HAPPY READING.....
Berjuanglah sampai akhir! Jangan biarkan rasa takut mengalahkanmu dalam pertarungan semu ini.
__Hanan Armada__
......
Hari sudah semakin senja. Cahaya jingga di langit sana kian memudar dan akan segera menampakkan sang rembulan. Hanan baru saja tiba di rumahnya setelah tadi Vano yang mengantarkan.
Dia berjalan dengan langkah gontai. Bahkan sesekali terlihat hampir terjatuh. Kepalanya terasa berat sekali, juga pusing yang luar biasa mendera. Bumi seakan sedang berputar saat ia melangkah.
"Dari mana aja lo, jam segini baru pulang?"
Seraya berdecak kesal, Hanan menatap malas cowok yang bersidekap tangan itu. Dia berdiri di depan pintu dengan angkuh.
"Minggir!" Total Hanan mengabaikan pertanyaan tersebut dan justru menggeser paksa tubuh Satya yang menghalangi jalannya.
Sejatinya Hanan benar-benar sudah kehabisan tenaga. Ia begitu lelah dan ingin segera beristirahat. Jadi bisa kan Satya nanti saja menginterogasinya?
"Lo makin hari, makin bandel ya, Nan? Lo bilang mau kembaliin motor Alvaro, tapi udah gue tungguin daritadi, lo-nya malah kelayapan gak jelas kaya gini. Jangan mentang-mentang papa sama mama lagi gak ada di rumah, jadi lo bisa berbuat semau lo ya, Nan!" Satya menahan lengan Hanan, menariknya hingga bocah itu menghadap ke arahnya. Satya benar-benar geram dengan adiknya ini.
"Lepas!" ucap Hanan pelan, namun di setiap intonasinya penuh dengan penekanan. Dalam hati dia merutuk, Satya seenaknya berbicara seperti itu padanya. Tapi nyatanya dia sendiri juga sama demikian.
"Lo, ya!" Satya menunjuk Hanan, marah. Ia semakin tidak tahan dengan bocah itu. Rasanya Satya ingin memberinya pelajaran sekarang juga. Tapi itu hanya tertahan di dalam, karena kenyataannya Satya sama sekali tidak sampai hati memukul Hanan. Apalagi yang berhasil ia tangkap dari wajah itu adalah pucat yang kian pasi.
"Gue capek, jadi lepasin tangan gue!" tekan Hanan lagi. Tapi Satya justru semakin mengeratkannya hingga membuat sang empu meringis ngilu.
"Capek lo bilang, hah?" tanyanya sambil menatap nyalang. Satya tak bisa lagi menahan emosi.
"Gue yang lebih capek, Nan! Gue yang daritadi dimaki-maki sama Arland cuma karna lo yang gak pulang-pulang. Dia nyalahin gue atas semua hal buruk yang terjadi sama lo. Bahkan dia tega mukul gue gara-gara lo, brengsek! Emang ya harusnya lebih baik lo mati aja dari dulu, Nan! Gue benci sama lo, Anjing!" teriaknya begitu memekakkan telinga.
Hanan justru terkekeh pelan mendengar itu. Satya benar-benar lucu. Dia mengharapkan sang adik mati, tapi tanpa ia sadari kalau sebenarnya jiwanya memang sudah tidak ada lagi. Jiwa Hanan Armada memang sudah pergi. Pergi sejauh-jauhnya.
"Tanpa lo minta sekalipun, adik lo tetap bakalan pergi. Dia bahkan udah mati. Hanan Armada udah pergi jauh ke neraka.....hahahaha.....ADIK LO UDAH GAK ADA, SATYA!!!" balas Hanan, penuh ejekan.
Satya melihat Hanan dengan tatapan sulit untuk diartikan. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Hanan tadi. Jelas-jelas adiknya itu masih ada di sini, masih berdiri tegap di depannya. Tapi mengapa ia justru mengatakan hal demikian? Apa yang sedang terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
EXCHANGER
Novela JuvenilMengandung kata-kata kasar dan tindakan kekerasan ⚠️⚠️⚠️ _ _ _ Bagaimana jadinya jika seorang badboy, berandalan sekolah yang terkenal akan segala tingkah urakannya tiba-tiba bertransmigrasi ke tubuh cowok cupu yang sering dia bully? Erza Raksa Prad...