2 - ADA APA SEBENARNYA

72 33 2
                                    

Jangan lupa kasih bintang 👌

Suara bel pintu mengagetkan Geysa saat dirinya sibuk sarapan sendirian di meja makan. Cewek ini menoleh,membuatnya risih sendiri. Ia berdecak lalu dengan langkah malas menuju pintu.

Baru membuka pintu Geysa langsung mendapati sosok cowok muka manis yang sudah tersenyum padanya. Jangan ditanya,Raya udah manis,kalo senyum ya,,gitu. Ancur hidup lo.

Cowok itu seperti biasa mengenakan jaket jeans coklat nya dan aroma parfum yang jelas membuat Geysa sukses lebih suka dekat-dekat dengannya.

Geysa mengangkat alis sambil berkacak pinggang. "Tumben,kok lo kesini?"

Senyum Raya musnah begitu saja,ia pikir kejutan kecil ini akan membuat Geysa senang. Kenapa justru sebaliknya?

"Kenapa? Emang enggak boleh,jemput pacar gue?" Raya sengaja menekankan kata 'pacar' sambil bersedekap dada.

"Ya,bukan gitu. Harusnya lo bilang dulu lah," Elak Geysa dengan helaan nafasnya. Cewek ini sesekali menoleh ke rumah Abraham,was-was.

"Oke,ini kejutan." Raya balik tersenyum.

"Gey?" Cowok ini memecah lamunan Geysa,ia akhirnya menatap Raya bingung. "I-iya?"

"Lo kenapa sih,gue perhatiin lo kayak yang gelisah dari tadi." Terus terang Raya.

"Ya,mentang-mentang gaada bonyok gue lo baru berani kesini Ray," Geysa tampak kecewa.

"Lo gasuka,gue kesini?"

Cewek ini berdecak,lantas menggaplok keningnya sendiri. "Yaudah yuk berangkat,buru !" Geysa menarik tangan Raya menuju gerbang. Beberapa langkah Geysa berhenti. "Eh,tas gue ketinggalan," Cewek ini kembali berlari kerumah dengan gerak kesal. Melihatnya Raya samar samar menaikkan sudut bibirnya.

Tiba di lampu merah,Raya membuat ulah lagi. Sasaran kali ini bukan pada orang biasa,namun kepada seorang anak kecil yang sebenarnya tidak berdosa. Motor Raya berhenti dibelakang motor seorang ibu-ibu yang membonceng anak usia paud.

"Dek,,Adek gemoy !" Raya membuka helm memandang anak kecil itu,alhasil cepat ia menoleh dengan masih memeluk ibunya.

"Auratnya keliatan,ditutup besok besok ya?" Raya jelas jelas mempermasalahkan pakaian anak itu yang memang modelannya pendek. Cowok itu tersenyum gemas,apalagi melihat anak itu semakin mengeratkan pelukannya pada sang ibu. Ia masih menatap lekat ke arah Raya.

"Apaan sih lo Ray,rok nya emang pendek. Liat,dia takut liat lo." Geysa menepuk pundak Raya rese. Beberapa perhatian orang disekitarnya saja sudah cukup membuat Geysa malu.

"Oh,gitu ya." Raya masih tersenyum jahil.

"Dek,,Adek gemoy !" Panggil Raya sekali lagi membuat anak itu melongo menatap nya.

"Boleh gak,Abang nyulik lo." Raya menyeringai dengan tatapan membola pada anak itu,alhasil sukses sudah kali ini Raya membuat anak orang menangis di jalan.

Geysa panik,lampu merah sudah berganti hijau. Ia masih jelas melihat anak itu menangis kencang sambil menunjuk tangannya ke arah Raya. Satu sisi Raya tergelak puas sambil kembali melaju.

Tuhan,ambil aku sekarang

"Coba deh,lo gausah banyak tingkah,banyak ulah,cari masalah," Geysa masih memasang wajah cemberut ketika sudah di parkiran sekolah. Ia sudah mengomeli Raya ketika baru turun dari motornya. Namun,cowok itu malah tersenyum seolah tak mengindahkan. Ia meletakkan telunjuknya di bibirnya sendiri sambil mengeluarkan suara mendesis.

"Ga seru,gue suka apa yang buat gue bahagia." Ujar Raya final.

"Ya tapi enggak juga lo buat orang kecewa kayak tadi Ray," Cekal Geysa masih sedikit kesal.

HEY YOU || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang