0.8 shoot

19 3 0
                                    

Happy reading-!

• ───── ⋆start⋆ ───── •

Esoknya disekolah, ada kakak kelas yang menawarkan untuk menjadi crew film, bisa menjadi salah satu tokoh pada film bila dibutuhkan.

Clara sangat tertarik, namun ia masih menimbang untuk segala konsekuensinya.

Dia membulatkan tekad untuk bergabung, bisa jadi ini salah satu pengalaman.

Ia mengangkat tangan kanannya, kakak tingkat ini pun mengangguk lalu mendata namanya. Setelahnya, Clara juga diminta berkumpul setelah pelajaran selesai di depan kelas 7B.

Clara berjanji akan berusaha sebaik mungkin, mimpinya sih dia ingin menjadi salah satu tokoh, tapi dia bisa apa? Hanya bisa pasrah dan menjalankan tugasnya.

Singkat cerita waktu istirahat tiba, karena Clara lupa membawa lauk untuk teman nasinya, ia berinisiatif untuk pergi ke kantin.

"Annis, kantin ga?" tanya Clara.

"Sokin," sahut Annisa.

Teman sebangku itu pun berjalan berdua menuju kantin. Dijalan, Clara merasa seperti ada yang mengikutinya, tapi bila ia berbalik ke belakang, tidak ada yang aneh.

Clara menggaruk leher belakangnya tak gatal, "aneh," gumam Clara disela kekhawatirannya.

"Kok hawa hawa nya aneh ya? Ada apa sih?" monolognya terus mengeluarkan pertanyaan yang tak ingin didengar Annisa dan juga tak dapat dijawab dengan jelas.

Clara berusaha tak peduli dan terus mengikuti langkah Annisa.

Sesampainya dikelas, Clara membuka bekalnya dan dimakan bersama jajanan tadi.

Tak terasa bel pulang telah berbunyi, Clara yang teringat undangan kakak kelas tadi, dengan segera ia menunda tas dikelas dan pergi keluar kelas, lantas berlari kecil menuju kelas yang diberitahukan tadi.

Clara memerhatikan orang-orang sekitar, disana ada Syifa.

Clara memaklumi itu, dia wakil ketua osis jadi wajar saja bila ia hadir, tapi Clara berharap tak ada masalah dan kendala nanti.

Semua orang yang ikut dalam acara tersebut sudah berkumpul, mereka berdoa terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan kinerja mereka nanti.

Clara mendapatkan tokoh pembantu yaitu sahabat sang tokoh utama, ia hanya hadir menjadi penasihat cinta sang tokoh utama. Clara sangat bersyukur akan hal itu.

"Semua sudah mengerti? Jika ada pertanyaan silakan angkat tangan, jangan ragu-ragu," tutur salah satu pembina.

Semua siswa disana saling pandang, masih tak berani untuk terlalu bersuara.

"Tidak ada pak," sahut salah satu dari mereka mewakili.

"Baik kalau begitu, silahkan setting kamera dan persiapkan semuanya," Setelahnya, mereka menghafalkan naskah, menyiapkan lighting, setting tempat juga kamera.

Tak lama camera sudah siap, dengan berbekal ingatan dialog tadi, mereka yang mendapatkan set pertama mengambil posisinya masing-masing.

Clara mendapat scene dikelas, lebih tepatnya dikelasnya, kebetulan juga kursi yang dipakai adalah kursinya. Clara duduk, dia berpura-pura menulis atau menggambar dibuku.

"Action!" teriak salah satu crew memberitahu.

Sang tokoh utama berjalan dengan lesu kearah Clara.

"Kenapa nih? Lemes amat," Clara memulai dialognya.

question { Renjun NCT } (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang