Part 13

784 61 13
                                    

.
.
.

Blackpink tengah menyelesaikan rehearsal untuk sebuah acara musik.

Sedari tadi Jisoo melirik ke arah dua tokek dan dinding itu. Kalian tahu siapa itu ya kan. Biasanya Rose sadar kalau mereka harusnya jaga jarak agar orang-orang tidak curiga. Tapi sepertinya Rose lupa saking nyamannya nempel dengan Jennie.

Lisa yang sibuk membenarkan posisi simbalnya pun disenggol Jisoo.

"Li, aku tahu kau mencurigai sepasang love bird itu dari jauh-jauh hari ya kan."

"ha iya, unnie sih ga percayaan dibilangin."

"ya aku kan mana tahu hal menyimpang semacam itu. ku kira Chaeyoung anak yang baik, disiplin dan tidak ingin macam-macam juga."

Jisoo ingat dirinya waktu pertama diperkenalkan dengan Rose oleh pengurus. Sewaktu masih trainee, Rose satu-satunya anak didik yang sangat disiplin, kerja keras dan berlatih tanpa kenal lelah.
Membuatnya merasa bahwa ini orang berpotensi besar terhadap groupnya kelak. Dan benar saja, ia ditunjuk sebagai leader tanpa banyak protes.

Rose juga belajar cara mengaransemen lagu dengan baik kepada Teddy. 2 tahun berlalu dan akhirnya ia bisa membuat namanya terpampang sebagai sang pencipta lagu.

"kalau Jennie unnie sih aku tidak heran. sikapnya mencurigakan dari awal." kata Lisa sambil memukul-mukul pelan alat musik di hadapannya.

"yeah, rasanya aku ingin mengadakan konferensi meja kotak di rumah kalau jadwal sudah senggang. gimana menurutmu Li??"

"terserah, aku sih suka keributan, jadi hayuk ajalah.."

Jisoo kembali setelah meninggalkan gebukan maut ke bahu Lisa.

Matanya tertuju kembali pada dua anak. Jennie sedang ngobrol serius pada Rose yang masih memetik asal gitar pink baru miliknya.

Jennie merangkul bahu Rose, berbicara manja di sebelah telinga Rose. Rose pun tersenyum manis sekali.

"sudahlah. aku memang harus mengkonfirmasi hal ini."

.
.
.

Beberapa hari berlalu dengan love bird yang makin tak terpisahkan. Hampir setiap malam mereka tidur bersama. Entah itu dipergoki Lisa ataupun Jisoo.

Keduanya gelagapan dibuatnya. Ingin sekali Jisoo bilang. Kalau memang ada hubungan spesial bilang saja.

Tapi mereka masih kekeuh tidak mengaku. Lama-lama Jisoo kesal. Kalau pun diadakan konferensi, ia tidak yakin kalau keduanya mau mengaku.

"apa mereka berfikir kalau aku dan Lisa akan marah pada mereka ya"

Jisoo menghampiri Lisa yang sedang asik bermain PUBG. Lisa terlihat acuh pada masalah Jennie dan Rose. Ia tidak peduli  sedangkan Jisoo penuh rasa penasaran.

"Lisa, ayo buat jebakan pada Chaeyoung dan Jennie.. biar mereka mengaku.."

"wae unnie, biarkan saja sih."

"ngga bisa Li, aku harus tahu, harus dikonfirmasi kebenarannya. biar nggak mati penasaran aku tuh.."

"ya sudah apa? bagaimana?"

Lisa pun berusaha mendengarkan Jisoo sambil masih sibuk main.

psstpsstpsst..

Begitu kelar menjelaskan, Jisoo pun menunggu reaksi Lisa. Namun ia malah memaki handphonenya.

"arghhb silitt, mati deh akuuu!!"

"Lis nyebelin ya, orang tua lagi ngomong, malah dicuekin.. dikatain silit pula..!"

Song For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang