6. KKN

232 176 39
                                    

Jam istirahat telah tiba, para siswa siswi sudah berhamburan menyerang kantin dan tidak sedikit siswa yang mengerumuni lapangan. Yena dan Moa yang sedang duduk di depan kelas hanya memperhatikan apa yang di lakukan para siswa siswi itu di kerumunan lapangan.

"kira kira ada apaan ya? Jangan jangan ada demo jajan oyyyy, yok lah kesana lumayan kalau ada demo jajan kan ngirit duit jajan gue" Yena berdiri dan berjinjit, mencoba mengitip apa yang sedang di kerumuni itu.

Terlihat beberapa orang yang mengenakan almameter berwarna hitam dengan logo seuatu universitas, sudah di pastikan mereka adalah mahasiswa dan mahasisw yang akan KKN di sekolah ini (guru ppl).

Moa ikut berdiri dan memincingkan matanya, dilihat ada 3 orang yang paling menonjol di antara mahasiswa itu.

"gue kek kenal deh" gumam Moa.

"Siapa? " tanya Yena.

"gatau, kek kenal aja, tapi bener apa ngga juga gatau wkwk" Moa terkekeh di akhir ucapannya.

Seseorang dari kerumunan itu melambaikan tangan ke arah Moa, Yena menatap Moa dan orang itu bergantian.

"dia say hai ke lo ga si?" Tanya Yena.

Moa memicingkan matanya, "oalahhhh itu bang Januarr !" Moa tersenyum saat mengetahui bahwa itu adalah teman kakaknya, Januar , Nabil dan Agus.

"ha ? "

"itu bang Januar, dia lebih ke guru seni mybe, padahal mah isinya masak aja tuh orang, trus bang Nabil dia jago bahasa Inggris, trus satu lagi itu bang sugus dehh, ASIKKK belajar musik sama bang sugus" Moa terlonjak gembira dan mendapat tatapan aneh dari Yena.

"ga paham gue lo ngomongin apaan si"

"itu temen abang gue, anak anak Andela juga" Moa tersenyum melihat Nabil yang ikut melambaikan tangannya. Namun sepersekon detik kemudian senyumnya hilang karena dia ingat sesuatu.

"Eh, mampus aja kalau gini mah" Moa menepuk jidatnya dan kembali duduk di bangku depan kelas.

"kenapa lagi, dikit dikit senyam senyum , dikit dikit kek orang bego" Yena yang melihat Moa duduk, ikut duduk di bangku.

"awalnya gue seneng ada mereka yang kkn disini, etdah kalau gini berasa makin di awasin gue yennn" Moa menarik rambutnya pelan seolah olah sedang depresi.

"awas tuh rambut rontok dek" Moa menoleh , begitupun dengan Yena.

"eh "

Pria itu tersenyum melihat wajah Moa yang sedang cengo, "gue bercanda, gausah terlalu serius, kasian tuh rambut bagus bagus malah di tarik tarik" siapa lagi kalau bukan Sean, Ia pun duduk di sebelah Moa.

"ada masalah?" tanya nya.

"ituu, jangan jangan bang Daniel yang nyuruh tuh tiga orang kkn disini ya?, kan masih banyak sekolahan lain buat mereka kkn, kenapa harus disini sih kak" Moa menatap Sean dengan tatapan kesal.

"iya emang bang Daniel yang suruh mereka kkn disini, kalau gamau nanti langsung di tendang dari Andela"

"tuhkan tuhkan, masa iya gue harus nempel sama yena terus, masih di kawal sama kalian, bosen gue lama lama kak"

Sean mengusap kepala Moa, berniat menenangkan Moa namun tidak lama tangannya sudah terkena pukulan dari Januar yang tiba tiba sudah ada di depan mereka.

"gaboleh pegang pegang, di gampar daniel mampus lo" Ucap Januar yang sudah berada di belakang mereka.

"yaelah bang , gue cuma lagi nenangin Moa yang depresi perkara lo kesini"

"dedek ku yang tersayang ini mana mungkin depresi, jangan ngadi ngadi, orang Moa tuh sayang banget ma gue, iya kan cantik?" Moa jijik sekali dengan ucapan Januar barusan, ia berdiri dan berniat untuk meninggalkan tempat itu dan masuk ke kelasnya.

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang