02. Who Am I?

119 12 0
                                    

HAPPY READING.....

Takdir seperti apa yang sedang ditunjukkan oleh semesta? Mengapa rasanya serumit ini?

__Erza Raksa Pradhana__

........

Erza membuang kasar kepalan tangannya. Padahal dia sudah siap sedia memberikan satu bogeman ke wajah songong Arland. Namun urung karena tiba-tiba cowok itu menghentikan mobilnya dan keluar begitu saja dari dalam. Erza hanya memperhatikan, tidak ada niatan untuk ikut keluar dari sana.

Tapi tiba-tiba kaca jendela di sebelahnya diketuk oleh Arland, ia juga memberi kode agar Erza keluar dari dalam mobil. Erza berdecak, terpaksa menurut. Dia mengikuti langkah Arland yang sudah berjalan di depan.

Tempat ini asing bagi Erza. Rumah bak istana di depannya benar-benar membuat cowok itu terkesima. Perkarangan yang sangat luas dengan tanaman-tanaman yang tertata rapi, semua ini benar-benar menakjubkan. Sangat berbeda jauh dengan rumahnya yang dulu. Bahkan rumah pamannya pun tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan ini.

"Den Hanan kenapa cuma berdiri aja di situ? Ayo masuk, Den!"

Erza tersentak kaget kala mendengar suara wanita setengah baya yang tiba-tiba sudah berdiri tak jauh di depannya.

"Eh iya buk!" Erza mengangguk sopan seraya tersenyum ramah, lalu kembali melangkah. Kedua netranya tak pernah lepas memandangi setiap sudut rumah ini. Ternyata bukan hanya luarnya saja yang menakjubkan, isi dalamnya pun tak kalah keren. Banyak barang-barang branded di sini. Jiwa-jiwa pencuri Erza seketika meronta-ronta.

Erza menggeleng pelan. Tidak ada istilah-istilah mencuri lagi sekarang. Erza sudah berjanji tidak akan melakukan perbuatan kotor itu. Jadi jangan sampai dia terjerumus lagi oleh godaan setan yang terkutuk itu.

Selanjutnya, Erza mencari siluet Arland yang kini telah menghilang entah kemana. "Si Arlandjing mana?" Erza menggoyangkan kepalanya ke kanan kiri mencari presisi Arland. Tapi nihil, dia tidak menemukan siapa-siapa selain ibu-ibu yang menyapanya tadi.

"Bu, saya ijin pulang aja deh. Assalamualaikum!" Sumpah demi apapun Erza merasa tidak nyaman berada di tempat ini.

"Tapi Den_

Belum sempat Bik Jiah menyelesaikan ucapannya Erza sudah lebih dulu berlari keluar. Hal itu tentu membuat ia terperangah heran.

"Arland asu, bisa-bisanya dia bawa gue kemari tapi malah ninggalin gitu aja." Erza merasa kesal. Kesal karena Arland yang tidak tanggung jawab membawanya ke sini tapi langsung meninggalkannya begitu saja. Sepanjang dia melangkah tak henti-hentinya Erza menggerutu.

Brukh

"Arghhh!"

Erza berjalan sambil sesekali melihat ke belakang sampai tanpa sengaja dia menabrak seseorang. Lantas Erza pun segera meminta maaf dan membantu wanita itu. "Maaf Tan, maaf. Saya benar-benar tidak sengaja."

"Hanan!"

Erza terperangah dipanggil dengan sebutan itu lagi. Dia melinguk ke belakang mencari keberadaan orang lain.

"Hanan jam segini kok kamu udah pulang?"

Tentu Erza bingung, wanita ini sedang bicara dengan siapa? Di sini hanya ada dirinya. Ibu-ibu tadi juga masih ada di dalam. Arland pun tidak kelihatan batang hidungnya.

"Tante ngomong sama saya?" tanyanya sambil menunjuk diri sendiri.

"Tante? Hanan kamu kok manggil mama tante sih?"

EXCHANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang