Treasure In My Life

471 63 3
                                    

.
.
.

Treasure In My Life
By : MonMonicaF

.
.
.
Happy Reading🌟

Memainkan beberapa helai surai merah miliknya, pemuda itu tersenyum lesu dengan menaruh telapak tangan pada jidatnya sendiri, lantas berucap, "Aku berhasil berpamitan dengan Idolis6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memainkan beberapa helai surai merah miliknya, pemuda itu tersenyum lesu dengan menaruh telapak tangan pada jidatnya sendiri, lantas berucap, "Aku berhasil berpamitan dengan Idolis6.. Tapi aku bahkan belum berani bilang ke Tenn-nii jika aku akan pergi..."

"..."

"Ahhhhhh ini gawatttt!" frustasinya sembari mengacak kasar surai merahnya. Lalu ia beralih memegang dagunya dan berjalan mondar-mandir layaknya orang yang sedang memikirkan sesuatu. 'Bagaimana caraku mengatakannya?'

"Aku tidak sanggup untuk melakukannya...," monolognya menghentikan langkah kakinya yang tidak bisa diam untuk berjalan kesana-kemari. Ia pun menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Tapi harus kulakukan"

Menarik nafas panjang lalu menghembuskannya, ia melakukan itu untuk menenangkan suasana hati dan pikirannya saat ini. Setelah dirasa sudah cukup lebih tenang, lelaki itu kembali ke kamar karena takut jika kakaknya terbangun dan tidak menemukannya di sana, bisa saja dia kena amukan besar. Berjalan perlahan tanpa menimbulkan suara, Riku mendekati arah kasur di sana. Ia sedikit membungkukan tubuh untuk mengamati kakaknya yang sedang tertidur dengan rapi di atas kasur.

"Jujur saja Tenn-nii yang keras kepala seperti ini membuatku kesulitan untuk mengatakan keputusanku... Apalagi berpamitan... akan sangat sulit," gumamnya memandang sendu pada sosok kakak yang disayanginya.

Terdiam selama beberapa saat, dengan hati-hati Riku menaiki kasur dan memasuki selimut. Lantas seperti biasa ia menduselkan posisi tidurnya pada sang kakak, tanpa menimbulkan pergerakan secara berlebihan. "Ehng... dingin..." gumamnya bersembunyi dalam selimut.

"–!" Riku sedikit membelalak terkejut ketika secara tiba-tiba tangan Tenn melingkar pada tubuhnya, mendekapnya untuk melindungi dari serangan hawa dingin di malam hari.

Ia sedikit mendongak, melirikkan mata pada kakaknya yang ternyata masih memejamkan mata. Mungkin Tenn tanpa sadar mendekapnya secara tiba-tiba. 'Kupikir Tenn-nii terbangun...'

Tersenyum manis menikmati kehangatan dekapan kakaknya, Riku sedikit mengangkat kepalanya untuk bisa mengecup dahi kakaknya. Setelah kecupan diberikan, ia berkata, "Oyasuminasai Tenn-nii"

Setelah melakukan itu, tak perlu waktu lama setelah ia memejamkan matanya, kesadarannya berpindah menuju alam mimpi. Dengan posisi yang masih berada dalam dekapan sang kakak.

Kelopak itu terbuka separuh menampilkan iris amaranth pink yang begitu elegan. Tangan digunakannya untuk mendekap lebih erat sosok sang adik di dalamnya.

"Jika itu keputusanmu, maka aku akan menghargainya...

Aku akan menunggumu untuk mengatakan keputusanmu itu langsung padaku"

Ꭲɾꫀᥲ᥉ᥙɾꫀ Ꮖᥒ ℳᥡ Ꮮเƒꫀ - [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang