Albert Schuyler, teman semasa SMA-ku, dinyatakan telah meninggal dunia dengan mengakhiri hidupnya.
Suara kerumunan mengelilingi di sekitar keberadaan tubuh yang tak bernyawa itu. Suasana yang sebelumnya riang seketika menjadi suram dan penuh ketakutan. Para pejalan kaki, polisi, dan jurnalis berdiri melingkar satu sama lain sembari menyaksikan peristiwa yang mencengangkan itu. Selain bisikan dan gosip, suara potretan kamera terdengar di mana-mana.
Tanpa disadari, darah dari kepalanya terus mengalir hingga mengenai ujung sepatu wanita tersebut. Sebelum para kerumunan datang, dia sudah tidak berdaya atas apa yang telah disaksikan barusan. Dia berusaha untuk meyakinkan diri bahwa ini semua hanya mimpi, bukan kejadian nyata. Namun, itu semua sia-sia. Betapa berharapnya wanita itu mengulangi waktu sekali lagi saja atau menganggap bahwa ini hanya mimpi buruk.
Tempat dan waktu kejadian kembali pada masa sekarang.
"Berikan aku dua hari."
Pria tersebut hanya melihatnya penuh dengan kebingungan.
"Kau memang selalu menang saat kita bersaing. Tetapi, aku yakin bahwa kali ini aku akan menang dan membuatmu terus tetap bertahan hidup." Wanita tersebut melihat saingan akademisnya dengan muka yang penuh keyakinan seperti taruhan sebelumnya pada masa SMA. Meskipun dia selalu kalah dalam kompetisi-kompetisi sebelumnya, jiwa percaya diri dan pantang menyerah masih bergejolak pada masa dewasa.
Pria tersebut hanya tersenyum kecil dan mulai penasaran apakah wanita itu bisa mengalahkan kegelapan yang dialaminya. "Kau yakin? Bagaimana kau gagal?"
"Kau kan tahu sendiri kalau 'gagal' tidak pernah ada di dalam kamusku. Aku akan terus mencoba hingga berhasil."
Melihat kelakuan wanita tersebut yang tidak jauh beda, dia hanya bisa menghela nafas dan membuka mulutnya. "Baiklah, dua hari dari sekarang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hari [HIATUS]
Roman d'amourTerluka, pengalaman buruk, dan penderitaan, seringkali menimpa di kehidupan semua orang, tidak terkecuali untuk Remi. Belum usai dari kejadian yang menghantuinya di masa lampau, dirinya mendapatkan sebuah mimpi, dimana Remi melihat aksi bunuh diri...