07. Bekas Luka

59 10 0
                                    

HAPPY READING....

Hidup itu seperti roda, selalu berputar dan tidak pernah diam di satu titik saja. Akan ada yang pergi lalu datang mengganti.

__Hanan Armada__

......

Pulang sekolah Satya langsung merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Hawa dingin seperti ini memang selalu membawa rasa kantuk. Apalagi sebentar lagi akan turun hujan. Awan di atas sana memang tampak menghitam dan seperti akan segera menumpahkan isinya.

"Seenggaknya ganti baju dulu baru tidur!"

Baru saja Satya akan memejamkan mata, tapi suara cowok yang tiba-tiba datang itu langsung membuatnya urung. Satya menatap sejenak sebelum akhirnya berdecak malas.

"Sok bilangin orang, dia sendiri kaya gitu," komentar Satya saat dia melihat Arland yang justru melakukan hal yang sama dengannya. Merebahkan tubuh di karpet bawah sambil memainkan ponsel. Seragam cowok itu pun masih melekat di tubuhnya.

"Gue mau ke sekolah lagi nanti," sangkal Arland dan malah mendapatkan decakan dari Satya.

Setelah itu tak ada obrolan lagi. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Pun dengan Satya yang sepertinya sudah terlelap. Tapi begitu Arland kembali bersuara Satya langsung terbangun.

"Sat, Hanan mana?"

Satya mengangkat lengan yang menutupi wajahnya, menilik sekitar lalu berpikir sejenak. "Bukannya Hanan pulang bareng lo ya?" Satya malah bertanya begitu.

Arland menegakkan badan. "Lo gimana sih Sat, lo kan tau tadi gue ada kegiatan di luar, abis itu langsung pulang. Harusnya Hanan ya pulang bareng lo lah," papar cowok itu.

"Anjir, gue lupa Land."

Jangan tanyakan bagaimana paniknya mereka berdua saat mengetahui tak satupun dari keduanya yang pulang bareng Hanan. Mereka saling pandang sebelum akhirnya Satya bersuara.

"Alah biarin aja dah Land, lagian Hanan udah besar kok. Kemarin aja dia bisa pulang sendiri," ucap Satya

Berbeda dengan Satya yang justru kembali tidur, Arland justru buru-buru beranjak keluar. Dia tidak tenang, entahlah hanya saja perasaannya mengatakan bahwa telah terjadi sesuatu pada Hanan. Apalagi sebentar lagi akan turun hujan. Oleh sebab itu, Arland segera menuju mobilnya. Lalu melaju menuju sekolah.

"Cih, nyusahin aja tuh bocah," decih Satya. Bukannya tak tau Arland akan pergi kemana. Hanya saja Satya terlalu malas untuk mengerakkan badannya. Dia juga sangat mengantuk. Lagian benar kan apa yang diucapkan olehnya tadi? Hanan itu sudah besar. Dia bisa jaga diri sendiri. Jadi mana mungkin untuk pulang ke rumah saja Hanan tidak bisa.

___ ___ ___

Hanan mengerjabkan pelan matanya. Menyentuh bagian kepalanya yang terasa begitu pusing. Kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Hanan menyadari satu hal, ternyata dia masih berada di toilet sekolah.

Cowok itu menghela nafas lega, beruntung dia hanya pingsan. Padahal tadi ia mengira saat bangun cowok itu akan berada di alam lain. Tapi sudah berapa lama Hanan pingsan?

Kemudian Hanan melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah pukul 3 sore sekarang. Itu artinya hampir 4 jam Hanan berada di toilet ini.

EXCHANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang