chapter 1.

2.2K 270 15
                                    


(Fullname) atau sering dipanggil (m/n), seorang pria yang di hantui oleh bayang-bayang kematian kakak perempuannya. Hal ini dikarenakan dirinya sendirilah yang sudah menyebabkan kematian sang kakak.

Saat itu ia masih berumur 11 tahun dan kakaknya berkumur 15 tahun. Awalnya mereka bermain seperti adik-kakak biasa.

Ada tawa ada pula duka, karena suatu masalah (m/n), marah besar pada sang kakak. Saat itu mereka sedang bermain di lantai dua.

Kalian tau kan, anak kecil masih belum bisa mengendalikan emosi mereka dengan benar. Dan itu membuat (m/n) kecil mendorong sang kakak hingga terjatuh dari tangga dan tewas di tempat.

Marah, kesal, sedih, rasa bersalah samua perasaan itu menjadi satu. (M/n) mulai tak bisa mengendalikan emosinya sejak saat itu.

Dan penyakitnya tambah parah saat ia berumur 15 tahun. Umur yang sama dengan sang kakak yang tak bertambah.

Karena rasa bersalah yang kian memburuk membuat (m/n) memutuskan untuk bunuh diri.

Dia tidak ini kematiannya tenang, jadi (m/n) pergi ke gunung di musim dingin. Badai salju mulai turun, (m/n) hanya menggunakan sebuah kimono tipis berwarna putih saat itu.

Cara matinya? Bukan karena kedinginan. Pria ini masuk ke dalam sarang beruang, membangunkan si hewan liar dari hibernasi. Berakhirlah (m/n) mati dimakan beruang.

Tamat! Eh gak deh.

Begitu membuka mata ia sudah berada di sebuah kamar, di sebelah terdapat Amane yang sepertinya merawat (m/n) Yang sakit.

"Ku beri kau kesempatan kedua, di kehidupan kali ini jangan mati dimakan beruang" itulah kalimat yang (m/n) dengar saat bangun.

"Kali ini akan kubuat kakakku hidup bahagia, pasti!" Janji (m/n) pada dirinya sendiri.

.
.
.
.
.

"KAKAK!" (M/n) berteriak sambil berlari cepat menuju sebuah ladang bunga dekat kuil, tempat ia tinggal sekarang.

Amane yang masih termenung pun sadar dari lamunannya. Ia menoleh ke arah adik laki-lakinya.

"(M/n), sudah berada kali kubilang jangan berteriak. Kau bisa menggangu orang lain tau" ucap Amane dengan lembut.

"Maaf. kudengar kakak akan menikah dengan penerus keluarga Ubuyashiki itu, apa benar?" Tanya (m/n).

Sekarang dia berumur 9 tahun dan Amane 13 tahun.

Mendengar pertanyaan sang adik, pupil mata Amane membesar. Dari mana adiknya ini tau hal itu? Ia sudah menyuruh semua orang di kuil untuk tutup mulut.

Amane kemudian tersenyum lembut, dia mengelus Surai (m/n) yang warnanya sama dengan rambutnya. (M/n) yang dielus pun menikmati sentuhan lembut sang kakak.

"Ya, itu benar" jawab Amane.

"Jangan! Jangan menikah dengan pria dari keluarga Ubuyashiki itu!" (M/n) berteriak.

"Kenapa? Apa kau membenci keluarga itu?" Tanya Amane dengan lembut.

"YA!— eh, tidak! Aku tidak membenci mereka... Hanya saja, kakak tidak akan bahagia dengan pernikahan ini"

Wajah Amane menjadi serius "(m/n), kebahagiaan kakak itu hanya kakak yang tau. Kau tidak perlu mengurusi hal itu"

Tatapan (m/n) menjadi seduh "aku tau. Aku tidak ingin kakak menderita" ucapnya lirih.

"Kenapa kau berfikir aku akan menderita hanya karena pernikahan? Kakakmu ini wanita kuat"

"Itu karena kakak akan bunuh diri ganda dengan kagaya yang licik itu!" Batin (m/n) berteriak ingin memberitahukan kebenaran di masa depan.

pemburu iblis gila! (kny x mreader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang