Sesuai sama yang disebelah, untuk chapter "Menantu Jung 45678" itu private, ya. Tidak ada tambahan atau pengurangan lagi. Chapter depan adalah chapter terkahir, end.
Masing-masing chapter udah aku pisah, untuk meminimalisir harga. Agar kalian bisa membaca dengan harga terjangkau.
Spoiler chapter 👇🏻
Chapter Menantu Jung (4)
"Gendong." Jaemin mengulurkan tangannya
"Lepas baju dulu."
"Tidak. Aku mau berenang pakai baju." Tolak Jaemin.
"Tidak jadi berenang kalau begitu."
"Kan! Kamu ini suka sekali mencari masalah denganku."
"Aku masih menunggu."
"Ck, sudah sipit banyak mau lagi." Jaemin ngedumal sembari melepas pakaiannya.
"Cuma baju, Sayang, tapi seperti itu lebih bagus." Jeno mengerling nakal disuguhi pemandangan indah dari sang istri.
"Ayo."
Jaemin mendekat terus mengalungkan kedua tangannya di leher Jeno. Segera Jeno mengangkat tubuh istrinya itu. Jaemin melingkarkan kakinya di pinggang Jeno sesaat tubuh mereka berdua masuk kedalam kolam renang.
Chapter Menantu Jung (5)
Berarti aku mau sewa tukang pijet kalau begitu."
"Yakin? Mau kena omel Jeno?"
"Mau tidak mau lah, Mom. Dia yang buat aku begitu."
"Kamu belum terlalu mengenal sifat anak kedua Mom, Na. Coba saja kalau penasaran."
"Bibit-bibit kena efek dari sifat dinginnya mungkin jadi begitu." Celetuk Ten.
"Bisa jadi." Taeyong menyetujui.
"Berarti bayiku begitu juga nanti. Hm, cocok nih buat balas dendam sama peliharaan durhaka."
"Mae dukung kalau itu. Mereka bebas bayimu sudah mendekati masa remaja kan."
"Kalau begitu rajin-rajin ajak Jeno membuatnya."
Chapter Menantu Jung (6)
Kurasa daddy Jae cuma sayang sama menantu pertama dan cucu pertama saja." Ucap Jaemin spontan menarik perhatian Jeno disela kesibukannya.
"Daddy tidak seperti itu, Na."
"Tapi kenyataannya, daddy tidak menghiraukan orang disekitarnya, apalagi ada Chenle di sana."
"Daddy hanya menikmati pengalamannya menjadi kakek untuk pertama kali. Bukan maksud daddy mengabaikan sekitar."
"Itulah masalahnya. Bagaimana kalau daddy cuma sayang cucu pertama, cucu seterusnya daddy tidak suka."
"Berhenti bicara membual, Jaemin."
Jaemin terdiam mendapatkan tanggapan seperti itu. Cuma bualan, ya? Orang mana mengerti kalau tidak sendiri yang merasakan.
"Apa kamu tidak cinta lagi? Kita menikah juga karena perjodohan, Jen. Tak apa, jangan sungkan untuk mengakui perasaanmu."
Chapter Menantu Jung (7)
Suami, mana makanan untuk mereka?" Jaemin mengadakan tangannya meminta.
"Biar aku saja. Buna katanya mau makan sama mereka kan, nih.."
"Wah.." mata Jaemin berbinar lalu mengambil sekotak salad buah yang tadi mereka beli sebelum membeli makanan untuk puppy.
Srak... Srak...
Bunyi butiran makanan masuk ke dalam mangkuk terdengar khas menarik perhatian kedua orang yang sedari tadi sibuk melamun. Mata mereka yang semula sayu kini menatap bingung ketika mangkuk itu sudah berada dihadapan.
"Ayo makan puppy-puppy ku yang manis, nih aku juga makan. Nyam... Nyam... Enaknya~"
"Buna, si kembar kenapa dijadikan meja begitu?"
Chapter Menantu Jung (8)
Ngomong-ngomong, tanda-tanda akan melahirkan itu seperti apa?"
"Eum, yang paling umum tentu kontraksi."
"Jika tidak?"
"Mendadak, pecah ketuban."
"Oh ...." Renjun ngangguk mengerti. "Sepertinya aku pipis di celana."
"Hah?"
_^_
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakamoto Jaemin
Fanfiction(Tahap Revisi) "Anjing penjilat diantara orang-orang berhati bak malaikat." -- Jaemin. Fokus momen setiap pasangan akan berada di chapter 'Menantu Jung'.