03-JenJaem🍃

3K 316 0
                                    

Jaemin merebahkan dirinya di atas kasur kesayangan yang dia tinggalkan hampir setahun ini, rasanya rindu sekali. Sambil tiduran Jaemin berpikir kalau seluruh kamar yang ada di lantai tiga adalah kamar untuk keluarga inti.

"Kalau begitu, harusnya mereka tidak boleh ada di lantai ini, bukan? hehehe ...." Jaemin tertawa riang ketika otaknya telah memiliki rencana.

Jaemin berdiri di depan kaca full body di dalam kamar mandinya. Menatap lekat setiap jengkal tubuhnya, "apa tubuh ini menarik? Bagaimana kalau Jeno tidak suka? Apa aku tanya saja padanya dia suka bentuk tubuh seperti apa? Hah, tapi itu ide yang buruk. Kalau Jeno suka padaku ya harus terima aku apa adanya lah."

Selesai mandi Jaemin turun ke bawah. Maid tadi disuruh sang ayah untuk memanggil dirinya.

Sret

Jaemin menarik kursi disebelah ayahnya yang berhadapan langsung dengan ibu tercintanya. Padahal selama enam tahun ini, kursi itu ditempati oleh istri kedua sang ayah.

"Lho sayang, kenapa duduk di sana?"

"Memangnya kenapa, Yah?" Jaemin malah bertanya balik.

"Sudah, aku duduk di sini saja." Nakamoto Yuxuan, istri kedua sang ayah yang sayangnya Jaemin tidak sudi untuk mengakuinya lagi.

"Ya memang harusnya di sana, kan?"

Yuta sama Winwin saling lirik. Tidak biasanya Jaemin berbicara ketus begitu.

"Besok aku akan ke kantor, jadi adik Xiuhuan tidak perlu lagi datang ke kantor. Ayah tolong beritahu adik, ya."

"Kenapa terburu-buru Jaem, kamu kan baru pulang hari ini, Mama rasa kamu butuh istirahat beberapa hari. Benarkan, Sayang?"

Mata Jaemin memicing tidak terima orang ini memanggil ayahnya 'Sayang' di depan sang ibu. Awas saja!

"Kalau aku terserah Jaemin. Kalau dia merasa sudah baikan ya silahkan saja."

"Sudah makan aku mau bicara sama Ayah" Pinta Jaemin.

"Tentu. Ayo kita mulai makan."

^_________^

Beberapa menit masuk dalam ruang kerja sang ayah, Jaemin belum mengeluarkan suara sepatah katapun. Matanya menatap lekat sang ayah dan beberapa foto terpajang di meja dan di dinding. Dulu cuma ada bertiga di dalam foto itu, sekarang ada lima orang, Jaemin harus bisa menyingkirkan dua orang itu. Merusak pemandangan saja.

"Putra Ayah, mau bicara apa?" Yuta menopang dagunya sembari melihat sang putra yang duduk dihadapannya.

"Ayah masih sangat cinta sama ibu Win, kan?"

"Jangan tanya lagi kalau soal itu, tentu saja Ayah sangat cinta pada ibumu.  Kenapa bertanya soal itu?"

"Lalu kenapa Ayah mau-mau saja disuruh menikah lagi?"

"Ayah sudah pernah menjelaskan soal itu kan, itu permintaan ibumu, bagaimana cara Ayah menolaknya?"

"Gampang. Dengan alasan Ayah sangat mencintai dan menyayangi ibu maka tidak ada alasan apa pun untuk Ayah menikah lagi. Apa alasan ibu? Karena suami teman ibu meninggal dan dia kesusahan dalam ekonomi makanya ibu meminta Ayah untuk menolongnya dengan cara menikahinya, begitukan?" Yuta mengangguk mengiyakan.

"Cara menolong orang itu banyak cara, Yah, tidak perlu menikahinya."

"Kamu seperti tidak kenal ibumu saja, sulit menolak permintaan ibu, Sayang."

"Aku bisa menolaknya. Aku akan mengembalikan kehidupan kita yang dulu. Asal Ayah jangan ikut campur dengan apa yang aku lakukan. Di pernikahan Ayah sama ibu bisa dimasuki orang ketiga dengan mudah, tapi jangan harap di pernikahan ku hal itu akan terjadi. Ayah, jika aku merasa cocok dengan Jeno nanti, Ayah tolong peringati putra kedua Ayah itu untuk tahu batasan."

Nakamoto JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang