9. salah paham

171 118 20
                                    

Semua nya tidak tau hubungan apa yang terjalin di antara Angga dengan Amoa, Moa tidak menceritakan hal tersebut kepada Yena, untuk apa bercerita? toh juga Moa belum tentu menerima Angga buat jadi suaminya. Insiden pagi kemarin saat upaca membuat Moa merasa menjadi seperti selebriti sekolah saat ini, bagaimana tidak? baru saja masuk gerbang sudah jadi sorotan perihal berangkat bersama Angga.

Angga dan Moa mulai memasuki area lapangan sekolah setelah selesai memarkirkan motor, siapa sangka Angga benar benar mengganti motornya dengan matic, Angga menyambar tas jinjing yang Moa bawa, Moa menoleh , mengangkat alisnya untuk bertanya maksud tindakan Angga.

"wahai bapak ketua osis yang terhormat, anda jangan membuat masalah di pagi hari" ucap Moa sambil berusaha merebut tas nya kembali, lagi, lagi, dan lagi mereka menjadi sorotan. "balikin !" teriak Moa.

"gue bantu bawa doang gaakan gue bawa lari juga" Angga menahan kepala Moa dengan tangannya, Moa benar benar di buat kesal pagi pagi, ia tak memperdulikan Angga lagi, ia berjalan ke koridor kelas 10 dan masuk ke kelasnya, duduk dengan wajah kesal dan wajah memerah karena emosi, Yena yang melihat hal itu menghampiri Moa.

"cantik~ geulis~ kenapa pagi pagi udah di tekuk mukanya?" ucap Yena memberikan air minum "by the way..... lo sekolah ga bawa tas" belum sempat menjawab seseorang memasuki ruang kelas dan meletakkan tas Moa di mejanya.

"gue ga bermaksud bikin lo kesel kayak gini mo" Angga mengusap rambut Moa, namun hanya tepisan yang Angga dapatkan "pergi" ucap Moa dengan nada rendah, Angga tetap berdiri di sana tanpa menghiraukan tatapan orang orang.

"lo tuli?" kali ini Moa mendongak, melihat Angga dengan emosi, tangannya mengepal kuat rasanya ingin meninju wajah tampan Angga saat ini.

"gue minta maaf moa" Angga menangkup pipi Moa dan menggoyang goyangkan kepalanya.

"gue . bilang . pergi !" sontak semua terkejut dengan teriakan dan penekanan Moa, Angga mengusap kepala Moa dan tersenyum,

"nanti gue tunggu di kantin ya? " tidak ada jawaban.

"moa lu kenapa sama kak Angga?" tanya Yena setelah kepergian Angga.

"kesel banget gue anjir, males gue tuh tunangan sama dia, apalagi nikah sama dia, cih sok baik , sok akrab banget buaya buntung lagi.. Dihh dihh" saking emosinya, Moa tidak memfilter kata katanya, dan tanpa sadar mengucapkan tentang rahasia ini.

"lo sama kak Angga tunangan? " tanya Yena lagi memastikan.

"iya, kesel banget kan? kenapa harus gue yang di jodohin gitu sama cowok kek gitu, naif banget " Moa menatap Yena yang melongo tak percaya.

"eh" Moa terkejut dengan apa yang ia katakan barusan.

"eh yen anu itu ja - jangan percaya anu gue apa itu emm" jawab Moa dengan gagu,

"KOK GA CERITA SAMA GUE KALAU LO CALON ISTRI KAK ANG..." tangan mulus Moa membekap sempurna di mulut Yena, bagaimana tidak, sudah seperti toa masjid yang menyiarkan berita kematian.

"lu teriak lagi beywan kita yen" Moa melepas bekapan mulutnya.

"iya iya tapi lu punya hutang cerita sama gue yaa"
yena menggoda moa sambil mencolek colek lengan moa.

𓈑࠭͠ 𓈒A N D E L A﹪ׄ ׅ

"WHAT THE PUCEKK MENN, lo dijodohin sama bokap lo? " teriak Bayu sambil menggebrak meja kantin. Beberapa siswa siswi yang sedang jajan terkejut dan menatap mereka berlima.

"lo tau kemaren pagi yang gue gendong siapa kan?" tanya Angga.

"itukan adeknya bang Daniel, emang seharusnya di jagain gitu kan?" kali ini Kai yang angkat bicara dan mengabaikan mie gorengnya.

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang