Halooo, maaf ya baru up sekarang, kemarin kelupaan dan sibuk banget..
Kalo gitu happy reading-!
• ───── ⋆start⋆ ───── •
Syifa menatap Clara dengan amarah didalamnya, "gara-gara lo! Kak Fauzan jadi cuekin gue tau, ga? Dia juga jauhin gue dan lebih perhatiin lo!" bentaknya tepat didepan wajah Clara.
"Jir liur nya," Clara meringis dalam hati.
"Kok gue? Gue dari tad--"
"Halah ga usah boong lo! Lo pake pelet kan pasti?" Hilya memotong ucapan Clara sembari melipat kedua tangannya didada.
"Iya tuh pasti ni anak gatel ke kak Fauzan biar diperhatiin," tuduh Dini.
"Dih apaan si? Yakali gue pake pelet anjir... Kurang kerjaan banget," Clara menutup matanya sejenak, muak dan malas membela dirinya yang sudah pasti jujur ini.
"Lo harus gue kasih pelajaran," Salah satu tangan Syifa terangkat untuk menampar Clara, hal itu cepat digagalkan oleh seseorang dari belakang. Pergelangan tangan Syifa dicengkeram kuat.
Syifa menoleh ke belakang, mendapati Fauzan dengan tatapan dinginnya. "Ngapain lo disini?" tanya Fauzan sewot.
"Ck lepasin kak," Syifa berusaha memberontak. Fauzan pun melepaskannya dengan kasar.
Menghela nafas, Fauzan menatap malas ke arah Syifa, "mau lo apaan sih, hah?"
"Udah gue bilang jangan nyari masalah!" tegas Fauzan.
"Oh, terus lo belain dia gitu? Dan lo bantah perintah Tante Mawar gitu?" tanya Syifa dengan menantang.
Fauzan menatap datar Syifa tapi dalam sorot mata masih menyimpan amarah.
Fauza pun beralih menatap Clara, "bawa tas lo, kita cabut."
Clara dengan segera menyambar tasnya karena tak ingin berlama-lama disini. Dia menghampiri Fauzan namun dicegat terlebih dahulu oleh Syifa.
"Awas lo Clara, tunggu pembalasan gue," ancamnya tepat di telinga Clara.
"Kenapa ga sekarang aja?" tanya Clara disertai smirknya.
"Apa mau dihotel, hm?" Clara mencolek dagu Syifa disertai satu alis yg naik-turun untuk menggodanya lalu berlari pergi dari sana.
Selepas Clara dan Fauzan pergi, Hilya menghela nafas lelah, bagaimana bisa Syifa seceroboh ini. Bisa bisa uang yang dijanjikan akan dikurangi.
Hilya duduk di meja diikuti Dini. "Dodol banget sih lo, udah ceroboh, crush nya malah ngebelain orang lagi," Hilya merotasikan bola matanya malas.
"Diem lo," Syifa terduduk lemas dilantai.
Dini mengedarkan pandangannya menatap sekitar, " udah kan? Yaudah ayo gue pengen pulang ini," desak Dini.
Salah satu dari mereka menghubungi seseorang, setelah orang itu memberi tahu posisi nya, mereka kemudian berjalan menuju tempat itu.
Tempat nya didepan ruang rapat, dilantai 2. Saat mereka sampai, orang berhoodie hitam membalikan badannya untuk melihat mereka bertiga.
Syifa dengan nafas memburu berkata, "ga mau tau, Lo harus nambahin itu uang. Crush gue belain dia tau ga?! Bahkan crush gue berani-beraninya ngebentak gue."
Lelaki misterius itu menyunggingkan senyumnya meski terhalang oleh masker, "ga ada hubungan nya sama gue, bahkan gue ga peduli."
"Ini duit yang udah dijanjikan dari awal," lelaki itu kemudian menyerahkan amplop coklat berisi uang 500 ribu kepada Hilya.
"Bagi rata duit itu, gue cabut."
"Sialan lo," geram Syifa, tetapi lelaki itu mengacuhkannya dan terus berjalan menuruni anak tangga.
"Wahh banyak banget ini," Dini dengan mata berbinar mengecek isi amplop tersebut.
"Iya, bisa buat skincare-an ini mah," ujar Hilya.
Syifa kemudian menatap keduanya, "mana sini liat," Syifa merebut amplop itu kasar dari tangan Hilya dan Dini.
Ia melihat lihat isi nya lalu mengembalikanya, "gue ga perlu itu, buat lo berdua aja. Gue duluan," Syifa melengos pergi dari hadapan Hilya dan Dini.
Hilya dan Dini tentu saja kegirangan.
Sedangkan Syifa pulang dengan perasaan sedih bercampur kecewa.
• ───── ⋆tbc⋆ ───── •
Jangan lupa votment nya..
See you-!
KAMU SEDANG MEMBACA
question { Renjun NCT } (On Going)
FanficPerjalanan hidup yang dipenuhi pertanyaan dan ketidak jelasan dalam jawaban. "Jantung lo itu dari gue, jadi jaga baik-baik." ⚠️‼️ -) murni fikiran sendiri. -) mohon maaf bila ada kesamaan dikarenakan ketidaksengajaan. -) jangan lupa bintangnya. s...