Audisi Pencarian Istri

7.1K 368 2
                                    

"Oh, mba ini mau ikut audisi pencarian istri buat big boss ya?" Pak Satpamyang tertera bernama Juki di tag bajunya, nyengir-nyengir sendiri. 

"Hah apa? Audisi pencarian istri?" Calista mengulangi perkataan pak satpamyang dinilai aneh di telinganya. 

"Iya, ya sudah tunggu sebentar. Kamu masuk dari pintu pejalan kaki saja ya.Ikuti jalan setapak ini jalannya. Jangan ketengah-tengah karena itu khususjalan mobil." Pak Juki memberi penjelasan panjang kali lebar yang hanyadibalas Calista dengan cengiran dan manggut-manggut. Bahkan tempat jalanpun dibedakan, ckckckck., batinnnya. 

Calista masuk menuju pintu samping seperti yang diarahkan pak Juki setelahmelewati jalan setapak khusus pejalan kaki. Langit mulai menggelap karenajam di arloji Calista sudah menunjukkan pukul 7 malam. Lokasi rumah darikantornya yang lumayan jauh, ditambah lagi kemacetan kota Jakarta sepertibiasa saat pulang kerja, dan perempuan malang ini pun tidak punya kendaraanpribadi.

Perempuan semampai ini berjalan menuju tanda anak panah yang ditunjuk danbertuliskan 'lewat sini'. Calista berjalan perlahan. Dan, betapa kagetnya diakarena ada sekitar 10 orang wanita berdandan cantik dan berpakaian seksimengantri. Apa-apaan ini? Wah ternyata banyak juga yang tertarik dengankompensasi yang diberikan, batin Calista. Dia pun duduk di kursi urutanterakhir sesuai kedatangan. Setiap yang giliran masuk maka orang keduasegera bergeser maju duduknya. Begitu seterusnya sampai belakang. 

Wanita-wanita itu berpakaian bagus, seksi, dengan sepatu dan tas yang senadadengan bajunya. Sedangkan dirinya? Hanya memakai kaos oblong, celana jeansbelel, sepatu kets, dan tas selempang 20 ribuan. Duh, nekat sekali dirinyamempermalukan dirinya sendiri. Beberapa wanita yang melihat dirinyatersenyum sinis dengan pandangan merendahkan. Calista sadar diri. Tapi diasudah terlanjur jauh-jauh datang, tidak mungkin mundur. Minimal dia lolosinterview dulu biar tidak penasaran. Soal lolos tidaknya, dia tidak kepikirankesana. 

"Nona? Hai nona yang disana! Nona kuncir kuda!" Teriakan seseorangmembangunkan Calista yang tertidur pulas di bangku. Ahhh, kenapa dia bisaketiduran? Calista mengerjap-ngerjapkan matanya. Sudah sepi tidak ada oranglagi. Hanya ada dirinya dan seorang wanita paruh baya usia sekitar 50an tahun. 

"Saya?" Tanya Calista setengah tidak sadar 

"Iya kamu, siapa lagi memangnya?" Jawab wanita tersebut. 

Calista melirik arloji ditangannya dan ternyata sudah jam 9an. Apaaa?Semalam ini? Bagaimana bisa pulang nanti? Pasti angkutan umum sudah tidakada lagi. 

"Kamu masih berminat tidak?" Jawab wanita tersebut. Ahh sudah terlanjurbasah, pikir Calista. 

"Iya bu." Calista menghampiri wanita tersebut. 

"Bagaimana tidurnya? Nyenyak?" Wanita bertubuh agak gempal ini menatapdatar penampilan Calista. 

"Maaf bu, saya baru pulang kerja jadi kecapean." Jawabnya 

"Loh kan sudah bekerja, kok masih butuh duit juga?" Tanya wanita itu 

"Bapak saya . . . butuh biaya operasi segera." Calista diam tertunduk lesu sambilmenghela nafasnya berat. 

Wanita itupun terdiam beberapa saat. Dari semua alasan yang diberikanpelamar, hanya Calista yang beda. Wanita-wanita sebelumnya beralasanmacam-macam dan tidak masuk akal. Ingin jadi istri yang berbakti lah, sayanganak kecil lah, ingin membina keluarga bahagia lah, dan lain-lain. Alasan klise.Dan, yang paling fatal adalah mereka mengaku masih perawan. Padahal setelahdicek, mereka sudah jebol. Ya, audisi ini pun melibatkan seorang dokter kulitdan kelamin yang memeriksa ke absahan perawan atau tidaknya pelamar. 

"Kamu masuk ke pintu itu. Didalam ada dua orang yang akan mewawancaraikamu. Pertama seorang pria yang akan menanyakan semua data-data kamu.Dan, yang kedua adalah seorang dokter wanita yang akan memeriksa kamuperawan atau tidak. Sekarang masuklah, hari sudah larut malam." 

Calista menghela nafasnya dan mengucap Bismillah sebelum masuk. Wanitaparuh baya yang mendengar hal itu mengernyitkan alisnya. Baru kali ini adayang berdoa sebelum masuk. Wanita-wanita sebelumnya malah sibukberdandan dan merapihkan bajunya. Tapi tidak dengan perempuan kuncir kudaini. 

"Selamat malam." Sapa Calista terlebih dahulu. Tampak dua orang dengansorot mata kelelahan menatap Calista dengan malas. 

"Kamu terakhir kan?" Tanya seorang pria 

"Iya pak, saya terakhir." Jawab Calista sambil nyengir kuda, sama sepertikuncirannya. 

"Thanks God, akhirnya kita bisa segera pulang Nan." Kata sang pria 

"Iya, sudah langsung saja. Kamu saya cek dulu biar cepat. Dari tadi semuanyapalsu. Ngaku-ngaku perawan tapi ternyata sudah bolong." Calista gugup bukanmain. Kenapa dia bisa senekat itu ketempat ini? Oh Tuhan, tapi dia tidak bisamundur lagi. Akhirnya Calista menuju ruangan rahasia khusus wanita. Setelahbeberapa menit lamanya didalam, dokter Nancy itu pun keluar dengan ekspresidatar. "Okay, dilanjut." Perkataan absurd dilempar ke teman pria yangmenunggu diluar ruangan. 

"Well, kenapa kamu mau menikah dengan majikan kami yang seorang pria tuadan cacat? Bukankah kamu masih muda dan cantik, perjalanan masih panjang.Jangan bilang karena kamu baru diputusin pacar atau frustasi karena pacarkamu selingkuh?" Pria tersebut menyandarkan punggungnya di kursi tebal danempuk yang diduduki. Dokter wanita yang memeriksa Calista, dudukdisebelahnya dengan melipat kedua tangan di depan dada dan menyilangkansatu kaki diatas kaki lainya. 

"Saya . . . saya . . .  butuh banyak uang . . . untuk membiayai operasi bapak saya. Bapaksaya jadi korban tabrak lari orang tak dikenal." Calista menundukkanwajahnya. Jari jemarinya dipilin untuk mengurasi rasa gugup yang menerpa.

Dua orang lain di ruangan yang sama terdiam, tidak bisa berkata apa-apa.Hanya desahan halus keluar dari bibir mereka. Sampai akhirnya salah satu darimereka bersuara, 

"Kamu tahu apa saja yang harus kamu lakukan?" 

"Saya harus memiliki anak minimal 3 orang, bukan? Oya, kalau boleh tahu,kenapa harus 3? Apakah majikan kalian sangat menyukai anak-anak?" TanyaCalista. 

"Ya, bisa dibilang begitu." Sekarang suara dokter wanita. 

"Ooh begitu. Jadi, kemungkinan aku harus menikah selama minimal 3 tahun?Andaikan 1 anak 1 tahun termasuk masa nifas 40 hari tiap 1 anak." Calistamembuat perumpamaan sama absurdnya. 

"Kenapa harus tiga tahun kalau bisa 1 tahun?" 

"Maksudnya?" 

"Kenapa kamu tidak mempertimbangkan perhitungan jika melahirkan kembartiga sekaligus?" Jawab dokter wanita 

"Ah iyaaa, benar juga." Calista tersenyum datar. 

"Kenapa? Apa kamu ingin mendapatkan 1 milyar setiap bulan selama 3 tahunminimal?" Pewawancara pria mengernyitkan keningnya. 

"Tidak tidak, lebih cepat lebih baik tentu saja. Aku hanya butuh uang 20 juta,bukan milyaran. Bahkan 100 juta pun sudah terlalu banyak buatku." Calistamelambaikan kedua tangannya menyanggah tuduhan yang dilayangkan priatersebut. 

"Begitu? Hmm, baiklah. Kami akan menghubungi kamu besok." Tiba-tibaponsel disaku sang pria bergetar. Panggilan masuk dengan nama yang terteradi layar,"Mr. Darren Anderson" memanggil. Pria tersebut meletakkan telunjukdibibirnya kepada teman wanita sebelahnya sebagai tanda untuk diam. 

"TERIMA DIA!" Telpon pun dimatikan sepihak. 

Be My Kid's Mommy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang