Flashback Darren - Britney

7.4K 244 2
                                    

Meja makan yang tepat disebelah kanan tangga terlihat kosong. Namun,banyak makanan tersaji rapih diatasnya. Kemana suami buasnya itu? 

Calista tidak peduli. Dia langsung duduk di salah satu kursi yang berada di sisikanan. Meja makan berbentuk persegi panjang dengan 9 kursi itu seperti untukkeluarga besar. Tapi, dia tidak melihat siapa-siapa. Dua orang pelayan dibelakang Calista menunggu untuk melayani semua kebutuhan nyonyamajikannya. Hera berdiri tepat di belakang sisi kirinya. 

"Kemana dia?" Tanya Calista pada Hera.

"Dia siapa nyonya?" Tanya balik Hera. 

"Dia . . . . suamiku. Apakah sudah berangkat kerja?" Tanya Calista lagi denganintonasi datar. 

"Benar nyonya. Tuan Darren sudah berangkat pagi-pagi sekali." Jawab Hera. 

"Ohh . . . " Calista melanjutkan makan paginya. Menu sarapan roti bakar dansegelas susu coklat hangat sudah membuatnya kenyang. 

Dengan langkah tertatih-tatih efek bertempur semalaman, Calista berjalanmenyusuri setiap ruangan yang ada didalam maupun diluar rumah. Tujuanutamanya sebenarnya ingin melihat satu foto saja yang memperlihatkan wajahsuami bertopengnya. Sayangnya, tidak ada satupun foto dirumah ini. Bahkanfoto keluarga yang biasa ada di setiap rumah juga tidak ditemukan disini. 

Calista mengatupkan bibirnya. Akhirnya dia memutuskan untuk duduk di terasbelakang rumah yang dikelilingi bunga-bungaan. Telepon seluler jadulmiliknya sudah disita suaminya. Kini dia memiliki ponsel terbaru dengan hargayang sangat fantastis. Tapi, isi kontaknya hanya satu orang, yaitu suaminyaDarren. 

"Fyuuhh, buat apa ponsel canggih kalau isi kontanya cuma ada namanya.Huuh, aku kehilangan nomer ponsel teman-teman juga ibu. Untung aku ingatnomer ponsel ibu." Gumam Calista. Dia pun memencet beberapa angka danmenyimpannya dengan nama, ibu sayang. 

Calista tidak menyadari kalau segala gerak geriknya saat ini sedang masukdalam pengawasan sebuah kamera pengintai yang terletak di bagian belakangatas. Bahkan apa yang Calista tulis pun terlihat jelas oleh seseorang dibaliklayar komputer. 

Pria itu mengamati segala gerak gerik Calista melalui layar laptopnya yangterhubung dengan semua kamera CCTV dirumah. Kepalan tangan kanannyamenyangga pipi kanan. Raganya di kantor tapi pikirannya melayang-layangmengingat malam panas yang dia lalui semalam bersama istri bayarannya. 

"Bagaimana menurut tuan? Apakah semua sudah sesuai?" SIAL! Umpat Darrendalam hati. Saat ini dia sedang memimpin rapat tapi kenapa malah memikirkanperempuan itu? 

"Ehem, kita lanjutkan setelah makan siang." Darren keluar dari ruang rapatdengan menjinjing laptopnya. 

Semua peserta rapat hanya bisa melongo melihat bos mereka keluar begitusaja. Andrew menghela napasnya. Sejak pagi bosnya seperti tidak biasanya.Sering melamun dan senyum-senyum sendiri. Andrew menebak pasti karenamalam pertama dengan istrinya. 

"Ya sudah cukup sampai disini dulu rapatnya. Kita lanjutkan lagi jam 1 tepat."Andrew menggeleng-gelengkan kepala mengingat ulah bosnya yangseenaknya menunda meeting hanya karena pikirannya lagi terpecah. 

"Andrew, jadwalku hari ini apa saja?" Darren langsung memanggil Andrewyang baru masuk keruangan sang bos.

"Melanjutkan meeting nanti jam 1, ke tempat proyek jam 3 sore, dan menemuiklien di kafe Terazza jam 6 sore." Jawab Andrew sambil membuka agendanya. 

"Jam 6 atur ke besok pagi saja. Aku mau ke butik mami." Jawab Darren. 

"Tapi itu klien penting tuan. Kita sudah mencoba untuk bertemu setelah sekianlama." Andrew mencoba mengembalikan kewarasan bosnya yang sejak pagisampai sekarang bertingkah aneh. Biasanya bosnya selalu mengutamakankerja dan kerja, selain itu tidak ada celah lain. Bahkan jika harus bersenangsenang, itu akan dilakukannya tengah malam bersama Jack dan Lewis, temanakrabnya di dunia malam bersama alkohol dan wanita penghibur. 

"Kamu sudah berani membantahku?" Tatapan tajam Darren mengintimidasiAndrew yang langsung salah tingkah gugup mematung. 

"Tidak tuan. Baiklah, saya coba atur kembali dengan pihak sana. Kalau tidakada lagi, saya permisi dulu." Jawab Andrew sambil menunduk. 

"Pergilah!" Darren mengibaskan tangannya. 

Andrew memundurkan langkah dan keluar ruangan segera.

Darren menatap kota Jakarta dari jendela kaca yang ada dibelakang mejanya.Semua kemacetan, gedung-gedung, dan lalu lalang kendaraan terlihat jelasdari lantai paling atas gedung ini. Pikirannya kembali mengingat pergulatansemalam. SIAL SIAL!!! Kenapa harus teringat terus. Mengingatnya membuatDarren ingin segera pulang kerumah dan melampiaskan nafsu kelelakiannya.Namun, dia tidak ingin wajahnya terlihat sampai waktu yang dia tentukan. 

Dia masih mengharapkan Britney kembali meskipun sudah menjadi istri orang.Dia tidak ingin pernikahannya membuatnya kehilangan kesempatan keduadengan kekasih hatinya itu. Britney pernah menyelamatkan nyawanya saatmereka sedang berselancar di pantai selatan. Namun ombak besarmenghantam tubuh Darren dan membuatnya hilang tertelan ombak.Beruntung saat itu Britney cekatan dan menyelam mencari dirinya hinggamenemukannya dan menariknya ke tepi pantai lalu memberikannapas buatan. 

Sejak saat itu Darren berjanji untuk melindungi Britney kapanpun dibutuhkan.Sayangnya, kebaikan Darren disalah gunakan Britney dan Darren ditinggalkandemi mengejar pria kaya raya yang membelikannya apartemen mewah. Darihasil pernikahan Britney dan suaminya, mereka memiliki anak 2 yangsemuanya diserahkan kepada para baby sitter. 

Darren kecewa luar biasa dan memutuskan untuk menikah dan memiliki 3 anakagar Britney tersaingi. Kekanakkan memang tapi kalau cinta sudahmembutakan mata dan hati maka semua tidak perlu lagi logika. 

Disaat Darren melamun, tiba-tiba tubuhnya dipeluk dari belakang yangmembuat Darren tersentak kaget. Namun, Darren sudah menduga ini pastiBritney. Karena tidak ada orang lain yang berani memeluknya selain Britney,bahkan istri bayarannya sekalipun. 

"Kamu memikirkan apa sayang?" Britney menyandarkan wajahnya dipunggung Darren. Punggung lebar dan kokoh yang pasti menjadi idamansemua wanita. 

"Aku kangen kamu." Lanjut Britney.Darren memegang tangan yang melingkari tubuhnya. 

"Britney, ini kantor. Tolong kamu jaga sikap." Darren melepaskan satu persatujari yang berada di perutnya. 

"Aku biasanya juga juga sering kesini dan masuk memelukmu. Kenapasekarang kamu berubah?" Britney mendongakkan kepalanya menatap matahijau lelaki tersayangnya. 

"Duduklah. Aku masih banyak pekerjaan." Darren menarik tangan Britney kesofa dan mendudukannya disana, agak jauh dari kursi kebesarannya.

Kamu sudah berubah. Apakah kamu sudah punya pacar baru?" Tanya Britneymeradang.Pacar? Bahkan aku sudah punya istri, batin Darren. Istri yang darahkeperawanannya terlihat jelas diatas sprei tadi pagi sebelum meninggalkankamar pengantinnya. Jadi Darren memilih diam tidak menjawab pertanyaanBritney. 

"Siapa dia Darren? Apakah mami mu menjodohkanmu dengan seorang anakpengusaha?" Karena menurut Britney, Darren bukanlah pria yang semudah itumenemukan perempuan pengganti dirinya, kecuali dijodohkan olehorangtuanya. 

"Tidak ada, kamu jangan berpikir macam-macam. Sekarang pulanglah. Nantiaku telpon kalau aku sudah luang." Darren menyibukkan dirinya dengan mulaimengecek beberapa email masuk lewat laptopnya. 

Be My Kid's Mommy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang