1.3 ada yang cemburu?

13 1 0
                                    

• ───── ⋆start⋆ ───── •,

Bel istirahat pertama berbunyi, para siswa berbondong-bondong menyerbu kantin.

Sama halnya dengan Clara, ia membereskan bukunya untuk pergi ke kantin.

"Clar," panggil Melisa.

"Hm?"

"Kantin?" tanya Melisa.

"Sokin," ucap Clara.

Setelah sampai dikantin, Annisa, Clara, Melisa. Mereka bertiga berpencar untuk mengisi perutnya masing-masing.

Clara yang memang bingung pun memilih untuk melihat-lihat terlebih dahulu.

Karena kantin ujung berdekatan dengan WC juga gudang, sudut matanya tak sengaja menangkap sesuatu yang membuatnya penasaran.

Ia mendekat dengan perlahan, matanya membelalak kaget melihat temannya sedang dirisak lagi.

Clara segera mendekat berusaha melindungi Resa dari tangan kotor mereka.

"Maksud Lo apa-apaan, hah?!" bentak Clara.

Syifa menyunggingkan senyumnya, "udah dateng nih pahlawan kesiangan."

Syifa kemudian menunjukan uang Resa yang ia ambil ditangannya, "dan, Lo tau ini?"

Clara lantas menggeleng.

"Yakali, di kasih tau aja kagak," batin Clara tak habis pikir.

"Ini duit dia, kalo lo mau ini balik ke tangan temen gendut lo itu, lo harus jawab pertanyaan gue."

Clara menghela nafas, "apa?"

Syifa menatap Clara intens, "Lo suka sama Renjan? Cih, Sasimo banget sih jadi orang, kemaren sama kak Fauzan sekarang sama si Renjan. Gak malu l" Pertanyaan yang dilontarkan beruntun tanpa henti.

Sialnya disana bukan hanya mereka, tapi banyak orang yang malah asik menikmati tontonan gratis didepannya.

Clara memiringkan kepalanya, "satu satu kek, malas gue."

"Lo suka sama Renjan?" ulang Syifa.

"Enggak."

"Terus kenapa lo kemaren pegangan tangan sama dia?" lanjut Syifa.

"Emang hubungannya sama lo apa?" tanya Clara balik.

Syifa mengepalkan tangannya, "heh jadi orang sopan dikit dong. Ditanya bukannya dijawab malah nanya balik."

Clara mengangkat alisnya, "Apa perlu, gue ngehormatin pembully meski waketos?" tanya Clara lagi.

"Anjing lo," maki Syifa.

"Ga guna lo, tadi pertanyaan selanjutnya apa? Kek artis aja gue diinterview."

"Lupa lagi gue, sial," sesal Syifa.

"Mampus, selain durhaka dari emak lo, dari gue juga," Clara terkekeh mengejek.

"Sialan," Syifa maju kearah Clara dan siap melayangkan pukulannya.

Saat itu pula ada satu tangan yang berhasil mencengkram tangan Syifa.

"Bentar, kok? Sial! Gagal lagi gue," Syifa mengepalkan tangannya yang masih dicengkram seseorang.

Cengkramannya perlahan dilepaskan.

Clara mendongak, dia...Sena,datang membantunya (?)

Syifa mengulum bibirnya berusaha untuk tidak lepas kendali didepan senior.

"Ngapain?" tanya Sena mengintrogasi mereka yang ada disana. Orang-orang yang tadi asik menonton pun perlahan membubarkan diri.

Mereka terdiam sebelum akhirnya Clara bersuara.

"Mereka ngambil duit temen gue," Clara menunjuk Syifa dengan dagunya, "dia mau mukul temen gue biar gue jujur."

"Jujur dalam konteks?" tanya Sena lagi.

"Masalah kemarin," ucap Clara ragu, ia hanya tak ingin masalah ini jadi besar.

"Mana uangnya?" Sena beralih menatap Syifa dengan dingin.

Syifa gelagapan dan dengan takut-takut segera memberikan uang itu kepada Sena.

"Ini uang temen lo?" tanya Sena sembari menunjukkan uang ditangannya.

"Iya," Clara menganggukan kepalanya.

"Nih," Sena memberikan uang itu kepada Clara.

"Pergi dari sini dan bawa temen lo, gue ga mau sampe kedengeran BK."

Setelah ber-terimakasih Clara dan Resa segera pergi dari tempat itu.

Setelah dirasa Resa dan Clara tak lagi terlihat, Sena berbalik menatap Syifa.

"Kenapa? Ga suka? Serah gue lah."

"Ga guna lo, kak. Gagalin rencana gue aja terus," Syifa membuang wajah dengan kesal.

Sena berkacak pinggang, "serah dah, meskipun elo anak kepsek sama waketos disini. Lo malah kayak sampah," Sena beranjak pergi dari sana.

"Terserah, cuma anak pengusaha senjata aja belagu,lo," Itu Hilya yang bersuara.

"Sure? Kalo ga tau apa-apa mending diem aja, gue takutnya lo pada pengen ngerasain kehebatan senjata bikinan bokap gue."

"Ga guna juga gue omong banyak disini, nyusahin semua," Sena pergi meninggalkan mereka bertiga yang menahan kesal.

Mereka ketahuan lagi oleh kakak kelas setelah Fauzan, gegara siapa? Ya Clara lah.

Sial sekali, Syifa tak mendapatkan uang itu juga kejujuran tentang Clara yang menggandeng tangan Renjan kemarin.

Ia pergi dengan muka kusut dan kaki yang dihentak-hentakan. Disusul oleh kedua temannya yang berjalan dengan lesu.

• ───── ⋆tbc⋆ ───── •

See you..

question { Renjun NCT } (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang