9. Teror

65 6 0
                                    

Dor!

"Aha! Selalu tepat sasaran. Jeon Jungkook si sniper dalam kelompok mafia" puji Jungkook pada dirinya sendiri

"Ayo, Saera" ajak Taehyung

"Kau tak apa?" cemas Taehyung menghampiri Saera saat melihat dia menutup mata dan telinganya

"Tidak, Taehyung. Aku tak bisa" rengek Saera

"Saera, saat kau mengambil keputusan, kau tak bisa menariknya lagi"

Taehyung menarik pinggang Saera dan berdiri beberapa meter didepan bidik sasaran yg dikaitkan dibeberapa pohon besar

"Pegang pistolmu dengan benar. Seperti ini"

"Begini?"

"Ya, bidik sasarannya dengan setengah mata tertutup. Pastikan saat kau menembak tanganmu takkan terikut getaran pistolnya"

"Huft, baiklah. Aku akan mencobanya"

"Tembak!"

Dor!

Peluru itu meleset sangat jauh. Bahkan mengenai pohon saja tidak. Saera berharap dia tak membunuh makhluk hidup dengan peluru itu

"Awal yang baik"

"Baik?" heran Saera sedikit tertawa

"Ya, dulu mantan Taehyung hyung bahkan pernah menembak bahuku. Dia meleset sangat jauh saat pertama kali haha"

Taehyung dan Jungkook tertawa terbahak bahak mengingat hal itu. Sampai mereka tak sadar kalau disana ada Saera yg benar benar terlihat canggung dengan situasi disana

"Ohh ekhem. Maaf, ayo lanjutkan" pinta Taehyung menunjuk bidik sasaran

Dor!

"Aku menyerah" kata Saera saat meletakkan pistol kesembarang arah setelah menembak dengan sasaran yg salah lagi

"Hey, hey. Kau tak bisa begini" ucap Taehyung mengejar Saera yg kembali masuk kedalam mansion

"Aku tak bisa Taehyung! Aku hanya karyawan hotel yg biasa memegang sapu dan kain pel. Kau tak bisa menggantinya dengan pistol!" bentak Saera

"Kenapa kau marah?"

"Ini bukan diriku! Kalian seakan menekankan aku untuk menjadi orang lain"

Saera berlari masuk kedalam kamar setelah membentak bentak Taehyung dan Jungkook. Dia sungguh tak ingin seperti itu. Itu bukan dirinya lagi

Tok tok

"Saera?"

"Tinggalkan aku sendiri, Taehyung"

"Aku hanya ingin bicara"

"Aku ingin sendiri"

"Kau baik baik saja?"

"Pergilah, kau mengganggu tidur siangku"

Taehyung beranjak dari sana dan turun menuju sofa yg diduduki Jungkook sekarang.

"Kenapa Saera marah? Apa karena aku menyinggung mantanmu, hyung?"

"Tidak. Dia bukan orang yg berpikiran sempit"

"Lalu kenapa dia marah?"

"Jika dilihat, tadi benar benar bukan dirinya. Dia seakan jadi orang lain, dia tertekan"

"Apa aku terlalu menekannya?"

"Tidak. Akulah yg menekannya, aku tau kelemahannya saat kau bilang kalau dia bisa melindungiku juga jika dia bisa menembak, aku memanfaatkan hal itu"

"Hyung, kau seperti pria jahat"

"Itu untuk kebaikannya, aku tak bisa selalu melindunginya"

"Benar juga"

"Permisi" sopan seorang pria dari luar

"Siapa kau?" sinis Jungkook

"Saya mengantar paket. Apa benar disini rumah Ny. Kim?"

"Benar, kenapa kau bisa sampai sini?" kali ini Taehyung yg sinis

"Saya kira tak ada rumah dihutan ini. Ada paket untuk Ny. Kim"

"Dari siapa?" tanya Saera saat dia ikut turun dari tangga

"Disini hanya ada nama penerimanya"

"Baiklah. Biar saya tanda tangani"

Saera menandatangani sebuah surat lalu pengantar paket itu pergi dari sana

"Arghhh!" teriak Saera melihat isi kotak paket itu

"Kenapa?" cemas Taehyung yg langsung dipeluk Saera

"I-itu"

Bagaimana lehermu, Park Saera?

Itu kalimat yg tertulis pada kertas genggaman boneka yg kepalanya sudah putus. Tulisan itu ditulis oleh darah, sangat menyeramkan

"Aku akan kembali dengan permainan yg lebih baik, Park Saera. Ahh, haruskah kusebut kau Ny. Kim?"

Rekaman yg terputar dari dalam boneka menyeramkan itu justru lebih membuat Saera takut sampai gemetaran sembari meremas lengan Taehyung yg memeluknya

"Jungkook, kejar pria itu"

Jungkook mengikuti perintah hyungnya lalu berlari masuk kedalam hutan dengan pistol yg dipegangnya dilengan kanan.

Dia menemukan motor sang pembawa paket tergelatak didekat pohon. Melihat itu, dia berjalan pelan hendak mencari cari pria tadi

"Huft" helaan nafas Jungkook terdengar saat menemukan pria itu sudah mati dengan peluru tertancap didada kanannya

"Aish!" geram Jungkook lalu setelahnya berlari kembali menuju mansion

"Shh tenanglah. Itu hanya rekaman. Orang dibalik semua ini tak berani menunjukkan dirinya yg sebenarnya" kalimat itulah yg didengar Jungkook sebelum dia masuk

"Jungkook? Bagaimana?"

Jungkook menggeleng. "Dia sudah dibunuh"

"Kubilang kejar bukan bunuh!"

"Dia dibunuh orang lain, hyung"

"S-sudah kubilang waktu itu seseorang mendatangiku dimobil saat kau mencari penembak yg menembakku tapi kau bilang kau sudah membersihkan area itu" tangis Saera

"Maafkan aku. Tenanglah"

"Bagaimana aku bisa tenang. Ini tentang keselamatan kalian juga"

"Huft. Jungkook, hubungi Homin"

"Homin?" heran mereka berdua

"Saera, Homin itu mafia, sama sepertiku"

"M-mafia? Lalu selama ini aku hidup ditengah tengah mafia tanpa ku tau? Kenapa kalian menyembunyikan ini dariku?!" kesal Saera melepaskan pelukan Taehyung

"Aku tak mau kau meninggalkanku saat kau tau semuanya"

"Aku tak menyangka kalau suamiku adalah orang yg cukup egois" dingin Saera yg naik ke lantai 2 setelah menghapus air matanya

"Jadi bagaimana? Apa kau masih mau aku menghubungi Homin, hyung?"

"Ya, hubungi dia"

My Mafia Guy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang