Siang hari yang tampak cerah, beberapa burung terlihat berterbangan di atas langit tanpa ujung.
Saling mencuit kecil seakan tengah bertukar sapa dengan burung lainnya.Di balkon sebuah rumah yang cukup besar dengan 2 tingkat, terdapat seorang pemuda tampan sekaligus manis tengah asik bertukar telpon dengan sang kekasih.
Pemuda tersebut bernama Park Sunoo.
Seorang pemuda usia 17 th pemilik surai pink cerah yang tampak lembut, juga sepasang mata tajam serupa rubah.Banyak orang akan setuju jika Sunoo merupakan anak yang manis, jika hanya melihat dari penampilannya juga perawakannya yang kecil.
Namun siapa sangka jika si pemuda manis tersebut memiliki jiwa bebas yang tak terbantahkan.Dirinya sering kali membantah perintah kedua orang tuanya.
Pergi ke club meskipun belum cukup umur, minum minuman keras, merokok, dan sering kali ia mencoba kabur dengan kekasihnya yang merupakan teman sekolahnya.Membuat kedua orang tuanya, terutama sang ibu sangat khawatir.
"Bye sayang" sapa nyonya Park dari dalam mobil kepada suaminya yang terlihat tengah merapikan tanaman hias di depan pekarangan rumah.
Park Sunghoon, hanya mengangguk sembari melambaikan tangan merespon kepergian sang istri. Lalu kembali melanjutkan kegiatannya merapikan tanaman.
Namun tak lama dari itu Sunghoon tampak menengok kearah Sunoo yang masih asik berceloteh dalam sambungan telpon.
"Sunoo, aku butuh bantuanmu disini" ucap Sunghoon sedikit berteriak karna jarak yang cukup jauh.
Sunoo yang mendengarnya lantas berpamitan pada kekasihnya, dan berpesan akan menelpon kembali setelah urusannya selesai.
Sunoo mendekat, menelisik ke sebuah kotak kayu berukuran besar di samping ayahnya.
"Tolong bantu aku membawa ini ke ruang bawah"
Dengan sigap Sunoo meraih kedua ujung kotak lalu mulai berjalan menuju ruangan yang ayahnya maksud.
Setelah berada di ruang bawah, Sunoo dan sang ayah meletakkan kotak tersebut.
Ia hendak kembali ke atas, namun urung ketika ayahnya kembali bersuara bahwa bukan disini tempat yang di maksud.
Sunoo mengerutkan dahi tatkala melihat ayahnya menggeser sebuah rak buku besar dengan mudah.
Dirinya di buat bingung setelahnya.
Ia baru mengetahui jika di balik rak tersebut terdapat sebuah pintu besi.Sunghoon kembali memerintah Sunoo agar membantunya membawa kotak tadi memasuki pintu dibalik rak.
Setelah selesai dengan urusan kotak tersebut, Sunoo terlihat memindai sekeliling ruangan bawah tanah yang baru saja ia jejaki.
Ruangan tersebut terbilang luas, terdapat beberapa sekat serta sebuah meja lengkap dengan kursi. Sebuah wastafel, dan kamar mandi.
"Aku baru tahu ada tempat ini di rumah" ujar Sunoo
"Penyewa lama yang membuat ini, ayah tinggal memperbaiki sedikit" jawab Sunghoon seraya berkacak pinggang memperhatikan Sunoo.
"Disini sedikit tidak nyaman, tidak ada jendela"
Sunoo berjalan sedikit ke pojok ruangan berniat mengamati lebih.
"Tidak masalah, karna hanya kau yang akan tinggal"
Sunoo menoleh reflek sebagai respon atas ucapan tersebut, kembali berbalik mendekati keberadaan sang ayah.
"What do you mean?"
"I mean, if you become a good boy. Then I won't act like this" balas Sunghoon sembari menyunggingkan smirk di akhir kata.
Sunoo tampak sedikit panik akan sikap ayahnya. Ia hanya diam mematung di tempatnya.
"Dad?" Ucapnya ragu ragu. Tangannya mengepal gelisah. Berbagai pikiran buruk tiba tiba terlintas di otaknya.
"Yes baby?" Kemudian di usapnya pelan rambut milik darah dagingnya itu.
"You won't do it right?" Ditatapnya penuh harap kedua hazel milik Sunghoon.
"Yes, i do" setelah itu Sunghoon segera beringsut keluar ruangan, lalu mengunci pintunya dari luar.
Meninggalkan Sunoo seorang diri yang mulai berteriak panik minta di keluarkan dari sana.
Namun Sunghoon hanya melihat dari balik pintu yang terdapat sekotak kaca tembus pandang.Si surai pink kalang kabut, ia terus menggedor satu satunya pintu disana.
Berteriak keras agar ayahnya membiarkannya keluar. Tapi tidak ada hal yang di lakukan Sunghoon selain berdiri mengamati tingkah Sunoo.Sunoo curiga, dihampirinya kotak besar tadi lalu di bukanya asal.
Dirinya semakin panik ketika menyadari bahwa di dalam kotak tersebut terdapat tas berisi beberapa pakaian miliknya, selimut, handuk, peralatan mandi, serta sebuah senter.Dihampirinya kembali pintu tersebut, terus berusaha menggedornya hingga kedua tangannya memerah. Ia lalu mendekati saluran udara di bagian bawah pojok ruangan sejajar pintu.
Berteriak semakin keras memanggil sang ibu, berniat meminta pertolongan.Diluar sana Sunghoon hendak naik ke atas, tetapi suara Sunoo berhasil tembus keluar.
Dengan segera ia meraih selimut tebal lalu menutup saluran udara di bawah tangga, agar suara anaknya teredam.Setelahnya baru ia naik setelah mematikan lampu ruangan tempat Sunoo berada.
Sunoo terkejut, diraihnya senter di dalam kotak dengan tangan gemetar.
Ia amat sangat takut, dirinya duduk meringkuk menyembunyikan tangisnya.Tes ombak dulu ygy, kalo responnya bagus bakal dilanjut 👍
Selamat membaca~~~

KAMU SEDANG MEMBACA
Man in the basemant [HIATUS]
Fiksyen PeminatSunoo, remaja 17 tahun yang menghabiskan beberapa tahun hidupya dalam ruangan bawah tanah WARNING! -B×B area -Incest story -MPREG -Lil smut 18+ -Age gap -Angst/? Note: cerita sedang break sementara, tapi bakal tetep lanjut setelah saya menemukan moo...