.
.
.“oke Jennie lebih baik kau dinginkan kepalamu itu,, aku iritasi,, kenapa dia melakukan ini padaku setelah aku memberinya ciuman mesra tadi?? mengobrol bersama sambil bercanda,, benar-benar mengganggu penglihatan.”
gerutu Jennie sambil melotot ke arah televisi yang menyala tanpa ditonton.Adegan dimana Rose mengajak bicara Mino, dan Mino menariknya ke depan untuk menghindari kontak mata dengan Jennie itu, yang sebenarnya sangat mengganggunya.
Menyebalkannya, tiba-tiba ada panggilan masuk dari Mino.
“halo.??”
Jennie sebenarnya tidak mau mengangkatnya, tapi ia mengurungkannya, mengingat selama ini Mino menghubunginya hanya untuk membicarakan masalah jadwal atau pekerjaan saja.“ohh ok,, yeah, besok jam 8 pagi.. baiklah,, hanya aku kan?? alright..”
Jennie menutup telepon dengan cepat. Mino memberitahukan bahwa Jennie akan melakukan syuting untuk mv mereka. Hanya dia dan seorang model YG.
Sementara yang lain sudah melakukan itu pada hari sebelumnya.
Sebagai seorang vokalis, Jennie memang lebih sering berakting bersama para model atau artis di mv mereka.“setidaknya aku memiliki pekerjaan untuk membersihkan otak dan kecemburuanku pada Rose.. oke jangan dulu memikirkan Rose, semangat bekerja besok,, aku harap modelnya tampan, lah tentu saja tampan,, bodohnya aku..” oceh Jennie sendirian.
Tidak lama datang lah Rose yang sudah duduk di sampingnya. Ia tidak bisa menahan diri untuk bersikap seolah-olah ia tidak sedang mencemburui Rose saat itu. Jennie memang bisa berakting di depan kamera, tapi tidak untuk kehidupan nyata. Ia masih memasang wajah datar pada layar televisi.
“aku tidak mau mengajaknya bicara,, tidak mau..” gumam nya.
“kau mengatakan sesuatu??” tanya Rose, yang merasa Jennie sedang membicarakannya. Jennie pun melirik nya sebentar.
“tidak” jawabnya singkat lalu beralih pada televisi kembali.
Rose mulai mendengus pelan. Ia dan Jennie tidak memiliki hubungan apa-apa tetapi ia merasa Jennie sudah mencemburuinya karena Mino tadi. Rose merasa harus mengalah karena entah mengapa ia tidak ingin Jennie mendiamkannya seperti ini.
“Jennie??” panggilnya.
“hmm?” sahut Jennie cuek. Rose mulai memanyunkan bibirnya. Ia menarik lengan baju Jennie. Jennie pun menarik lengannya, membuat tarikan Rose terlepas.
“ya ampun Jennie, kau kenapa lagi sih??”
“tidak kenapa-napa,,”
“bohong.. lalu kenapa mengabaikanku?,, hei lihat kemari”
Rose menarik wajah Jennie dengan meletakkan kedua tangan di pipi Jennie. Jennie melihat Rose dengan mata malas. Rose pun melakukan sesuatu agar Jennie tertawa. Ia manyun lalu melebarkan kedua matanya, tapi Jennie tidak tertawa. Ia malah mengalihkan pandangannya ke segala arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Song For Us
FanfictionSetelah sekian tahun berlalu, mengapa aku baru menyadari bahwa ini bukan hanya sebuah kekaguman belaka. Tapi mengapa harus dengannya. My leader, my guitaris, si jenius Park Roseanne yang super perfectionist. Apa mau dikata, kalau sudah naksir memang...