08-JenJaem🍃

2.5K 293 7
                                    

Sesuai apa yang Jaehyun kata kan tadi siang. Malam ini dia dan istrinya tengah melakukan video call dengan calon besan mereka, Yuta dan Wanwin.

Harusnya obrolan mereka bisa sampai membahas sampai ke hadiah apa yang cocok untuk calon pengantin baru itu. Harusnya! Tapi ternyata ada batu kerikil hadir dalam obrolan mereka malam ini.

"Tidak bisa, aku tidak setuju!" Taeyong menolak mentah-mentah mendengar perkataan Yuta diseberang sana.

"Lalu bagaimana dengan perasaan Jeno dan Xiuhuan? Aku tidak bisa memisahkan orang yang saling cinta, Tae."

"Jeno tidak pernah mengatakan kalau dia mencintai seseorang sebelumnya. Kalau memang iya, harusnya Jeno bisa mengambil kesempatan membatalkan perjodohan waktu Jaemin terbaring koma."

"Mungkin Jeno tidak mau menghancurkan harapan kita."

"Jeno itu putraku Yuta, sifat ku 90% menurun kepada ketiga putraku, karena itu aku sangat mengenal sifat mereka, dan kami punya prinsip tidak akan pernah menerima hati yang datang ketika hati kami sudah dimiliki orang yang kami cinta."

Penjelasan Jaehyun membuat Yuta terdiam. Kalau memang Jeno seperti itu, lalu apa yang dikatakan Xiuhuan?

"Pokoknya aku tetap akan menjadikan Jaemin menantu kami tanpa atau seizin darimu." Taeyong menatap Yuta tajam, "Jangan main-main soal perjodohan dengan keluarga kami, Yuta. Aku akan membatalkan perjodohan ini jika memang Jeno yang mengatakan langsung padaku. Tapi konsekuensinya Jeno harus menanggalkan marga 'Jung' didepan namanya."

^_________^

"Huhuhu ..., bagaimana ini Ayah? Aku mencintai Jeno tapi aku tidak mau Jeno dibuang dari keluarganya, hiks."

"Coba kalian berdua bicarakan masalah ini. Ayah sama ibu tidak bisa membantu banyak. Tapi jika kalian memang saling cinta, Ayah siap menerima Jeno menjadi menantu sekaligus anak Ayah."

"Bagaimana dengan kakak?"

"Ibu akan berbicara pada kakakmu."

"Baik. Ayah, Ibu, terima kasih atas pengertian kalian."

"Tidak perlu berterima kasih. Itu sudah tugas orang tua membantu anaknya."

Selesai berbicara dengan putra serta keluarga Jung tadi, kini tinggal bagaimana cara menjelaskan kepada Jaemin, putra mereka yang satu ini. Jaemin itu orangnya punya pendirian yang kuat, jika dia sudah berkata itu maka tetap begitu. Sebelum ini bahkan Jaemin sudah terang-terangan menentang keberadaan ibu dan anak itu.

"Aku sudah terlanjur berjanji untuk diam saja sampai akhir bulan ini. Tidak mungkin kita langsung membicarakan soal ini kepada Jaemin."

"Tapi ini soal perasaan. Aku tidak mau nanti Jaemin menikah dengan orang yang tidak mencintainya, Jaemin kita tidak akan bahagia." Winwin khawatir tentu saja.

"Aku tahu. Maka dari itu kita harus berbicara langsung kepada Jeno."

"Aku akan mengosongkan jadwal beberapa hari. Aku akan pulang sebentar."

"Aku tunggu."

Jangan harap kalau Jaemin tidak mendengar percakapan yang membuat telinganya menjadi gatal. Dasar anjing penjilat tidak tahu diri.

"Bodoh sekali mereka mengambil langkah yang beresiko begini. Harusnya kalau mau berhasil Jeno sudah ada dalam genggaman, karena kuncinya itu ada di Jeno. Aduh, kenapa mereka bodoh sekali. Orang seperti Jeno tidak akan terpengaruh dalam rencana kolot kalian."

Bagaimana cara Jaemin bisa mengetahui rencana aneh ini? Jawabnya karena semua rumah yang pernah Jaemin tinggali terpasang CCTV tersembunyi dan alat penyadap suara. Termasuk kamar orangtuanya dan rumah yang ditinggali oleh anjing peliharaan milik Nakamoto Jaemin. Saat-saat tertentu saja Jaemin tidak menguping pembicaraan di kamar kedua orangtuanya jika mereka berdua ada di kamar.

^_________^

"Jung Jeno, kemari!"

Suara Taeyong menggelegar di ruang besar itu. Semua anggota keluarga bahkan sekarang tengah berkumpul dalam satu ruangan. Termasuk Haechan yang sudah tertidur tadinya, setelah terbangun dia memaksa ikut berkumpul. Pasti sesuatu telah terjadi, makanya Haechan tidak ingin ketinggalan berita.

Jeno yang tidak tahu apa-apa tentu saja bingung. Jarang sekali mommynya itu meninggikan suaranya seperti barusan.

"Ada apa, Mom?"

"Jangan main-main soal berumah tangga, Jeno. Kamu memutuskan untuk menikahi Jaemin tapi kamu mencintai orang lain, kamu sehat? Apa otak di kepala kamu itu cuma pajangan semata?"

Jeno semakin bingung mendengar pertanyaan dari sang mommy. Mencintai orang lain, apa maksudnya? Jeno melirik daddynya yang duduk diam di samping mommynya dengan mata yang awas menatap kearahnya. Walaupun cuma menatap dalam diam, Jeno yakin, daddynya itu tengah menyimpan amarah.

"Maksud Mommy apa? Coba jelaskan dulu. Aku tidak mengerti maksud Mommy."

"Kamu mencintai putra kedua Nakamoto, apa itu benar?"

"Demi apa Jeno?" Renjun langsung memberikan tatapan mencemooh.

"Dengar Adik Ipar, aku sudah memberikan peringatan waktu itu." Haechan angkat bicara.

"Aku tidak suka dengan caramu. Segera selesaikan." Mark sebagai kakak memberikan peringatan tegas.

"Ya ampun. Apa yang Mommy bicarakan ini?" Baru kali ini Jeno merasakan frustasi yang sangat amat. Sampai Jeno bingung mau menanggapi seperti apa.

"Jeno."

"Dad, Mom, kalau aku mencintainya, maka dia sudah menjadi menantu kalian sejak lama." Jawab Jeno.

"Jadi apa maksud Yuta tadi?!"

"Kan apa kataku, sepertinya ada yang tidak benar dengan ibu dan anak itu, Jen. Aku bisa merasakannya."

"Aku juga merasakannya." Renjun menyetujui.

Iya, mereka memang tidak benar, Chan.

Taeyong melihat kedua menantunya bergantian. Kalau kedua menantunya merasakan hal itu, maka ada kemungkinan benar, selama ini apa yang mereka berdua rasakan memang itu kebenarannya. Makanya Taeyong tidak bisa mengabaikan.

"Lebih baik kita mengadakan pertemuan untuk masalah ini, Dad. Kita berbicara secara terbuka." Guanlin angkat bicara.

"Baiklah. Tolong kosongkan jadwal kalian hari itu."

"Baik, Dad." Jawab mereka serempak.

"Ngomong-ngomong Renjun, apa terapi kalian berhasil?" Tanya daddy Jae.

"Sepertinya perlu waktu sebentar lagi, Dad. Aku masih merasakan efeknya walaupun cuma sedikit."

"Jaga kesehatan kalian berdua. Daddy tidak mau terjadi apa-apa sama kalian."

"Tentu, Daddy tenang saja."

Renjun tidak memiliki penyakit apa-apa, dia cuma alergi sp*rma Guanlin. Tidak boleh dianggap enteng memang. Sekarang sudah lebih baik setelah menjalani terapi hampir 4 bulan.

^_________^

Nakamoto JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang