"N...ne?"
_________________________
"Apa Nana tidak mau punya baby juga?" Ucap renjun dengan tatapan polosnya.
"Kau tau maksudnya itu bukan injunie?" Ucap jaemin menatap mata indah itu.
"Hmm." Ucap renjun menganggukkan kepalanya.
"Apa kau benar-benar sudah siap untuk melakukannya denganku?" Ucap jaemin. Renjun lantas memerah seketika dan menunduk sembari memainkan ujung baju milik jaemin karena saat dia malu akan selalu melakukan hal itu.
"Kenapa aku harus belum siap Nana. Akukan suami Nana, lagian Nana juga pasti sangat lama menahannya. Aku hanya mau Nana mendapatkan apa yang seharusnya aku berikan sejak awal pada Nana." Cicit renjun membuat jaemin tersenyum lebar dan diapun langsung mengangkat dagu suami mungilnya itu dengan jarinya. Hingga mereka berdua saling bertatapan.
"Kalau begitu, aku akan melakukannya padamu." Ucap jaemin tersenyum.
"Benarkah? Kapan?" Cicit renjun dengan wajah memerahnya.
"Nanti malam. Sekarang ayo kita menonton saja." Ucap jaemin lalu menarik renjun dan mendudukkan renjun pada pangkuannya sembari menonton film kartun favorit suami mungilnya itu sedangkan renjun asyik memakan buah stroberi yang tidak disukai oleh jaemin itu.
Renjun asyik dengan acara menonton dan makan stroberi favoritnya itu, tanpa memperdulikan jaemin yang mencium tengkuk suami mungilnya itu.
"Injunie. Berapa lama lagi kau akan mengabaikan suamimu ini?" Rengek jaemin. Renjun sontak saja memalingkan wajahnya kearah kanan bersamaan dengan jaemin yang mengangkat wajahnya.
Cup.
Renjun hanya menatap bingung jaemin dan melihat ekspresi jaemin yang berubah seketika.
"Kenapa dicium? Kan injunie makan stroberi. Gimana dong, Nana kan gak suka." Ucap renjun cemas. Membuat jaemin tertawa seketika lalu mengecup pipi chubby suami mungilnya itu.
"Tidak masalah. Lagian hanya sedikit saja. Nana baik-baik saja kok. Oh iya. Ada yang mau Nana sampaikan sama injunie." Ucap jaemin.
"Hmm? Ada apa?" Ucap renjun penasaran.
"Nanti jeno dan Haechan akan datang kemari." Ucap jaemin.
"Benarkah? Apa tidak masalah?" Ucap renjun yang sebenarnya sedikit senang karena akan bertemu dengan sahabatnya tapi, ini bisa membahayakan mereka semua. Renjun tidak ingin terjadi apapun, dia juga tidak ingin kehilangan jaemin.
"Tadinya aku cukup khawatir. Tapi tidak perlu cemas. Semuanya akan baik-baik saja, mengerti?" Ucap jaemin sembari menatap dunianya itu.
"Aku tidak mau terjadi sesuatu yang tidak di inginkan. Aku tidak mau kehilangan siapapun lagi, aku tidak mau berpisah dari Nana." Ucap renjun lalu diapun langsung meletakkan stroberi keatas meja dan memeluk jaemin juga menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher suaminya itu. Jaemin merasakan renjun sudah mulai menangis dan diapun langsung mengelus punggung sempit suami mungilnya itu.
"Tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja sayang. Tenanglah." Ucap jaemin sembari berdiri dan menimang bayi besarnya itu.
Jaemin benar-benar tidak akan rela jika terjadi sesuatu pada dunianya. Dia bersumpah tidak akan membiarkan siapapun menyakiti suaminya sama sekali. Tidak akan ada yang bisa menyentuhnya sama sekali. Itu adalah sumpah seorang Na Jaemin.
¥¥¥
Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream (Jaemren)
Fanfictionlangsung baca aja ya, bingung mau kasih deskripsi apa😁 bxb boyslove homopobic mpreg! hanya fiksi belaka