.
.
.
Pukul 10 pagi Blackpink member bersiap pergi ke sebuah studio tidak jauh dari YG building. Mereka naik ke mobil dan Rose duduk bersama Jennie di kursi belakang. Mino masih mencari cara untuk bisa membuat Rose jatuh cinta kepadanya, tapi Rose sendiri lebih senang bersama Jennie saat itu. Mino jadi tidak bersemangat. Ia tidak mau lagi melihat ke belakang di mana Jennie sedang mengobrol dan berbisik di sebelah telinga Rose.“sial.. kalau dia tidak berada disampingku, mana bisa aku mendekatinya? apa karena ungkapan hatiku kemarin, Chaeyoung jadi menjauh dariku??”
Sementara Jennie memang telah meyakini dirinya untuk membuat Rose menyukainya juga, lebih dari sekedar sahabat.
Setelah mandi selesai ia bertemu kembali dengan Rose yang tengah sarapan.
“hei Jen, breakfast??”
Rose tersenyum seperti biasa dengan rambut yang setengah basah. Jennie tidak bisa tidak membalas senyuman Rose. Ia duduk di sebelah Rose dan melingkarkan tangan pada lengan Rose. Sambil menyendok makanan ke dalam mulut. Rose tertawa karena Jennie kesusahan sendiri tapi tidak mau melepas tangan dari Rose.
Jennie selesai makan dan mulai menciumi lengan Rose.“uh harumnya,”
“oh parfumnya jadi??” tanya Rose yang baru ingat kalau Jennie menginginkan parfumnya semalam.
“tidak perlu lah, kalau dipikir-pikir lebih baik aku menempel padamu sampai wanginya pindah ke tubuhku, bagaimana??”
Jennie masih mengeluskan pipi dan wajahnya di lengan Rose seperti seekor kucing yang minta dibelai.
“hmm, nice idea.”
Rose tertawa sambil mengacak rambut Jennie. Jennie menengadah dan menemukan wajah cantik berseri Rose di hadapannya.
Rose menatapnya balik. Entah hanya perasaan Jennie atau bukan, tapi Rose juga tidak bisa memalingkan pandangannya dari Jennie. Jennie ingin sekali mendaratkan ciuman pada bibir Rose saat itu juga, tetapi seseorang mengganggu momen indah tersebut.
"ciuman! ayo ciuman.!" goda sang maknae sambil lewat membawa cemilan. Rose auto mengedarkan pandangan kemana saja. Sementara Jennie hanya nyengir malu-malu.
“hehe maaf ya..” kata Rose yang mungkin sudah membuat Jennie malu diledek oleh Lisa.
“untuk apa minta maaf??” sahut Jennie sambil tertawa.Kemudian keduanya membubarkan diri untuk bersiap-siap pergi.
“aku menyukainya,, sangat suka…” celoteh Jennie yang sudah mengakui perasaannya sendiri.
-
-
-“waw Jennie Kim, kau gahar sekali..”
Lisa berkomentar pada riasan wajah Jennie saat itu. Eye shadow hitam menghiasi kelopak mata dan eyelinernya membuat mata tajam nan sexy milik Jennie semakin mematikan. Jennie hanya tersenyum singkat, ia melihat pantulan dirinya di cermin dan menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Song For Us
FanfictionSetelah sekian tahun berlalu, mengapa aku baru menyadari bahwa ini bukan hanya sebuah kekaguman belaka. Tapi mengapa harus dengannya. My leader, my guitaris, si jenius Park Roseanne yang super perfectionist. Apa mau dikata, kalau sudah naksir memang...