Klik bintang sebelum baca😉
"Ehem,," Suara tak asing langsung mengejutkan Geysa yang sudah terduduk di sofa ruang tengah. Cewek ini mulai panik,mungkinkah Abraham melihatnya tadi?
"Apaan sih," Ketus Geysa langsung melengos. Abraham malah ambil posisi duduk di sebelah Geysa.
"Baru pulang lo?" Abraham menatap Geysa lekat. Namun Geysa hanya menatapnya sekilas lalu kembali memalingkan wajahnya.
Anjir minimal gausah natap gue segitunya deh,,
"Ditanya jawab,bukan sok bisu." Abraham malah membuat Geysa berdecak,cewek itu mengerutkan keningnya menatap Abraham.
"Iyaaa,,gue baru pulang Abraham." Geysa akhirnya tersenyum lebar pasrah.
"Kenapa sampe malem? Sama siapa?" Abraham malah lanjut bertanya. Sontak mengundang tatapan sinis dari Geysa.
"Ehh sorry nih ya,urusan lo apaan tanya begituan? Enggak ada hubungannya sama-"
"Mama lo tadi telfon gue,nomor lo enggak bisa dihubungi. Dia tanya lo,dan lo?" Abraham menggantungkan ucapannya,ia menarik kedua alisnya masih menatap Geysa.
"Ckk,,gue tadi kerja kelompok sampe malem aja. Tugas gue banyak ihh,,emang Mama tanyain gue?"
"Katanya mau bicarain hal penting,karna enggak ada lo,gajadi."
"Sok penting," Geysa menggumam pelan.
"Bentar,itu yang lo pake jaket siapa?" Abraham tak sengaja menilik jaket jeans coklat yang tak asing buat cowok ini.
Gawat !!
Abraham enggak boleh tau kalo ini punya pacar gue,mati gue !
Gue gamau dengerin ceramah Mama kalo sampe tau ini. Apalagi Papa ! Gue gamau Papa potong uang bulanan gueee,,enggak bisa dibiarin !
"Em,,ee,,ini,,ini punya,,punya temen cewek gue,dipinjemin tadi pas mau pulang. Soalnya udaranya dingin. Ngapain juga lo kepo banget?" Geysa berusaha memasang wajah tenang. Ia harus berbohong demi mengamankan diri,memang sebelum pergi Anggun dan Gilang berpesan pada Geysa untuk tidak berpacaran,hanya fokus belajar. Namun pesan itu hanya dianggap angin lalu,baginya hidupnya adalah hidupnya. Ia bebas melakukan apapun,tidak untuk diatur orang lain.
"Enggak,cuma mirip sama kayak punya Abi." Tatapan cowok itu masih ragu.
"Abi siapa? Temen lo?"
"Bukan."
"Gue cuma mau bilang,jangan deket deket sama Abi. Dia cowok enggak bener,lo kudu hati hati." Peringat Abraham serius.
"Kenal aja enggak,ngapain juga bisa deket."
"Yaudah bagus kalo gitu."
"Sok peduli amat sih lo."
"Inget pesen Papa lo." Abraham kembali mengingatkan.
"Bodo amat gue." Ketus Geysa.
"Oiya,gue kesini mau pinjem setrika. Mama yang minta."
"Ya ambil sendiri,Bang." Geysa mengangkat alisnya berulang-ulang. "Tuh di meja setrika deket dapur." Geysa menunjukkan dengan dagunya.
Abraham hanya menatap Geysa sinis,lalu ia bangkit dengan malas mengambil setrika itu dan langsung pergi begitu saja.
*
Geysa makin mempercepat langkahnya,ia sekilas melirik arloji di tangannya. Sebentar lagi upacara akan dimulai,Raya hari ini tidak menjemputnya. Cewek ini menghela nafas lega saat baru sampai di gerbang sekolahnya. Upacara baru akan dimulai,Geysa akhirnya berjalan cepat menuju kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY YOU || END
Teen Fiction[REVISI] NOTE : Beberapa part masih amburadul, penulisan belum sesuai kaidah PUEBI. Dimaklumi dulu ya gess ------- Blurb : Hidup di tengah manusia tampan semacam Raya dan Abraham, itu sudah biasa. Tapi bagaimana jika dua makhluk eksotis itu adalah m...