Part 10

558 56 6
                                    

.
.
.

"Rojeee yaaa…!!!!"
terdengar suara sayup-sayup Jisoo.

Rose mendorong Jennie yang sudah berbalik menindihnya.

"fck Jen, itu Jisoo.."

"biarkan saja.."

"t-tidak bisaaaa.."

"lalu?? udahan nih??"

Dalam tubrukan Jennie, Rose berusaha mencari-cari dimana kaosnya berada.

"... perhaps …"

"ughh,, tanggung ah.."

Jennie menunduk dan mencium Rose kembali. Rose sekuat tenaga menahan Jennie tapi itu terlalu nikmat untuk dihentikan. Sampai suara ketukan pintu terdengar.

"Jennie?? Chaeyoung?? kalian di dalam??"

"Jen, kita bisa lakukan lain kali.." bisik Rose pada Jennie yang masih saja menciumi pundak dan leher Rose.

"Jen~~ ughh…"


"Jenn???? Rojee??! kenapa dikunci sih?? kalian di dalam kan???"


"Jen, come on…"

"Okay okay fine…!!"

"ssstttt.. Jisoo bisa dengar.."

Jennie cemberut sambil memakai kembali kemejanya. Rose pun secepat kilat memakai pakaiannya. Melihat Jennie yang sudah mengambil posisi tidur pun, ia segera membukakan pintu.

"Eh Sooya sudah kembali rupanya.." sahut Rose canggung. Ia mendorong tubuh Jisoo yang ingin masuk ke kamar Jennie. Lalu menutup pintunya.

“sedang apa sih? kenapa dikunci segala?” tanya Jisoo yang masih memakai coat dan jeans.

“sstt, Jennie sedang cedera eonnie.”

“haa?? cedera gimana?!!”

Rose memang pintar mengalihkan pembicaraan. Jisoo terlihat khawatir dan ingin kembali ke kamar, namun dicegah oleh Rose.

“d-dia sedang tidur, lebih baik bicara di bawah saja..”

Jisoo nurut saja, sambil berjalan digandeng Rose. Lebih tepatnya diseret Rose menuju ke ruang tamu segera.

“cedera apanya? Jennie kecelakaan apa bagimana??” tanya Jisoo melulu karena Rose masih belum juga mulai pembicaraan. Sementara dirinya khawatir, Rose malah terlihat cengar cengir seperti habis ketiban rejeki.
“Chaeyoungi? kau kenapa sih?”

“hmm?? tanya apa tadi eon?”

Jisoo segera melihatnya dengan sejuta pertanyaan. Curiga ada yang ditutupi.

"woi kenapaaaa????”

Jisoo sedikit berteriak kesal di telinga Rose. Membuat si pemilik telinga menjauh sambil mengusap-usapnya.

“hmm dia berantem-”

“denganmu???!”

“tidaaakk, ah seharusnya Jennie sendiri yang harus menceritakan ini padamu dan Lisa.”

“ohh jadi Jennie hanya cerita padamu saja??”

Jisoo tambah curiga lagi. Melirik Rose yang duduk di sebelahnya. Rose hanya bisa memutar otak, jika tiba-tiba dia menanyakan hal yang lebih spesifik.

“aku memaksanya cerita,”

“ouh benarkah??” masih curiga.

“iyaa..”

Song For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang