03. Ayo Mulai Sekali lagi!

80 10 1
                                    

HAPPY READING.....

Tak ada manusia yang baik-baik saja di dunia ini, semua sedang berjuang dengan lukanya masing-masing.

__Erza Raksa Pradhana___

......

Dua jam lamanya akhirnya Erza kembali membuka mata. Ia langsung bangkit duduk dengan nafas yang terengah-engah, juga keringat dingin yang ikut membasahi wajahnya. Kemudian dia berlari mencari cermin.

Sialan wajahnya masih tidak berubah. Lagi-lagi ia melihat wajah asing ini. Erza jadi frustasi sendiri. Bahkan tak ragu cowok itu menarik kuat rambutnya dan berteriak kencang.

"Gue gak mungkin mati, tubuh gue masih hidup. Ini cuma mimpi," gumamnya sambil terisak parau. Tadi waktu dia pingsan entah kenapa tiba-tiba sekelebat kejadian aneh terlihat olehnya. Kejadian dimana dia mengalami kecelakaan, tubuhnya berakhir di bawah kolong sebuah truk dengan keadaan yang nyaris hancur. Dan juga sosok laki-laki misterius di sebrang jalan.

Erza benar-benar bingung sekaligus takut. Dia menjatuhkan tubuhnya, memeluk kedua lutut sambil terisak.

"Gue gak mungkin mati....gue masih hidup.... gue belum mati...." Tanpa sadar Erza memukuli kepalanya sendiri.

Bukannya Erza takut akan kematian, hanya saja hal yang dia lihat tadi terlalu mengerikan. Walau mungkin itu hanya mimpi. Tapi menyaksikan bagaimana tubuhnya dilindas oleh truk, itu rasanya benar-benar menyakitkan. Erza takut, bahkan walau hanya untuk memejamkan mata.

"HANAN BRENGSEK, APA YANG LO LAKUIN ANJING?"

Seseorang berlari ke arah Erza, menghentikan aksi gilanya membenturkan kepala ke dinding. Bersamaan dengan makian yang dia keluarkan setelahnya. "LO APA-APAAN HANAN? LO KENAPA?" teriaknya.

Nafas Erza putus-putus, bahkan dadanya naik turun tak beraturan. Andai tak dipegangi oleh orang itu, mungkin tubuhnya akan limbung ke lantai.

"Jawab Hanan, lo kenapa?" sentak orang itu lagi.

"Hanan_

"Gue belum mati kan? Gue masih hidup, ini semua cuma mimpi," racau Erza dengan air mata yang semakin deras.

Detik berikutnya Satya justru mendekap bocah itu. Mencoba untuk menenangkannya. Lalu mengambil ponsel dari saku, dia mau menghubungi Arland.

"Angkat bodoh!" keluhnya saat panggilannya tak kunjung diterima oleh orang yang dia hubungi. Wajah Satya kentara panik bukan main. Apalagi saat melihat kepala Hanan yang mengeluarkan banyak darah.

"Ah sialan!" Cowok dengan balutan jaket hitam itu membanting kesal ponselnya. Arland tak menjawab panggilannya, sementara itu ia merasakan tidak ada pergerakan dari Hanan, pun dengan isak bocah itu yang tidak ada lagi. Hanya hening yang mendera di ruangan ini.

"Hanan....Hanan....Hanan bangun Nan...."

___ ___ ___

Di taman rumah sakit ini, Erza duduk di sebuah bangku seraya memandangi langit yang mulai mengeluarkan cahaya jingganya. Seorang diri, dia tidak mau ditemani siapa-siapa, walau tadi Arland sempat menawarkan diri untuk menemani.

Erza, pikirannya terlalu kacau. Kenyataan pahit ini harus dia telan mentah-mentah. Cowok itu sempat mencari tahu tentang apa yang terjadi pada dirinya melalui media sosial. Fakta kalau dirinya benar sudah meninggal, membuat cowok itu hancur berantakan.

EXCHANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang