09. Balapan

72 7 0
                                    

HAPPY READING....

Dia terlihat sama, tapi jelas dia orang yang berbeda.

__Alvaro Zedgar Januarta__

..........

Ghina dan Andri saat ini sedang berada di luar kota dan kemungkinan seminggu kemudian baru akan pulang. Tentu, hal itu akan menjadi kebebasan tersendiri untuk Satya. Kesempatan emas seperti ini tidak boleh sampai terlewatkan.

Satya sudah bersiap. Dia akan pergi ke sirkuit balap malam ini. Melakukan aksi ekstrim di jalanan. Balap liar memang sudah menjadi hobinya sejak kelas X. Tapi ia hanya melakukan itu saat papanya tidak ada di rumah.

Cowok itu tidak akan bisa melawan atau bahkan menghadapi sang papa jika ketahuan. Dia akan dihukum berat nanti. Tapi untuk anggota keluarga yang lain, Satya masih bisa menanganinya.

Setelah memastikan kalau Arland sudah benar-benar terlelap, ia pun memutuskan untuk pergi. Namun, tanpa disangka-sangka Hanan justru memergokinya. Awalnya Satya mengira akan mudah membohongi Hanan. Mengingat kalau selama ini bocah itu memang kelewat polos.

Namun diluar ekspektasi, Hanan malah bertindak berani. Bahkan tanpa ragu dia mengancam Satya.

Dan akhirnya mau tak mau, Satya harus membawa bocah itu. Karena jika tidak, dia tidak hanya mengancam akan mengadukannya pada sang mama, tapi juga berteriak memanggil Arland.

Satya sungguh kesal.

Awas saja dia akan membalas Hanan nanti!

Setelah 20 menit berlalu, akhirnya mereka sampai juga di tempat ini. Tempat yang biasanya digunakan sebagai arena balapan liar. Ada begitu banyak orang di depan sana. Juga dengan sorak-sorai dari mereka yang menggema. Hanan jadi berdecak sebal melihatnya.

Untuk selanjutnya, Satya membawa Hanan memasuki kerumunan itu. Menemui ke tiga temannya yang sudah berdiri di antara banyak orang di sana.

Melakukan tos sejenak, kemudian Satya menatap fokus pertandingan di depan. Otaknya memikirkan hal lain. Ada sesuatu yang menarik yang berhasil menyita perhatiannya. Cowok itu menatap Hanan sebentar, kemudian tersenyum remeh.

"Woi Sat, begong aja lo!" Sampai tanpa sadar, panggilan dari Geo serta tepukan pelan di pundaknya membuyarkan lamunan Satya.

"Paan?" tanya cowok itu sewot.

"Lo jadi tanding kan malam ini? Gue udah iyain tantangan Alvaro soalnya," jawab Geo memastikan.

"Iya, iya. Tuh orang belum datang kan?" Sambil celingak-celinguk mencari seseorang, Satya malah bertanya demikian.

Geo baru saja akan menjawab, namun suara deru motor dari ke dua orang di garis finish itu lantas membuatnya urung.

"Alvaro."

"Alvaro."

"Alvaro."

Hanan menatap ke sekelilingnya. Orang-orang di sini pada bersemangat. Apalagi saat menyerukan satu nama itu. Mereka sangat heboh. Telinga Hanan jadi berdengung karenanya. Tapi tunggu sebentar, ia seperti tak asing dengan nama itu. Hingga saat Satya menarik tangannya, Hanan jadi tersentak.

Sampai kemudian sang pemilik motor membuka helm full face yang sebelumnya ia kenakan. Hanan membeku seketika.

Benar, dia Alvaro Zedgar Januarta. Cowok yang selama ini bersedia menampungnya dengan suka rela. Yang bahkan sudah menganggapnya sebagai adik. Hanan tidak percaya ini. Ia akan bertemu lagi dengannya setelah sekian lama menghilang.

EXCHANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang