Jaemin menatap Jeno was-was. Ada apa dengan tatapan orang didepannya ini?
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita sibuk saja. Mommy sama ibu pasti senang dapat cucu."
"Hah?"
"Kenapa?"
"Kamu yakin kita begitu?"
"Yakin, Sayang."
Blush
Pipi Jaemin seketika bersemu. Panggilan itu, kenapa rasanya sangat mendebarkan. Kalau begini rasanya bukan seperti Jeno yang kata orang dingin itu.
"Tapi kita belum lama mengenal."
"Tapi kita sudah pacaran dan menikah."
Jaemin terdiam. Iya juga ya.
"Kalau tidak mau aku lanjut kerja lagi." Jeno melengos berlalu pergi dari hadapan Jaemin
Jaemin mendelik tidak terima, "yak! Kulempar Macbook mu keluar, Jung Jeno!"
Tidak mengindahkan ancaman Jaemin, Jeno duduk nyaman memangku Macbooknya dan fokus dengan benda itu.
Sret
Tak!
Jaemin tanpa izin menarik Macbook Jeno dan meletakkannya di atas meja dengan tenaga didalamnya. Bodo amat kalaupun rusak, itu bukan urusannya.
"Minggir!" Jaemin menghempas lengan Jeno ke samping. Buru-buru dia naik kepangkuan Jeno. Melingkarkan kedua lengannya di leher Jeno, menempel seperti lintah.
Jeno sendiri cuma diam dengan tingkah istrinya ini. Kemudian melingkarkan kedua lengannya di pinggang Jaemin dan memeluk tubuh itu erat.
"Kamu ke sini untuk bulan madu denganku, bukan dengan Macbook mu itu. Dasar." Jaemin masih ngedumel tidak terima.
"Iya." Jawab Jeno singkat.
Lama dengan posisi begitu, Jaemin melepas pelukannya, menatap Jeno tepat di matanya. "Ayo buat bayi" ajak Jaemin. Dari pada dia ditinggal kerja, mending sibuk saja.
"Tolong ambilkan ponselku dulu"
"Huh?"
"Ambil, Sayang."
Jaemin menoleh kebelakang, mengulurkan tangannya menggapai ponsel Jeno di atas meja.
"Terima kasih."
Cup
Jeno mengecup hidung Jaemin sekilas. Jaemin, dia cuma ngedip-ngedip.
"Mau ngapain?"
"Menghubungi dokter."
"Untuk?"
"Siapa tahu kita butuh."
"Oh ...." Jaemin ngangguk. Dia tidak mengerti, tapi ya sudahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakamoto Jaemin
Fanfiction(Tahap Revisi) "Anjing penjilat diantara orang-orang berhati bak malaikat." -- Jaemin. Fokus momen setiap pasangan akan berada di chapter 'Menantu Jung'.