Niatku hari ini, tidak niatku satu minggu sekolah ini adalah untuk mempromosikan klub seni visual. Yah... Aku yakin aku bisa melakukannya dan memang harus begitu...
Tapi...
Ughh... Kepala sekolah sialan itu!
Saat aku hendak mendaftar ke klub voli sesuai dengan perjanjian, orang itu malah ada di sana dan memaksaku melakukan demonstrasi bersama tim inti dari klub voli.
Itu dia hari pertama...
Dan hasilnya tenagaku habis duluan dan tidak bisa melakukan promosi.
Lalu entah kenapa Senior Layla marah-marah gak jelas saat aku kembali. Yah, aku telat tiga puluh menit tapi alasannya masuk akal bukan?
Untunglah ada Senior Natan yang kujadikan perisai untuk menghadapi tantrumnya. Sementara aku mundur teratur menuju kantin.
Itu hari pertama...
Nah waktu hari keduanya ada lagi gangguannya. Si om-om kampret ini sengaja mengatur skenario supaya aku sparring melawan tiga anggota dari Klub MMA (Mixed Martial Arts).
Yah aku juga menyandang sabuk hitam dari bela diri judo dan karate. Lalu sabuk ungu untuk bela diri jiu-jitsu.
Lawan pertamaku adalah seseorang yang agak sableng dan banyak gaya. Namanya Chou dan kalau tidak salah dia adalah teman sekelasku?
Hm... Mungkin iya atau mungkin tidak. Aku tidak ingat ada sesuatu yang spesial darinya, kecuali wajahnya yang pasaran mungkin.
Dengan seni bela diri kung fu miliknya, dia melakukan tendangan ke arahku. Dari yang kulihat kelihatannya dia masih pemula dan belum berpengalaman. Jadinya dengan mudah, aku berhasil menghindarinya.
Aku menghadapinya dengan santai dan yah... Ada suatu kesempatan dimana aku bisa menyerang dan membungkamnya.
Namun aneh bin ajaib, orang ini malah dengan soknya melompat dan hendak menendang. Dimana menyebabkan seranganku yang semula diarahkan ke rahangnya malah berubah ke arah selangkangannya.
"Ah, gawat..." Batinku saat itu.
"Pluk..."
Dan terjadilah sebuah keadaan memilukan yang tidak disengaja. Tinjuku tetap mengenai "biji kesayangan" miliknya itu, meskipun aku sudah berusaha menariknya sekuat tenaga.
Beuuh... Itu pasti ngilu.
Aku yakin aku tidak memecahkan biji kesayangannya itu, tapi yah...
Namanya belagu, tetap belagu.
Dia berhasil mendarat namun dengan kaki yang bergetar. Mukanya juga seperti orang yang sedang "ngeden". Lalu dengan sikap belagunya dia menyerah.
"K-Kali ini aku menyerah! T-Tapi lain kali aku yang akan menang!"
Lalu dia berjalan keluar sambil memegangi bagian "itu". Dia juga ditemani oleh beberapa kakak kelas, mungkin mau ke UKS?
Ah... dan untunglah dia baik-baik saja.
Lalu lanjut ke lawan berikutnya...
Dan hari berikutnya...
Ini seperti si kepala sekolah tidak mengizinkanku membuat klub seni visual....
Setidaknya akan kupakai hari terakhir ini untuk-
Hm?
***
Chapter 8
~MPPE 2~
KAMU SEDANG MEMBACA
360° Angle - Gravanna
FanfictionHai, terima kasih karena telah mengklik cerita ini! Maaf kalau slow update... Ini adalah sebuah fiksi penggemar dari permainan mobile legends yang saya buat, dimana alur ceritanya terinspirasi dari beberapa anime. Sinopsis : Jika kehidupan orang i...