1.6 malamnya

17 2 0
                                    

  Selepas beribadah, Clara berniat untuk bersantai diruang tamu namun satu suara membuatnya mengurungkan niat itu.

"Oh, ternyata lo disini, Clara," Seorang perempuan menyapa dengan nada yang tak bersahabat.

Clara menoleh, mendapati perempuan di ambang pintu dan beberapa maid di manshion ini menyambutnya. Kenapa sampai di sambut begitu, ada hubungan spesial apa dia?

Deg.

Clara menghela nafas lalu tersenyum kearah perempuan tadi.

Clara berjalan pelan mendekat, "oh? Zilfa, ya? Dari kapan dateng kesini?" sapanya berusaha ramah.

"Ga usah sokab, Lo," ujar Zilfa lalu duduk di salah satu sofa panjang dengan satu kaki menumpang pada kaki lain.

"ga jelas" gumam Clara malas.

Seorang maid datang untuk menyambut Zilfa, lagi. And look! Zilfa memperlakukannya seenak jidat.

Clara berdecak lalu pergi menuju taman belakang untuk menemui Ni-ki, ternyata Ni-ki sedang melamun dipinggir kolam.

"Duarr!!"

"Anjing!" Ni-ki terkejut luar biasa.

"Heh mulutnya!" peringat Clara lalu tergelak.

"Ngagetin Lo, " ucap Ni-ki sinis.

Mereka pun berbincang ria, namun suara salah satu maid membuat mereka menghentikan kegiatan itu.

Ternyata mereka disuruh untuk ke ruang tamu atas dasar perintah Arkanza.

Dengan langkah malas, Clara dan Ni-ki berjalan menuju ruang tamu.

Tak lupa, Ni-ki pun menggenggam tangan Clara, takut anak itu diambil lagi dan kenapa-kenapa.

Clara tentu terkejut, namun ia tak enak untuk menolak.

Belum sempat mereka bersuara, satu kalimat membuat mereka terdiam.

"Ga mau ayah! Jeno ga mau dijodohin! Udah ga jaman jodoh-jodohan ayah! Ini bukan zamannya Siti Nubayah!" teriak Jeno kesal, ia ingin menghancurkan barang-barang saja rasanya.

Sudah dari dulu ia menolak, namun ayahnya hanya menuli, ingin sekali saja  bantahannya didengar apalagi dalam hal perjodohan gila yang bahkan dia ga mau.

"Jeno! Kamu bentak ayah?! Kamu mau jadi so' jagoan?! iya?! Jadi anak harus nurut, Jeno!" bentak ayah Jeno tak kalah tinggi.

Clara dan Ni-ki yang melihat pertengkaran itu hanya bisa cengo, seru tapi serem juga.

Ni-ki bersedekap dada, "asik, tontonan gratis."

Clara mendekatkan kepalanya ke arah Ni-ki dengan mata yang masih fokus melihat pertengkaran itu, bermaksud berbisik.

"Ini ada apaan dah?"

Merasa rambut Clara terlalu dekat, Ni-ki menoyor pelan kepala Clara.

"Tu kepala jangan deket-deket dah, bau."

Clara menatap Ni-ki sinis, "sialan lo."

Jujur saja menurut Ni-ki rambut Clara itu wangi, seperti baru keramas tadi. Padahal Clara keramasnya kemarin.

Clara memerhatikan percakapan ayah dan anak yang sedang bertengkar itu, ternyata pasangan yang akan dijodohkan dengan Jeno adalah Zilfa.

Clara menganggukan kepalanya, "oohhh."

"Kenapa?" tanya Ni-ki heran.

"Engga," jawab Clara malas, malas untuk membahas ini lebih panjang.

***

question { Renjun NCT } (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang