu saja. Bukan cuma mencari info ke semua teman Mimi, tapi Luna pun mencari info ke bagian kemahasiswaan, ya siapa tau kan ada informasi cuma ya nihil.
Luna berjalan lunglai menuju pinggir danau tempat dia melamun beristirahat dan menangis jika sedang galau. Intermezzo aja di kampus Luna itu banyak danau yang serem tapi entah mengapa itu anak dodol malah doyan banget nongki di situ. Mungkin dengan duduk di tepi danau bisa membuat hati Luna sedikit lebih baik. Luna duduk melamun terbayang kembali sosok Mimi ketika pertamakali kenal yang dengan sombongnya dia membully Luna karena timbul perasaan suka pada pandangan pertama, dan akhirnya menjadi pacar Luna.
Tak terasa air mata Luna dengan tanpa permisi mengalir membasahi pipinya. tanpa Luna sadari ada seseorang yang berjalan mendekat.
"Sorry, boleh gue ikut duduk di sini?"
Luna terkejut dan melihat ke arah sosok yang datang bahkan sempet-sempetnya Luna mengira kalau itu suara penampakan penunggu danau.
"Loh, lu nangis?? Kenapa? Sorry... sorry... gue ganggu." Pemilik suara itu tercengang melihat air muka Luna yang telah bercucuran air mata.
"Eh maaf-maaf... iya-iya boleh." Luna salah tingkah dan malu.
"Boleh sekalian kenalan?"
Luna terdiam, terpaku melihat sosok yang ada di depannya.
"Ya kalo lu keberatan nggak apa-apa sih, gue cuma mau numpang duduk aja di sini."
"Eh iya maaf-maaf boleh kok, nama aku Luna." Sembari menyodorkan tangannya.
"Nama gue Nissa, lu anak fakultas mana?"
"Luna anak teknik Industri Kak, kalo Kakak?"
"Oh anak industri, gue anak desain. Lu anak baru ya?"
"Iya Kak, Luna baru masuk."
"Ooohhhh."
Suasana menjadi hening, Luna kembali memandang jauh ke arah danau sedangkan Nissa secara diam-diam terus memperhatikan Luna.
"Lu lagi sedih Luna?"
"Eh nggak Kak, Luna nggak apa-apa," elak Luna terpaksa cengengesan.
"Oh, tapi kok lu kayaknya nangis ya? Ada masalah? Lu nggak betah kuliah apa gimana?" Nissa menghujani Luna dengan pertanyaan yang uh Nissa kepo ya.
"Nggak kok, nggak apa-apa," balas Luna.
"Kalo lu lagi ada masalah nggak ada salahnya lu berbagi kan, siapa tau gue bisa bantu."
"Nggak Kak, nggak ada."
"Masa? Cerita aja sama gue, lu malu karena kita baru kenal ya?"
"Ini orang tingkat keponya tinggi banget dah, orang lagi sedih juga," batin Luna.
"Bukan begitu Kak tapi...."
"Udah cerita aja sih, siapa tau gue bisa bantu," paksa Nissa. Duuhhhhh author suka serba salah kalo ada yang kaya gini.
"Luna lagi cari seseorang, dulu dia deket banget sama Luna, tapi dia pergi nggak tau kemana."
"Lu nggak lapor polisi aja? Bikin laporan orang hilang gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sianin
No Ficción*** SEQUEL dari cerita sebelumnya 《Origami Alfiolita》 Setelah kehilangan Mimi, kehidupan Luna yang awalnya bahagia menjadi terpuruk dan gampang depresi, walaupun tetes air matanya hampir raib, Luna masih bertekad mencari pujaan hatinya yang tidak...