21. Penjara

749 47 0
                                    

Kim Ga-On terbangun dalam kamar Yo-Han. Elijah telah menunggunya bangun dari samping kasur.

"Elijah?"

Elijah langsung menatap Ga-On dengan wajah yang memerah, sepertinya dia akan menangis. "Jangan pergi lagi, Ga-On."

Ga-On bergeming. Dia langsung bangun dan ingin pergi lagi.

Elijah menahan tangannya, menatap sambil mulai menangis. "Tolong jangan pergi lagi," ujar Elijah dengan wajah yang pasrah.

Yo-Han masuk ke dalam kamarnya dan berkata. "Kamu jangan kemana-mana lagi, tetaplah di sini."

"Aku ingin membalas Sun-Ah dia telah membunuh Soo-Hyun. Tolong biarkan aku pergi," Ga-On mulai menangis lagi.

Yo-Han memeluk tubuh Ga-On dengan erat. Sementara Elijah memegang ujung bajunya. "Jangan pergi," ucap paman dan anak itu bergantian.

Ga-On terenyuh, dia baru menyadari masih ada orang yang membutuhkannya.

Kang Yo-Han ditelepon oleh presiden Heo Jeong-Se, dia mengatakan sesuatu yang membuat Yo-Han terkejut. Ia langsung melepas pelukan Ga-On perlahan dan memegang kedua pipinya itu serta menatapnya dengan tulus. "Kamu, jaga Elijah. Jangan pergi kemana-kemana. Jika aku tidak pulang, pergilah ke kamarku. Nanti kamu akan mengetahuinya, berjanjilah untuk kali ini saja."

Ga-On mengangguk perlahan, kali ini dia mendengarkan perkataan Yo-Han. Dalam sekejap hakim ketua itu telah pergi dari rumah itu.

Di kantornya presiden telah duduk santai sembari tertawa dengan gembira, dia berhasil menangkap Yo-Han. Yo-Han langsung berlari masuk. "Apa yang ingin kau tunjukan?"

"Tenang, jangan terburu-buru." Presiden itu langsung menayangkan video kebakaran di gereja itu. Mereka sudah mengetahui penyebabnya. Dalam video itu Elijah tidak sengaja menyenggol lilin di gereja, sehingga apinya menyebarkan kemana-mana dan membakar gedung secara perlahan.

Yo-Han terkejut, dia mengira para pejabat yang membakar gedung itu, tapi ternyata hal itu terjadi karena ketidaksengajaan keponakan ya nya sendiri.

"Bagaimana menurutmu jika aku memberikannya kepada ponakanmu? Tentunya dia akan menyalahkan dirinya sendiri," ucap Jeong-Se tersenyum licik.

"Jangan lakukan itu, Heo Jeong-Se," teriak Yo-Han langsung menarik kerah presiden itu dan hendak ingin memukulnya.

"Bisa saja, asalkan kau menuruti perintahku," ucapnya lagi.

"Apa itu?"

**

Sebuah berita muncul di televisi, Kang Yo-Han ditangkap karena terbukti menjadi dalang kejadian kebakaran 17 tahun lalu yang menewaskan saudara kandungnya sendiri Isaac, semua orang terkejut. Semua warga kota menjadi bingung dengan apa yang terjadi. Semua media meliput kejadian itu.

Sementara Kim Ga-On dan Elijah lebih terkejut lagi, Elijah memegang dadanya karena tiba-tiba saja sesak. Dia begitu shock dengan hal itu, apa benar yang ada diberita.

Ga-On tidak percaya bahwa Yo-Han yang membakar gereja itu hanya karena kekuasaan. Sekarang dia sudah mengetahui watak sebenar Yo-Han.

"Jangan percaya itu, pamanmu tidak seperti itu. Dia pasti dijebak, Elijah." Ga-On setengah menjongkok memenangkan Elijah yang sudah menangis keras. Anak gadis itu menutup matanya dengan rapat.

Elijah mengangguk pelan. Dia harus percaya walau itu terasa sangat pahit.

Ga-On mulai berpikir, dia harus keluar untuk mencari tahu sembari membongkar dalang para pejabat dan terakhir mencari cara agar Yo-Han bisa keluar dari penjara.

Maafkan aku, aku harus keluar menyelamatkanmu.

Kim Ga-On langsung ke kamar Yo-Han mencari sesuatu yang telah diberitahukan Yo-Han tadi. Beberapa berkas berisi tentang formulir untuk pindah ke Swiss, ada juga formulir pendaftaran berobat Elijah agar bisa berjalan kembali.

[Jika aku tidak kembali, pergilah kalian berdua saja, bawalah Elijah ke Swiss untuk perawatan. Aku percaya kamu.]

Ga-On menghela napas panjang sambil membuka berkas-berkas dan pasport mereka bertiga.

Aku tidak akan pergi tanpa kamu, Yo-Han. Ga-On langsung beranjak pergi keluar, dia akan menyelidiki para pejabat itu terlebih dahulu.

Di sisi lain, Min Jung-Ho telah diangkat menjadi ketua hakim, Yo-Han telah berhasil dilengserkan kedudukannya. Dia akan memimpin sendiri persidangan Yo-Han.

Tidak ada pengangkatan resmi saat dia menjadi ketua hakim baru, Min Jung-Ho hanya membuka konferensi pers dengan alasan sekarang adalah saat yang genting dan darurat.

Sun-Ah dan presiden serta para pejabat dan istrinya merayakan keberhasilan mereka dengan makan minum bersama, mereka sangat senang akhirnya Yo-Han ditangkap polisi.

"Kalian tahu tidak, orang tersayang bisa merusak segalanya," ujar presiden Heo Jeong-Se tertawa ambil menuang anggur ke gelasnya.

"Kenapa?" tanya salah satu istri pejabat.

"Andai saja Yo-Han tidak berusaha menutupi kejadian sebenarnya," ucapnya lagi.

"Jangan berbelit, Pak Presiden. Beritahukan saja kepada kami," ucap Sun-Ah dengan tenang dan tersenyum.

"Aku punya file kalau keponakannya yang tidak sengaja membakar gedung itu, bukan Yo-Han. Demi menjaga perasaan dan hati sang ponakan dia lebih memilih masuk penjara." Presiden licik itu terkekeh. "Terserahlah, mari kita rayakan ini!"

**

Ga-On datang ke kantor milik Min Jung-Ho sekarang, wajah hakim nampaknya sangat marah besar. Dia sudah mengetahui kalau guru sekaligus orang yang dianggapnya ayah itu adalah orang yang licik dan munafik.

"Betapa tidak malunya dirimu, Bagaimana dengan Soo-Hyun? Apakah kau benar-benar membuatnya mati?" ucap Ga-On menatap Min Jung-Ho dengan miris.

"Aku jujur kalau aku bekerja sama dengan Sun-Ah untuk mendapatkan posisinya ini, tapi untuk kematian Soo-Hyun aku juga tidak menyangka," ujar Jung-Ho sambil menceritakan kronologi kejadian sebenarnya.

"Bagaimana kau bisa melakukan itu!" Ga-On membentak hakim ketua baru itu dengan wajah yang sangat marah. Dia mencengkram kerah baju sang guru dengan sangat kuat, Min Jung-Ho hampir kehabisan napas.

Beruntungnya para satpam berhasil masuk ke dalam ruangan dan mengusir Ga-On dengan paksa.

Sementara Yo-Han sudah berada di sel, ketika beristirahat tiba-tiba ketua preman yang kemarin datang. Dia juga ditangkap karena terbukti membunuh Soo-Hyun.

"Wah hakim kemarin yang sok berkuasa itu, masuk dalam tempat yang sama denganku, ah betapa malunya," ujar ketua preman itu sembari tertawa dengan kencang diikuti dengan tawa anak buahnya. "Cih, kalau aku sudah tidak mau hidup saking malunya."

Yo-Han merasa kesal dengan ucapan preman itu dia langsung memukulnya dengan kuat sembari mencekik leher ketua preman dengan sangat kencang.

"Jangan sembarangan berbicara kau!" Kang Yo-Han memukul habis ketua preman itu.

Namun, para sipir penjara datang dan melerai mereka agar tidak ada hal yang tidak diinginkan terjadi.

Ketua preman itu langsung diseret oleh sipir penjara, tak lupa dia meludah sembari menatap dengan miris di depan Yo-Han yang ditenangkan oleh para sipir.

-BERSAMBUNG-

The Devil Jugde( 악마판사)  Fanfiction✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang