6. Kim Ga-On kesal

1.6K 132 1
                                    

Terlihat Kim Ga-On sekarang sedang teleponan dengan Soo-Hyun. Soo-Hyun sangat khawatir dengar kondisi orang yang disukainya itu.

[Kau tidak apa-apa kan?]

"Tidak apa-apa, jangan khawatir."

[Aku tidak terlalu peduli dengan kondisi lain, tapi kau harap jangan wajahmu yang terluka.]

"Mengapa begitu?" tanya Ga-On.

[Wajahmu sedikit menyenangkan untuk dilihat, jadi jangan terluka di bagian itu.]

[Kau sekarang tinggal dimana?"]

"Tempat Kang Yo-Han."

[Mengapa kamu begitu mempercayainya? Bahkan tinggal di tempatnya. Bisa saja itu bom yang dibuat sendiri.]

"Aku akan menelponmu besok lagi."

[Baiklah. Aku ingin menjemputmu!]

Ponsel langsung dimatikan.

Kang Yo-Han masuk lagi ke kamar Ga-On, kali ini bukan untuk mengecek kondisinya. Namun, ingin memberi tahukan bahwa besok akan ada persidangan terhadap si pemuda mobil kuning yang meresahkan.

Setiap Kang Yo-Han berbicara Ga-On selalu berbaring membelakangi Yo-Han entah apa maksudnya, merajuk atau apa tidak ada yang tahu. Yo-Han pergi ke sebelah kasur dengan harapan bisa menatap wajah Ga-On, tetapi Ga-On berbalik membelakanginya lagi. Cukup lama mereka melakukan hal itu berulang sampai Kang Yo-Han melakukan hal tidak terduga.

Kang Yo-Han naik ke kasur Ga-On dengan cepat dan naik ke atas tubuh Ga-On. Tangan anak muda itu ditahan nya kesamping, sembari menatap Yo-Han berkata, "Kalau saya sedang berbicara, tatap itu tidak sopan!"

"Saya hanya mencontoh, Ketua Hakim!" jawab Ga-On sedikit memberontak, napasnya sedikit tidak beraturan saat ini.

"Jadi ini alasannya?" Yo-Han menatap dekat Ga-On begitu dekat. Aroma wangi kemarin kembali tercium ke dalam indra penciuman Ga-On.

Aroma ini lagi, candu. Baju tidur itu ... ah, enyahlah pikiran kotor!

"Sebenarnya apa yang ingin kamu ketahui tentang saya? Alat penyadap, keliling rumah, memegang barang dan perabotan rumah sembarangan?"

Tangan Ga-On memberontak, ia ingin lepas dari cengkeraman hewan buas itu. Kekuatan Ga-On tidak cukup untuk itu, monster yang di depannya sangat kuat. "Tidak ada! Lepaskan!" Ga-On membantah.

"Jika kau melangkah lebih jauh lagi, aku akan memakanmu!"

"Tidak ada, saya bilang tidak ada!" Ga-On berkata lebih keras dari tadi.

"Perlahankan suaramu, kalau tidak orang di luar akan mendengarnya."

"Biar saja, biarkan mereka tahu, Anda Iblis!" Ga-On habis kesabaran dan mengatakan perkataan yang tidak seharusnya dia katakan. "Maaf, Tuan Hakim," ucapnya lagi karena merasa salah berucap.

"Berhentilah memberontak seperti aku akan membunuhmu!"

"Lepaskan, ini benar-benar sakit. Lukaku masih tidak sembuh," ujar Ga-On dengan suara rendah.

Kang Yo-Han baru sadar, jadi dia cepat-cepat turun dari tubuh Ga-On dan merapikan bajunya yang sedikit berantakan.

**
Keesokan harinya persidangan kedua dalam acara siaran langsung kembali diadakan, tanpa Kim Ga-On tentunya.

Semua perlihal penting sudah diatur, pihak acara, pihak hakim dan bahkan warga yang siap untuk melakukan voting suara lagi. Untuk pembukaan Kang Yo-Han ingin berkata sedikit tentang kondisi Ga-On.

"Hari ini kita mendapatkan berita duka, bahwa Kim Ga-On hakim pendamping saya sedang dirawat karena suatu kecelakaan tidak terduga. Mari kita doakan semoga dia istrahat dengan tenang di sana," ucap Kang Yo-Han sedikit memelas.

Kim Ga-On ikut menonton acara siaran langsung itu dengan ditemani oleh secangkir kopi. Ia langsung tersedak mendengar ucapan Yo-Han yang membuat dirinya terlihat seperti sudah mati. Sial, ini balas dendam?

Acara pun dimulai dengan terdakwa Lee Young-Min selalu anak menteri dan para saksi serta perangkat lainnya seperti jaksa dan pengacara sudah berkumpul semua.

Persidangan dimulai seperti biasa, dengan ditunjukan bukti-bukti dan kesaksian para korban dari terdakwa. Persidangan dilakukan dengan hikmat walau hakim pendamping Kang Yo-Han bukan Ga-On. Muncul sedikit kekurangan di benak Yo-Han. Dia malah teringat adegan kemarin di saat Ga-On berteriak di bawahnya.

Namun, hal itu ditepisnya dengan berusaha tetap profesional dalam pekerjaan, terlebih lagi ini adalah sidang anak musuhnya sendiri.

Elijah ikut menonton persidangan itu, dia membawa kucing kesayangannya. Ga-On tersenyum melihat ponakan Yo-Han yang berusaha tetap sinis itu. "Dia itu tidak seperti yang ada di dalam televisi atau bahkan orang yang kau lihat."

"Apa?" Ga-On menjawab ucapan dari ponakan Yo-Han disela-sela fokusnya menonton persidangan itu atau menonton Hakim itu?

Kucing Elijah datang menghampiri Ga-On dan naik ke atas pahanya. "Wah." Elijah sedikit terkejut.

"Kenapa?" tanya Ga-On sembari mengusap kucing itu dengan lembut.

"Dia tidak seperti itu kepada orang baru, apalagi dari kalangan bawah," ucap Elijah lagi dengan perkataan yang kasar. Lagi.

"Memang kau mendapatkan kucing ini dari mana?"

"Kang Yo-Han yang memungutnya, dia selalu membawa sesuatu dari luar yang tidak jelas asal-usulnya ke dalam rumah," jawabnya lagi sambil menajamkan pandangannya ke Ga-On.

"Mungkin kucing ini dari kalangan bawah juga sama sepertiku," ucap Ga-On sambil memainkan jari-jari kecil kucing itu.

"Mungkin saja," kata Elijah membuang muka, lebih tepatnya menyembunyikan wajah kagum.

"Mengapa kau tidak pulang?"

"Kang Yo-Han menahanku, kalau aku memaksakan pulang. Dia akan memakanku."

"Menarik."

"Hah?"

Ternyata persidangan sudah berakhir. Tidak ada penjatuhan hukuman hari ini, karena saksi tidak resmi dan bukti tidak cukup kuat. Karena itu akan dilangsungkan persidangan kedua pada hari yang telah ditentukan nanti.

"Lihat? Tidak ada yang menarik." Elijah menunjuk persidangan yang telah usai itu.

"Eli, sebenarnya hubungan kamu dengan Ketua Hakim itu apa?"

"Tidak ada hubungan sama sekali." Masih tanda tanya mengapa Elijah menjawab seperti itu.

"Lalu hubungan kau dengan Yo-Han apa?" tanya Elijah balik.

"Rekan kerja biasa."

"Oh."

"Ya."

**

Soo-Hyun mencari bukti lain tentang Kang Yo-Han, tapi sepertinya dia belum mendapatkan apapun lagi. Pikirannya buyar dan khawatir karena Ga-On tinggal di sarang harimau. Dia ingin meleponnya lagi, tapi atasannya memanggil untuk menyelidiki suatu kasus.

Mata-mata Kang Yo-Han sepertinya berada di kantor polisi di mana Soo-Hyun bekerja, dia memantau perilaku dan tindak tanduk Soo-Hyun selama ini.

Kembali ke kediaman Yo-Han, Ga-On melakukan hal yang dilarang Yo-Han lagi yaitu berkeliling rumah dan mencari tahu tentangnya. Dia masih ingat dengan tujuan awalnya walau bayangan dan aroma minyak wangi Yo-Han sudah melekat dan menganggu pikirannya.

Perjalanan Ga-On terhenti ketika melihat pembantu rumah itu sedang berbicara sendiri dalam suatu ruangan yang semuanya ditutup dengan kain putih dan plastik. Dia seperti berbicara pada foto yang di bingkai lebih tepatnya terletak ditengah ruangan dengan meja kecil bulat sebagai alasnya.

"Kamu yang berhak atas rumah ini, bukan dia." Pembantu itu mulai membuka suara, Ga-On tambah penasaran dengan ucapan pembantu Yo-Han itu.

-BERSAMBUNG-

The Devil Jugde( 악마판사)  Fanfiction✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang