06. Perlu Egois

72 10 0
                                    

HAPPY READING.....

Terkadang kita perlu sedikit egois demi membahagiakan diri sendiri, jangan terlalu memikirkan orang lain. Karena belum tentu mereka juga memikirkanmu.

__Hanan Armada__

.

.......

Bel istirahat berbunyi. Hanan menegakkan tubuhnya yang terasa pegal. Kembali bersemangat setelah daritadi menahan kantuk yang terus melanda selama jam pelajaran berlangsung. Setelah membereskan buku-bukunya, cowok itu melangkah keluar begitu saja.

"Woi cupu!"

Hanan berhenti tepat di depan pintu kelas. Suara seseorang sangat mengusik telinganya. Lantas ia pun menoleh ke belakang.

"Masih nyaut juga lo dipanggil cupu. Tampilan doang yang berubah, sikap lo kagak. Cih menjijikkan," begitu ucapnya.

Tentu perkataan orang itu menyinggung Hanan. Siapa dia? Brengsek sekali berani menghinanya seperti itu. Tapi Hanan hanya merotasikkan kedua mata, malas menanggapi. Daripada naik darah mendingan dia pergi.

"Anjing, gue belum selesai ngomong, woi!" 

Hanan belum sepenuhnya beranjak, dia cuma berbalik badan. Suara gadis yang tak dikenal itu sangat menyebalkan baginya. "Lo kalo cuma mau ngehina gue, mendingan nanti-nanti aja deh. Gue gak punya waktu nanggapinya," jawab Hanan setengah kesal.

"Oh jadi si cupu udah mulai berani?" tantang gadis itu sambil berjalan mendekat kearahnya.

Hanan mendecih. "Gak ada aturannya gue harus takut sama lo." Jangan samakan dia dengan Hanan yang asli. Karena sejatinya dia adalah Erza Raksa Pradhana bukan Hanan Armada. Manusia songgong seperti gadis itu, tak akan membuat dia gentar.

"Lo ya benar-benar. Cowok cupu kayak lo gak usah sok jago." Melemparkan tatapan begitu tajam, Bianca benar-benar kesal dengan Hanan. Padahal sebelum ini, cowok itu tak pernah berani menentangnya.

Brak

"Diam lo anjing. Gue sama sekali gak ada urusan sama lo ya! Kalo bukan cewek udah gue hajar lo daritadi." Hanan berteriak marah dan mendorong gadis itu sampai punggungnya membentur pintu.

Bianca terdiam. Ia begitu shok mendapat perlakuan seperti ini. Apalagi tatapan menusuk itu, benar-benar membuat tubuhnya nyaris bergetar. Hanan yang sekarang sangat berbeda dengan Hanan yang dulu. Bianca sama sekali tidak menemukan tatapan takut dari cowok itu. Justru yang ada hanyalah tatapan mengerikan.

Tak hanya dia, para siswa yang masih ada di dalam kelas pun ikut tercengang. Mereka terkejut. Mereka semua lalu berbisik satu sama lain membicarakan Hanan dengan segala perubahan cowok itu.

"Gak usah macam-macam lo sama gue!" Hanan memberikan peringatan terakhir, sebelum akhirnya dia beranjak pergi dan menghiraukan semua tatapan teman kelasnya.

__ __ __

Rupanya tindakan Hanan tadi, memicu kemarahan Vano. Saat pulang sekolah dia diseret paksa oleh tiga orang yang ia yakini adalah suruhan cowok itu. Hanan di bawa ke rooftop oleh mereka.

Di tempat ini, Hanan berdiri diantara Vano dan semua anggota geng Deathracer yang sepertinya memang sudah menunggu kehadiran dirinya.

EXCHANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang