5. Identitas Moa

237 168 13
                                    

Rumah yang tadinya berisik sekarang sudah mulai tenang, Moa mengintip dari balik pintu, dilihatnya Mina yang sedang membersihkan piring dan gelas, Moa pun turun dan berniat membantu Mina.

"bunda negara kenapa ga panggil moa buat bantuin bunda sih?" Moa duduk di sofa dan mengambil beberapa gelas di meja.

"bunda kira kamu udah tidur sayang" Mina berjalan ke arah dapur untuk mencucinya, disusul Moa dengan nampan berisi gelas kotor.

"terimakasih cantik, udah biar bunda aja kamu tidur gih besok ke sekolah" ucap Mina.

"besok naik motor sendiri ya bun" belum sempat menjawab, ucapan Mina sudah terpotong oleh putranya.

"gaboleh ! Harus sama abang, nanti kalau di jalan ketemu orang ga jelas gimana?" tanya Daniel yang baru keluar dari kamar mandi didekat dapur.

"ya kan abang udah ajarin moa bela diri, sama aja boong kalau di kawal abang terus" Moa mengerucutkan bibirnya, gemas dengan tingkah adiknya itu Daniel pun mencubit pipi Moa.

"BUNDAAAAA ABANG NAKAL" Mina hanya tertawa melihat keduanya.

"abang udah ih adeknya jangan di gangguin terus "

"tuh dengerin ! Makanya cari pacar biar ada yang di antar jemput" ejek Moa.

"abang ga akan punya pacar sebelum abang nemuin pasangan yang cocok buat kamu" ucap Daniel enteng.

"nah itu bang ! Itu, karena di antar jemput abang terus, jadi mereka pada takut deketin Moa tau !" ucap Moa kesal, sebenarnya alasannya tidak ingin di jemput karena ingin pulang bersama Yena dan mau merasakan yang namanya naik bus atau sepulang sekolah mampir mampir.

"untung ya bang gaada yang tau identitas abang" sambung Moa.

"emang kenapa ?" tanya Mina yang baru selesai menata piring di rak.

"BAYANGIN BUN BAYANGIN masa iya di antar jemput anak ANDELA dewa perang nya lagi kan pasti ngiranya pacarnya dong" Moa menjelaskan dengan nada emosi.

"kan kamu princess nya dewa perang, kalau yang ini ratunya dewa perang" ucap Daniel seraya memeluk Mina.

"ada ada aja abang nih, sana kalian berdua tidur apa bunda jewer telinga kalian hm?"

"AMPUN BUN" keduanya lari terbirit birit menuju kamarnya, Mina terkekeh melihat kelakuam putra dan putrinya itu, Tuhan memberinya kehidupan yang sangat bahagia, mendapat anak yang sangat baik dan juga suami yang sangat menyayanginya.

"dasar anak anak, adaa aja kelakuannya, tapi syukur deh bisa rukun satu sama lain , jadi bisa tenang" Mina tersenyum dan ia benar benar bersyukur karena keluarganya amat sangat harmonis.

𓈑࠭͠ 𓈒A N D E L A﹪ׄ ׅ

Sesuai ucapan Daniel tadi malam, pagi ini Daniel sudah bersiap dengan baju rapi beserta tas di punggungnya. Daniel sudah stand by dengan motornya di garasi.

"bundaa bilang ke abang kek Moa mau naik motor sendirii" Moa merengek saat melihat Daniel sudah siap di garasi seperti supir.

Mina tersenyum melihat putrinya merengek, ia menangkup pipi Moa dan mencium keningnya.

"semangat sekolahnya sayang" ucap Mina, Moa semakin kesal karena tidak mendapat pembelaan dari bundanya. Dengan wajah kesal Moa berjalan dengan menghentakkan kakinya beberapa kali dan menaiki motor Daniel dengan emosi.

"pelan pelan cantik, jatoh nanti" Daniel bukannya marah malah gemas dengan tingkah laku adeknya ini.

"cepetan!"

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang