Seketaris Pribadi Baru

5.2K 316 30
                                    

Calista melirik ke kamera CCTV itu dan memainkan wajah badutnya berkalikali. Semua orang yang ada didalam lift tersebut mengernyitkan alis melihattingkah konyol Calista. Tapi, tidak dengan seorang pria yang melihatkeabsurdan Calista dibalik layar laptopnya. Dia justru tertawa terbahak-bahak. . . . ditengah meeting mendadak. 

Semua peserta meeting yang terdiri dari direktur berbagai divisi dan asistenpribadinya tentu saja Andrew. Andrew menghela napas sambil menggelenggelengkan kepalanya melihat tingkah Darren. 

"Ehem . . . ." Andrew yang memberi kode untuk sang bosnya, tampak sia-sia.Karena Darren terus mengamati laptopnya sampai akhirnya berhenti sendirikarena Calista sudah keluar dari lift dan menuju ruangan yang seharusnya.

"Andrew." Darren mengangkat tangannya dan menarik jari telunjuk untukmemanggilnya. 

"Dia sudah datang. Kamu tunjukkan dimana mejanya." Darrensetengah berbisik meminta Andrew untuk keluar terlebih dahulu. 

"Tapi bos, kita sekarang lagi . . . . "

"Kamu menentangku?" Darren menatap dengan mata mencekam. 

"Tidak tidak bos. Baiklah aku keluar dulu." 

"Kita lanjutkan meetingnya sekarang. Kalian punya waktu setengah jam untukmelaporkan kinerja kalian satu minggu kemarin. Apakah layak dipertahankanATAU aku harus singkirkan." Senyuman Darren menebar ancaman kesemuapetinggi perusahaan yang hadir. Meskipun usia Darren lebih mudadibandingkan semua peserta rapat yang datang namun kemampuan danpengalamannya berbisnis di kancah Internasional sudah dimulai sejak diamasih usia belasan. Darren menyukai ilmu bisnis karena itulah dia mengambiljurusan bisnis saat masih kuliah.

Calista yang berjalan pelan merasa bingung kemana dia harus melangkah.Maka dia pun menghampiri sebuah meja resepsionis yan terletak di sepanpintu masuk sebuah ruangan lainnya setelah keluar dari lift. 

"Mba, maaf permisi. Ruangan tuan Darren dimana ya?" Calista berbicaraseramah mungkin dengan memasang senyum manisnya. Namun, yangditerima dari wanita resepsionis adalah tatapan dan senyuman sinis. Calistamengernyitkan alisnya. 

"Sudah ada janji? Karena beliau tidak mau bertemu sembarang orang" Jawabperempuan bernama Lita dari tanda pengenal yang menggantun di kantongkirinya. 

"Tidak mau bertemu? Bahkan kami sudah beberapa kali bercinta. Cih." BatinCalista sedikit kesal dengan cara resepsionis itu menerima tamu. 

"Hai nona Calista sudah datang, ayo masuklah. Bos kami sudah menunggu."Andrew tiba-tiba datang mencairkan situasi yang hampir membuat Calistamengumpat ke resepsionis yang judes setengah mati. Perempuan itumelebarkan matanya melihat Andrew yang langsung akrab dengan perempuanyang baru saja dijutekin. Andrew termasuk salah satu pria yang susah didekatinomor dua, setelah presdir mereka, Darren pastinya. 

"Permisi, saya sudah ada janji dengan beliau. Terima kasih." Calista berbicaradengan resepsionis yang tadi menolaknya secara halus. Andrew menaikkanalisnya. 

"Apakah dia ada diruangannya?" Tanya Calista. Dia belum pernah berjumpadengan suaminya sendiri meskipun mereka selalu bercinta setiap malam,kecuali 5 malam saat tangannya sedang di gips. 

"Beliau sedang memimpin rapat. Aku antarkan ke meja tempat anda akanmulai bekerja. Oya, disini aku akan memanggil anda nona. Dan, tidak boleh adaseorangpun yang tahu kalau anda adalah istri tuang Darren." Ucap Andrewdengan nada sepelan mungkin hingga hanya mereka berdua yang bisamendengar. 

"Tenang saja. Aku juga tidak butuh pengakuan dan pamor. Aku cuma butuhkesibukan dan pengalaman bekerja. Siapa yang tahu aku akan menjadi presdirsuatu saat di perusahaanku sendiri setelah masa kontrak berakhir?" Calistaberkedip ke mata Andrew dan meninggalkan pria itu dengan berjalan duluan.Pria itu terdiam mematung. Sungguh suatu tekad yang luar biasa terencanasejak awal, batinnya. 

"Ayo kenapa diam? Katanya mau menunjukkan mejaku?" Tanya Calistamembuyarkan lamunan Andrew.  

"Oh iya iya, mari ikuti saya." Jawab Andrew dengan berjalan cepat melewatiCalista.Calista berjalan mengekor dibelakang Andrew. 

"Ruangan tuan Darren ada di belakang anda. Anda duduk disini dan ini adalahmeja dan kursi yang telah dipersiapkan. Sekretaris pribadi sebelumnyamengundurkan diri karena alasan keluarga. Semua kebutuhan sudah disiapkan.Kalau ada yang masih kurang, bisa bilang ke saya. Tempat saya ada diruangandepan yang tertulis, wakil direktur." Jawab Andrew. 

"Oh okay pak wadir. Oya, kapan dia keluar dari rapat?" Tanya Calista sambilmeletakkan tasnya diatas meja yang sangat bersih dan wangi aromatherapy. 

"Sebentar lagi." Jawab Andrew singkat.

"Haiiii Andrew, apa kabar? Long time No. see. Darren ada?" Seorang wanitacantik berpakaian seksi ketat berwarna merah menyala memecah obrolandiantara Andrew dan Calista. 

"Britney. Beliau sedang rapat." Jaab Andrew sambil menatap Calista yangsedang terheran-heran. 

"Oh siapa dia? Sekretaris baru? Dimana yang lama?" Britney menghampiriCalista dan Andrew yang masih berdiri. 

"Saya Calista, sekretaris baru tuan Darren." Jawab Calista ramah sambiltersenyum dan mengulurkan tangannya untuk dijabat Britney. Namun, Britneyterlihat acuh dan mengibaskan rambut panjang ikalnya dengan tatapan sinis.Caslita mengerutkan bibir. Andrew melihat itu.

"Kalau begitu aku akan menunggunya didalam." Ujar Britney sambil berjalanhendak masuk keruangan Darren. 

"Maaf, sepertinya tidak sopan kalau pemilik ruangannya belum datang tapisudah ada yang masuk lebih dahulu." Jawab Andrew sambil setengah berlarimenghadang Britney yang sudah memegang handle pintu. 

"Andrew, aku bukan siapa-siapa. Aku wanitanya Darren. Aku sudah kenal dialebih dahulu sebelum dia mengenalmu." Jawab Britney dengan tatapansinisnya.

Calista yang menyaksikan perdebatan dua orang didepannya itu hanya diamtanpa berniat untuk menyela. Perempuan itu cantik. Mungkin itu alasansuaminya tidak ingin memperkenalkan aku didepan orang banyak, batinCalista. Ahhhh sudahlah, tujuanku menikahi dia bukankah hanya demi biayapengobatan bapaknya. Jadi, tidak peduli apa motivasi orang kaya yang telahmemberinya uang. Toh mereka berada dalam situasi saling menguntungkansatu sama lain, pikir Calista. 

Calista memilih untuk duduk di kursi yang telah disediakan untuknya. Dan, diamulai mengeluarkan telpon genggamnya dan membuka laptop yang ada diatasmeja untuk dirinya bekerja. Calista tidak peduli selain belajar lebih cepat agarmenjadi lebih pintar dan mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuktabungannya sendiri, diluar dari uang yang diberi suaminya sesuai perjanjian. 

"Darren, hai sayang, aku tidak boleh masuk sama Andrew." Britneymelancarkan jurus mautnya menjerat pria dengan bersikap manja dan merasaterdzalimi. Calista yang mendengar nama Darren disebut, langsung bergetartubuhnya. Haruskah dia melihat wajah suaminya? Calista hanya bisamematung dengan pandangan kosong menatap layar laptop yang masih belummenyala. Bibirnya mengatup rapat dan kedua tangannya terkepal. Namun, diatidak berani mendongakkan wajahnya melihat bos sekaligus suaminya itu. 

Darren yang melihat perubahan raut wajah Calista menyeringai sinis. Dia tahukalau Calista mengacuhkannya. Dia tahu kalau Calista sedang berusaha kerasuntuk tidak melihatnya.

"Sayang, kamu kenapa? Dia sekretaris barumu bukan? Cukup cantik. Tapisayang, kampungan. Huh." Jawab Britney yang membuat Calistamengernyitkan alis mendengar dirinya disebut kampungan. 

Be My Kid's Mommy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang