RUNTUH || 09

950 141 10
                                    

Andin tak sadar bahwa di sebelah kirinya ada sebuah truk melaju dengan kencang dan..

BBBRAKKKK..

" ANDIN!!!"

Truk itu menghantam tubuh Andin hingga terpental ke bahu jalan, darah bercucuran dari kepala dan hidungnya. Aldebaran berlari menghampiri Andin yang terkapar lemah di jalan.

" Din.. bangun Din.. " Aldebaran menggoyang-goyangkan tubuh Andin, namun tak ada hasil matanya masih saja tertutup.

Aldebaran menggendong Andin ala bridal style menuju rumah sakit.

---

*Rumah Sakit

Andin dibawa oleh 3 perawat pria dan 2 perawat perempuan serta Aldebaran yang mengikuti dari belakang menggunakan brankar menuju ruang UGD.

Saat dipertengahan jalan, Aldebaran berpapasan dengan Silvi.

" Al.." ucap Silvi

" Eh..Silvi.."

" Andin kenapa Al? "

" Maaf bapak tunggu di luar saja ya, biar kami yang tangani pasien "

" Sus, tolong istri saya " ucap Aldebaran

" Insyallah Pak, bapak bantu dengan doa ya, semoga istri bapak tidak ada luka parah " ucap Suster dan masuk ke dalam ruang UGD.

' Ya Allah, hamba tau hamba banyak dosa, tapi kali ini aja hamba mohon kepada engkau, selamatkan istri hamba, beri dia kesembuhan, Ya Allah ' batin Aldebaran

Setelah hampir 2 jam, Dokter akhirnya keluar dari ruang UGD.

" Dok, gimana keadaan istri saya Dok? " Tanya Aldebaran

" Istri anda masih dalam keadaan kritis, kami akan terus pantau keadaannya " ucap Dokter

Aldebaran tampak sedih mendengar ucapan Dokter. Kenapa dia sedih? Harusnya Ia senang dengan keadaan Andin, bukankah itu kemauannya.

" Saya boleh masuk Dok? " Tanya Aldebaran

" Silahkan pak " ucap Dokter

Tanpa pikir panjang Aldebaran langsung masuk ke dalam ruang UGD.

Di dalam Aldebaran begitu terpukul dengan keadaan Andin yang begitu lemah, dengan berbagai alat penopang hidup di tubuh nya.

" Hey, siapa yang suruh Lo tidur disini? Heumm.."

" Ayo bangun, tidur di apartemen gue "

" Cemen bgt Lo segitu aja udah nyerah, ayo bangun, Lo mau gue cinta kan sama Lo? Gue akan lakuin itu, tapi sekarang Lo harus bangun dulu, ayo Din.. bangun.." namun tak ada respon apa-apa dari Andin.

" Lo mau hukum gue dengan cara kayak gini? Lo mau pukul gue, mau marahin gue, ayo lakuin, tapi jangan begini ya " ucap Aldebaran dengan suara yang mulai terbata-bata. Ya, laki-laki itu menangis.

" Percuma kamu nangis-nangis kayak gitu " ucap seseorang dari belakang, siapa lagi kalo bukan Silvi.

Seketika tangis Aldebaran berhenti dan menengok ke belakang.

RUNTUH | selesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang