.
.
.11.00pm
Rose, Jisoo, Jennie dan Lisa sudah berada di kamar masing-masing. Sesuai permintaan Rose Jennie jam 12 malam berjalan menuju kamar Rose. Dalam hati penasaran mau bicara apa gadisnya itu.
"Rose?"
"come in.."
Jennie masuk dengan memakai skin piyama pendek, heran pada Rose yang sudah dengan muka ngantuk malah nggrundel dalam selimut.
"katanya mau bicara, kok malah udah mapan bobok sih??"
"sini. masuk ke dalam."
Rose membuka selimutnya lebar-lebar. Jennie pun masuk dengan senang hati. Dipeluknya Jennie lalu berselimut manja berdua.
"mau ngomong apa hubby..?"
"hmm, soal hubungan kita."
"k-kau tidak berencana memutuskan aku kan?"
Wajah Jennie sudah memelas menatap Rose yang memejamkan mata. Rose malah tersenyum meledek."tidak-tidak, aku mau tanya, kau serius menyukaiku kan?"
"tentu saja. aku suka dari zaman debut dulu." jelas Jennie yang sibuk membelai rambut bagian belakang kepala Rose.
"nah, kalau begitu, bisakah kamu mempercayaiku sedikit saja."
Jennie diam, memasang wajah sedikit cemberut. Rose menarik diri dari dekapan Jennie. Mengecek ekspresi yang sudah ia kira sebelumnya.
"tidak bisa ya.. oke."
"bukan gitu.. tapi kalau aku punya rasa cemburu kan wajar.."
"iya wajar, tapi jangan dipukul rata dong. memangnya Jisoo dan Lisa ada perasaan padaku, sampai-sampai mereka berdua juga kena." omel Rose yang sudah kembali menyeruduk ke depan dada Jennie.
"ya siapa tahu kan.. lagi pula kenapa tidak bilang saja ke mereka? kan katanya kita ini keluarga.. bukankah harus bisa menerima apa adanya.."
"Lisa sih mungkin bisa menerima, tapi Jisoo bagaimana.? anak itu agak alim sih.. takutnya nanti syok.."
Jennie tertawa kecil, memukul manja punggung Rose. Rose memberikan kecupan spontan ke leher Jennie yang wangi.
"hubby.. kiss me.."
Jennie meraih kepala Rose membuatnya menengadah. Mencium bibir merah muda itu dengan lembut. Beberapa kali kemudian melepaskannya.
"kau tahu apa bedanya perlakuanku padamu dan pada yang lain kan?"
Jennie tertawa lagi.
"tahu.."
"apa??"
"aku bisa bebas menciumimu kan.."
"iyaa betul sekali.."
"do you like my kisses..??"
"i enjoy it.."
Jennie kembali merengkuh tubuh Rose dan memeluknya erat-erat. Sampai Rose menggelitiknya agar Jennie melepas pelukannya yang terlalu ketat.
"kapan mau dibuka?" tanya Rose.
"haa apanya yang dibuka..??"
"ini.."
Rose menarik baju piyama Jennie. Jennie tiba-tiba ingat bahwa ia belum sempat menjelajahi tubuh Rose alias bercinta dengannya.
"hubby mau sekarang? katanya capek.."
"aniya.. hanya ingin cuddle tanpa baju.."
"apa-apaan itu. kalau aku terpancing bagaimana??" Jennie cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Song For Us
FanfictionSetelah sekian tahun berlalu, mengapa aku baru menyadari bahwa ini bukan hanya sebuah kekaguman belaka. Tapi mengapa harus dengannya. My leader, my guitaris, si jenius Park Roseanne yang super perfectionist. Apa mau dikata, kalau sudah naksir memang...