1.5 meet again.

16 2 0
                                    

• ───── ⋆start⋆ ───── •

"iya, kenapa?" tanya Clara balik.

Orang itu menghela nafas lega, "aku kira kau penyusup."

Clara mengangkat alisnya, "rumah mafia kemasukan penyusup? aku tidak yakin itu terjadi."

"Oh ya, silahkan du-- " ucapan orang itu terpotong kala Clara berbicara, "kau pikir aku tamu? Tcih, Kau dan kakek mu sama saja."

Ni-ki kemudian mendaratkan bokongnya disalah satu sofa, "omong-omong, itu juga kakek mu."

"Terserah."

Hening, canggung rasanya ketika 2 insan bersaudara sepupu ini bertemu setelah sekian lama.

Ni-ki berusaha mencari cara untuk membuka topik dengan Clara, berbeda dengan Clara yang ingin sekali pergi dari hadapan orang aneh ini.

Clara bangkit dari duduknya, "aku akan keperpustakaan, permisi," pamit Clara tanpa melirik Ni-ki sama sekali.

"Tunggu," ujar Ni-ki membuat Clara menghentikan langkahnya di anak tangga.

"Kenapa?"

"Emang kau tau letak perpustakaan nya? Lagi pula memangnya membaca buku menyenangkan?" tanya Ni-ki bertubi-tubi.

"Aku tau letak ruangannya, dan membaca itu kau tak bisa mengerti rasanya."

"Kau tak bisa kesana," peringat Ni-ki.

"Kenapa?"

"Aku menguncinya," ucap Ni-ki

Dahi Clara berkerut, "kenapa harus anda?"

Saat akan terus menaiki anak tangga, langkahnya terhenti kala mendengar suara meringis.

"Akhh!"

Clara menoleh, mendapatkan Ni-ki yang tengah meringis sembari memegang salah satu kakinya.

Clara hanya mengangkat satu alisnya. Seorang cucu gangster terjatuh hanya karena tangga? lemah sekali.

"Tolongin anjir!" teriak Ni-ki.

"Manja lo," Clara memutar bola matanya malas, lalu bergegas memapah Ni-ki menuju sofa yang ada disana.

Setelah dirasa cukup Clara berniat untuk ke perpustakaan kembali.

"Kemana lo?" tanya Ni-ki.

"Kan tadi lo tau," jawab Clara.

"Orang sakit tuh diobatin, bukan dibiarin." 

"Lah? Kurang obat lo? Disini banyak maid, sana obatin sendiri! Lagipula lo punya tangan, kan?" tanya Clara dengan nyalang.

Ni-ki menggeleng, "Ga mau, mau nya sama lo."

"Manja," Clara malah melanjutkan langkahnya untuk cepat sampai ditujuan utamanya.

"Clara, gue aduin rahasia lo ke om atau lo obatin gue?" ancam Ni-ki dengan tersenyum menyeringai.

Clara menyeringai, "lemah, maen aduan," ejeknya. Ia lalu melanjutkan langkahnya lagi.

"Clara," panggil Ni-ki dengan penuh penekanan.

Clara terpaksa turun kembali dengan ogah-ogahan, ribet sekali bocil ini.

Ni-ki tersenyum penuh kemenangan setelah berhasil meluluhkan Clara.

Obat P3K diantar oleh salah satu maid, Clara pun berjongkok dan mengangkat satu kaki Ni-ki kepangkuannya.

"Pelan-pelan anjir, sakit."

question { Renjun NCT } (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang